Polusi Udara : Pencemaran, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi

Polusi udara adalah pencemaran pelepasan polutan ke udara yang membuat lingkungan menjadi rusak dan dapat membahayakan mahluk hidup di sekitarnya. Dikutip dari WHO pada tahun 2016 Polusi Udara di Indonesia sudah terjadi di kota kota besar seperti Kota Bandung dan Jakarta, fakor utama yang memicu buruknya kualitas udara di suatu wilayah yaitu Emisi dari transportasi kendaraan serta berkurangnya lahan hijau yang dialih fungsikan sebagai fasilitas lain. Di Jakarta sendiri Polusi Udara akan tampak pada saat jam berangkat dan pulang kerja dimana masyarakat sedang sangat aktif menggunakan kendaraan.

Cek Kualitas Udara di Indonesia : iku.menlhk.go.id

Daftar Isi Polusi Udara :

Polusi udara juga dapat didefinisikan sebagai adanya bahan kimia beracun dan berbahaya atau suatu senyawa (termasuk biologis) di udara, pada tingkat yang menimbulkan risiko pada kesehatan mahluk hidup. Dalam arti yang lebih luas, polusi udara berarti adanya bahan kimia atau senyawa di udara menurunkan kualitas udara atau menyebabkan perubahan yang merusak terhadap kualitas hidup (seperti penyebab kerusakan lapisan ozon atau menyebabkan pemanasan global).

Polusi udara merupakan masalah lingkungan paling serius yang dihadapi manusia pada saat ini. Paling sering, itu disebabkan oleh kegiatan manusia seperti pertambangan, transportasi, pekerjaan industri, peleburan, konstruksi, dll. Tidak hanya yang disebabkan oleh manusia, proses alami seperti letusan gunung berapi dan kebakaran hutan juga dapat mencemari udara, tetapi kejadiannya jarang terjadi dan biasanya hanya memiliki efek lokal, tidak seperti aktivitas polusi udara yang disebabkan kegiatan manusia yaitu penyebab polusi udara Global yang berkontribusi terhadap kerusakan kualitas udara di Bumi.

Sumber Polusi

Polutan Udara (Zat Polusi Udara)

CO (Karbon Monoksida)

Karbon Monoksida adalah gas yang tak berasa, berbau dan bewarna memiliki rumus kimia CO. Karbon monoksida merupakan polutan yang dikenal, hampir ditemukan di seluruh kota kota besar di dunia. Sumber utamanya disebabkan karena proses pembakaran bahan bakar (minyak, solar, bensin, kayu, arang dll.). Tentunya kegiatan manusia seperti yang dihasilkan pembakaran tidak sempurna dari transportasi kendaraan menyumbangkan banyak dari gas CO yang mencemari lingkungan sekitar. Pada dasarnya karbon monoksida sudah ada sejak lama di atmosfer bumi dikarenakan aktifitas Gunung Berapi.

Efek yang disebabkan oleh gas karbon monoksida tergantung pada seberapa banyak kadar gas yang terpapar. Beberapa efek yang sering disebabkan dikarenakan paparan dari gas karbon monoksida yaitu Kebingungan, gangguan keseimbangan tubuh, pingsan (Hilang kesadaran), Mual dan muntah, Sakit kepala, Sesak napas, Kerusakan pada sistem saraf dll.

CO2 (Karbon Dioksida)

Karbon dioksida adalah senyawa alami yang terdapat di atmosfer bumi, dan tanah dll. Karbon dioksida berkontribusi terhadap pemanasan global, yang tentunya sangat berbahaya bagi kelangsungan mahluk hidup. Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang muncul secara alami pada fenomena letusan gunung berapi dan juga bersumber dari kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar.

Karbon dioksida bisa sangat beracun bagi manusia ketika terhirup atau bersentuhan langsung, terutama di ruang tertutup. Paparan yang disebabkan dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, seperti Kontraksi otot, Sesak napas, Sakit kepala, Pusing, Pingsan (Kehilangan Kesadaran), Tekanan darah tinggi dll

SOx (Sulfur Oksida)

Sulfur Oksida adalah suatu Gas yang tidak bewarna tetapi memiliki bau yang sangat mudah larut dalam air. Sulfur oksida dapat berupa beberapa senyawa yang dibentuk oleh sulfur dan oksigen. Yang paling umum adalah sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3). Sulfur dioksida adalah gas yang sangat beracun yang dapat terjadi secara alami maupun antropogenik; tidak berwarna dan berbau. Sulfur trioksida juga sangat beracun, sangat korosif dan reaktif.

SO2 serta gas Oksida Sulfur yang lain berasal dari proses pembakaran pada suatu bahan bakar fosil yang memiliki kandungan sulfur didalamnya. Sulfur dioksida yaitu polutan yang umum ditemukan pada sebagian besar negara, yang berasal dari pabrik pengolahan industri (semen, logam, batu bara, tembaga, pembangkit listrik, minyak, kayu, dll.)

NOx (Nitrogen Oksida)

NOx atau Nitrogen oksida adalah suatu senyawa gas yang terdapat pada atmosfer bumi yang sebagian besar berupa Nitrogen dioksida (NO2) dan nitrit oksida (NO) serta berbagai jenis gas oksida dalam kadar yang lebih sedikit. Kedua macam jenis gas tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya juga sangat berbahaya bagi mahluk hidup. Gas NO yang telah mencemari udara secara visual akan sulit diamati, itu karena gas tersebut tidak berbau dan tidak bewarna. Sedangkan gas NO2 jika mencemari udara sekitar akan lebih mudah diamati dari warnanya merah kecoklatan dan baunya yang tercium sangat menyengat .

Nitrogen oksida mencemari udara melalui pembuangan mobil, pembangkit listrik, pembakaran berbagai bahan bakar, merokok, elektroplating, pengelasan dll. Ketika dikombinasikan dengan senyawa organik yang mudah menguap, nitrogen oksida membentuk kabut asap. Sedangkan ketika dikombinasikan dengan sulfur dioksida, maka akan membentuk hujan asam. Sifat Racun (toksisitas) pada gas NO2 empat kali jauh lebih kuat dari pada racun toksisitas yang terdapat di gas NO. Organ tubuh manusia yang paling peka pada pencemaran gas NO2 yaitu paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi disebabkan oleh gas NO2 akan membengkak sehingga penderita mengalami susah bernafas yang dapat berakibat pada kematiannya.

NH3 (Amonia)

Amonia adalah senyawa alami yang juga dapat diproduksi merupakan gas yang memiliki aroma bau sangat menyengat serta mudah mencair. Sumber amonia adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah industri dan domestik.

Tingkat amonia yang tinggi dapat beresiko sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Efek toksik yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia yaitu iritasi Mata, kulit, tenggorokan, Batuk, Sesak napas, Sakit kepala, Mual dan muntah, Radang tenggorokan, Sakit dada, Asma, Meningkatnya tekanan darah, Sakit perut, Kebutaan.

Hg (Merkuri)

Merkuri diketahui sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dalam bentuk apapun, suatu neurotoxin kuat yang dapat terjadi secara alami atau dilepaskan dari pembangkit listrik dan banyak sumber lain yang tersebar di tanah, udara dan air. Sementara merkuri sangat beracun ketika berada di dalam air dan tanah, itu akan jauh lebih berbahaya ketika dalam bentuk gas. Efek racun dari gas yang mengandung merkuri yaitu Masalah perkembangan, Masalah reproduktif, Disfungsi tiroid, Disfungsi ginjal, Masalah neuropsikologis.

Materi Partikulat

Materi partikulat adalah nama generik digunakan untuk partikel yang ada di udara di sekitar kita. Beberapa partikel berukuran mikroskopis, dan yang lain cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang. Beberapa tidak berbahaya dan yang lain sangat beracun.

Konsentrasi partikel halus yang tinggi dapat terakumulasi di paru-paru atau di sepanjang saluran pernapasan dan berbahaya bagi manusia serta hewan. Semakin lama paparan dan semakin tinggi jumlah partikel, semakin serius efeknya. Beberapa efek yang disebabkan dari Materi partikulat yaitu batuk, sesak napas, iritasi pada saluran pernapasan, suara serak, disfungsi paru-paru, bronkitis kronis, dan kanker paru-paru.

Penyebab Pencemaran / Polusi Udara

Dalam kebanyakan kasus, polutan udara tidak dapat dilihat atau dibaui. Namun, itu tidak berarti bahwa Polutan Udara tidak ada dalam jumlah yang cukup tinggi untuk menjadi bahaya kesehatan. Selain itu, sejumlah gas terkait dengan apa yang disebut “efek rumah kaca”, yang berarti bahwa gas-gas tersebut mempertahankan lebih banyak panas dan dengan demikian berkontribusi terhadap pemanasan global secara keseluruhan. Contoh paling umum dari gas rumah kaca adalah karbon dioksida, yang bersumber dan dipancarkan dari banyak proses industri. Contoh lain adalah metana, yang juga merupakan gas eksplosif.

Polusi udara dapat disebabkan oleh berbagai proses, baik alami atau antropogenik (buatan manusia). Beberapa dari Polutan Udara berefek sangat jelas di udara; dan jenis pollutan yang lain terkadang sulit didiketahui manusia kecuali dengan melakukan tes khusus, atau sampai ada korban akibat efeknya seperti Contoh Polutan Udara Alami Mematikan pada kasus Gas beracun di Dieng Banjarnegara, Jawa Tengah terjadi pada 20 Februari 1979 yang disebabkan oleh meletusnya Kawah Sinila dan berakibat 49 orang tewas.

Penyebab Alami Polusi Udara
  • Aktivitas Gunung Berapi – letusan gunung berapi mengeluarkan serangkaian gas beracun (termasuk sulfur dan klorin) serta partikel (partikel abu) tetapi biasanya terbatas hanya pada wilayah yang dekat dengan lokasi.
  • Angin dan arus udara – dapat memobilisasi polutan yang terdapat pada tanah dan mengangkutnya di area yang luas;
  • Kebakaran Hutan – karbon monoksida, juga partikel lainnya yang terbawa ke atmosfer (mengandung kontaminan organik seperti PAH); dapat mempengaruhi area yang signifikan.
  • Proses Pembusukan Mikroba – mikroorganisme yang ada di lingkungan apa pun memiliki peran besar dalam proses peluruhan alami organisme hidup serta kontaminan lingkungan; kegiatan ini menghasilkan pelepasan gas alam terutama gas metana.
  • Proses Peluruhan Radioaktif – misalnya, gas radon dipancarkan karena proses pelapukan alami dari kerak Bumi yang memiliki potensi untuk terakumulasi dalam ruang tertutup seperti ruang bawah tanah.
  • Peningkatan Suhu – berkontribusi pada peningkatan jumlah kontaminan yang menguap dari tanah dan air yang tercemar ke udara.
Penyebab Anthropogenic (Polusi Buatan Manusia)
  • Penambangan dan Peleburan – memancarkan ke udara berbagai logam teradsorpsi pada partikel yang tersuspensi di udara karena menghancurkan dan pada saat memproses deposit mineral.
  • Pembuangan tailing tambang – karena sifat partikulat halus mereka (yang dihasilkan setelah menghancurkan dan memproses bijih mineral) merupakan sumber logam pada udara ambien yang dapat disebarkan oleh angin di atas area yang luas.
  • Kegiatan Pengecoran Logam – Pancaran ke udara dari berbagai logam yang diserap pada partikel yang tersuspensi di udara karena pengolahan bahan baku logam (termasuk penggunaan tungku).
  • Berbagai proses industri dapat memancarkan kontaminan organik dan anorganik melalui tumpahan yang tidak disengaja dan kebocoran bahan kimia yang tersimpan dan penyimpanan bahan kimia – terutama bahan kimia anorganik yang mudah menguap.
  • Transportasi – menyebabkan serangkaian pencemar udara (gas – termasuk karbon monoksida, sulfur oksida, dan nitrogen oksida – dan materi partikulat) melalui gas knalpot karena pembakaran internal berbagai bahan bakar (biasanya gas seperti oksida karbon, sulfur, nitrogen, serta bahan kimia organik sebagai PAH)
  • Kegiatan Konstruksi dan Demolisi – mencemari udara dengan berbagai bahan konstruksi. khususnya yaitu pada pembongkaran bangunan tua yang mungkin berisi serangkaian bahan kimia terlarang seperti PCB, PBDE, asbestos.
  • Pembangkit Listrik Batubara – saat membakar batu bara ini dapat mengeluarkan serangkaian gas serta partikel dengan logam (seperti As, Pb, Hg) dan senyawa organik (terutama PAHPolycyclic Aromatic Hydrocarbon).
  • Pemanasan pada Bangunan – memancarkan serangkaian gas dan materi partikulat.
  • Insinerasi (Pembakaran) limbah – tergantung pada komposisi limbah, berbagai gas beracun, dan partikel yang dipancarkan ke atmosfer.
Baca Juga : Polusi Tanah : Penyebab, Dampak Dan Contoh Solusi
  • Pembuangan sampah – biasanya menghasilkan metana karena intensifikasi aktivitas pembusukan mikroba alami di area pembuangan.
  • Pertanian – mencemari udara biasanya melalui emisi gas amoniak dan aplikasi pestisida / herbisida / insektisida yang mengandung senyawa organik mudah menguap beracun.
  • Kontrol pembakaran dalam pengelolaan hutan dan Perkebunan – termasuk pembakaran terkontrol yang akan mengeluarkan gas dan partikel (mirip dengan kebakaran hutan yang dijelaskan di atas)
  • Kegiatan militer – dapat memperkenalkan gas beracun melalui praktik dan pelatihan.
  • Merokok – memancarkan serangkaian bahan kimia beracun termasuk serangkaian bahan kimia organik dan anorganik, beberapa di antaranya bersifat karsinogenik.
  • Penyimpanan dan penggunaan produk rumah tangga seperti cat, semprotan, pernis, dll yang mengandung pelarut organik yang menguap di udara (maka dapat dirasakan bau yang kita semua rasakan saat menggunakannya).
  • Pakaian yang dicuci dan dijemur kering – dapat menyimpan dan mengeluarkan di atmosfer sejumlah kecil pelarut terklorinasi (seperti PCE) yang telah digunakan oleh pembersih kering; ini akhirnya bisa menciptakan risiko kesehatan jika pakaian yang dikembalikan dari pembersih kering disimpan di ruang tertutup tertutup.

Dampak Efek Polusi Udara

Polusi udara memiliki efek serius pada kesehatan manusia. Tergantung pada tingkat paparan dan jenis polutan yang dihirup, efek ini dapat bervariasi, mulai dari gejala sederhana seperti batuk dan iritasi saluran pernapasan hingga kondisi akut seperti asma dan penyakit paru-paru kronis.

Masalah kulit dan iritasi dapat berkembang karena paparan yang terlalu lama terhadap beberapa polutan udara, dan berbagai bentuk kanker dapat berkembang setelah menghirup kontaminan kimia di udara. Oleh karena itu kita tidak bisa menganggap sepele dan mengabaikan potensi penyakit yang disebabkan oleh polusi udara.

Kesehatan fisik dan psikologis kita dipengaruhi secara berbeda oleh jenis polusi udara yang kita hadapi. Ada banyak organ dan fungsi tubuh yang dapat dirugikan, berikut adalah efek akibat dari polusi udara.

Dampak pada kesehatan manusia

  • Penyakit pernapasan
  • Kerusakan kardiovaskular
  • Kelelahan, sakit kepala dan kecemasan
  • Iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan
  • Kerusakan pada organ reproduksi
  • Bahaya pada hati, limpa dan darah
  • Kerusakan sistem saraf.
  • Kematian

Dampak lain (Pada Lingkungan Sekitar)

  • Penyebab global warming (Pemanasan Global)
  • Memperburuk kualitas udara
  • Merusak Ekosistem yang berbahaya bagi kelangsungan hidup
  • Hewan dan Tumbuhan yang terpengaruhi

Populasi perkotaan lebih terpapar untuk menderita efek polusi udara dan, dalam konteks ini, orang yang sudah sakit sangat rentan, seperti juga anak-anak dan Lansia orang tua lanjut usia.

Polutan udara yang memiliki efek negatif yang serius pada kesehatan manusia dapat diklasifikasikan sebagai beracun dan tidak beracun.

Polutan Beracun

Karsinogenik
Asbes, PCE, TCE, vinil klorida (VC), benzena, PAH (seperti benzo [a] pyrene), ethylene dibromide (EDB), ethylene dichloride (EDC), PCBc, As, Cd, Ni, Cr, beberapa senyawa Hg , oksida arsenik, beberapa nitrat, pestisida / insektisida / herbisida, radon;

Tidak Karsinogenik
Timbal, karbon monoksida, amonia, aseton

Polutan Tidak Beracun

Polutan-polutan ini mungkin  tidak begitu bahaya dalam kadar yang kecil tetapi akan berbahaya jika terpapar pada manusia. oleh karena itu polutan ini masih tidak aman dalam jumlah dan / atau konteks tertentu.

Non-bahan peledak:
Karbon dioksida

Bahan peledak:
Metana

Polusi udara memang bisa secara  alami terjadi karena alam sekitar tetapi polusi yang disebabkan oleh manusia bisa berakibat sangat fatal bagi masa mendatang. Untuk sekarang ini mungkin masih sedikit efek dari polutan udara yang sudah bisa dirasakan oleh manusia tetapi jika tidak segera dicarikan solusi untuk menanggulangi dan mengurangi Pencemaran udara tentunya hal tersebut tidak akan baik di masa mendatang.