Halo semua, kembali lagi di Jagad.id. Seperti yang sudah Anda lihat, pada kesempatan kali ini kita akan menguraikan penjelasan mengenai istilah peristiwa alam, yaitu erosi. Diharapkan, dengan informasi yang kami hadirkan ini dapat memberikan pemahaman mengenai istilah penting dalam cabang ilmu geografi. Langsung saja, mari kita simak uraian selengkapnya di bawah ini.
Mungkin bagi Anda yang sudah duduk di bangku SMP sudah tidak asing lagi mendengar kata “Erosi”. Namun tidak sedikit pula, mereka yang sudah akrab dengan kata erosi belum mengenal apa itu erosi secara ilmiah. Menurut para ahli Erosi adalah suatu proses pengikisan yang terjadi pada sebuah, tanah, padatan, seperti batuan, dan macam jenis padatan lainnya.
A. Pengertian Erosi
Secara ilmiah Definisi atau Pengertian Erosi adalah sebuah peristiwa, dimana beragam objek bumi seperti tanah, bebatuan, dan objek objek lainnya mengalami pengikisan, baik itu disebabkan oleh air, angin, es, maupun hujan. Terjadinya pengikisan atau erosi ini juga tidak terlepas dari beberapa pengaruh lainnya seperti: gravitasi ataupun akibat aktivitas makhluk hidup (dalam hal ini hewan). Untuk pengikisan atau erosi yang didominasi oleh faktor makhluk hidup (hewan) dikenal dengan istilah bio-erosi.
Peristiwa erosi berbeda dengan pelapukan fisika yang disebabkan oleh faktor cuaca. Sebab peristiwa pelapukan fisika merupakan sebuah aktivitas pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim, bukan dikarenakan faktor air, angin, es, atau pun hujan. Bila ditinjau lebih mendalam, peristiwa erosi atau pengikisan objek objek alam adalah sebuah aktivitas alami bumi yang sulit untuk dihindari. Hanya saja, erosi yang terjadi saat ini menjadi lebih parah, disebakan buruknya aktivitas manusia dalam mengolah ataupun memberdayakan alam bumi saat ini, seperti : pertambangan yang tidak memperhatikan kondisi alam, penebangan hutan tanpa diiringi reboisasi, pembangunan beragam infrastrukur yang tidak memperhatikan aspek aspek kelestarian alam dan lain lain.
Area tanah yang dipergunakan untuk menghasilkan beragam tanaman pertanian, umumnya akan mengalami pengikisan atau erosi yang jauh lebih parah dibandingkan dengan tanah yang ditumbuhi vegetasi secara alami (bukan dari hasil pertanian). Oleh karenanya, kita sering mendapati bahwa ketika sebuah lahan perhutanan diubah menjadi lahan pertanian, kerap mengalami peristiwa erosi yang jauh lebih besar. Hal ini terjadi, dikarenakan struktur akar tanaman pertanian jauh lebih lemah dalam mengikat tanah dibandingkan dengan struktur akar tanaman yang merupakan wilayah perhutanan. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, terjadinya erosi pada objek objek alam pun dapat diminimalisir, seperti penggunaan teknik terrace-building, reboisasi yang terstruktur, atau praktik konservasi ladang.
B. Faktor Penyebab Erosi
Erosi yaitu proses pengikisan pada lapisan tanah dan juga batuan yang dikarenakan oleh banyak faktor. Karena banyak faktor penyebab erosi ini, maka erosi dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenisnya, diantaranya adalah erosi air, erosi es, erosi angin, dan erosi yang dikarenakan gelombang laut. Faktor- faktor sumber penyebab terjadinya erosi dibedakan menjadi 2 macam yaitu faktor alamiah dan juga faktor campur tangan manusia (non alami). Faktor alamiah penyebab erosi adalah faktor yang sudah ada pada alam atau karena kejadian alam, sedangkan faktor non alami terjadi karena adanya campur tangan oleh manusia. Berikut ini merupakan rincian materi penjelasan lengkap faktor faktor penyebab terjadinya erosi alamiah dan non alami..
1. Kondisi Tanah
Banyak hal yang juga termasuk dalam kondisi tanah yaitu mulai dari tekstur, struktur tanah, dan banyaknya bahan organik yang terkandung dalam tanah serta juga daya serap suatu tanah dalam wilayah tertentu terhadap air. Tanah yang memiliki tekstur butiran halus merupakan jenis tanah yang paling rawan dan sering terjadi erosi. Hal ini disebabkan tanah butiran halus tidak menetap serta mudah hancur saat terkena air hujan atau aliran air. Jenis tanah dengan kandungan bahan organik yang sedikit dan kedap air juga akan mudah mengalami erosi. Tanah yang memiliki truktur gumpalan ataupun membulat akan lebih tahan dengan ancaman erosi karena dapat menyerap air lebih banyak dan juga mampu mengurangi aliran permukaan. Jenis tanah dengan kemampuan menyerap yang cukup baik serta mengandung bahan organik dengan jumlah banyak juga akan lebih tahan terhadap erosi.
2. Vegetasi
Vegetasi juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya erosi. Pengertian vegetasi yaitu tumbuhan atau pepohonan yang menutupi area tanah pada suatu daerah tertentu. Pohon-pohon ini akan menghalangi air hujan yang akibatnya air tidak secara langsung jatuh di tanah. Selain itu pohon yang terdapat di hutan juga mampu membantu tanah untuk menyerap air hujan serta mengurangi aliran air yang terdapat di permukaan tanah. Jika tumbuh tumbuhan terutama pohon yang terdapat di sekitar aliran sungai ditebangi maka wilayah tersebut akan lebih mudah terkena erosi tanah.
3. Air
Air menjadi bagian utama dari salah satu faktor penyebab erosi. Sebagai contoh air sungai merupakan aliran air yang dikatahui bergerak dalam jumlah sangat banyak. Aliran air yang satu ini akan mengangkat partikel- partikel yang berada di tanah sehingga akan terbawa menuju tempat dimana aliran sungai itu bermuara. Jika pada aliran air sungai sangat kuat atau deras terutama saat sedang terjadi banjir bandang, maka semakin banyak tanah di sekitar sungai tersebut akan mengalami erosi.
Baca Juga : Siklus Air – Jenis Jenis dan Tahapan Proses (Gambar HD)
4. Topografi
Faktor penyebab erosi berikutnya merupakan topografi. Topografi pada suatu wilayah berpengaruh dengan jumlah tanah yang akan terkikis karena air. Tanah yang terletak pada daerah lereng yang curam akan sangat peka dengan erosi. Sebuah lereng yang panjang mampu membuat air mengalir dengan sangat deras dalam jumlah yang cukup banyak. Aliran air pada lereng yang panjang tersebut mampu mengikis dan mengangkut tanah tersebut ke daerah yang lebih rendah. Di sisi lain, wilayah dengan topografi yang landai tentunya akan lebih tahan terhadap erosi tanah, namun masalah lainnya yaitu daerah tersebut akan mengalami ancaman berupa genangan air.
5. Iklim
Mungkin banyak dari kita belum mengetahui bahwa iklim juga merupakan factor penyebab terjadinya erosi karena berhubungan dengan intensitas hujan. Hujan juga memiliki pengaruh cukup besar pada proses terjadinya erosi tanah. Wilayah dengan intensitas hujan yang cukup tinggi akan sangat rawan terjadi erosi tanah. Kebalikannya, tanah yang terdapat di wilayah dengan kondisi intensitas hujan yang rendah akan lebih aman dari erosi.
Perubahan pada iklim global atau yang lebih sering disebut dengan fenomena pemanasan global menyebabkan meningkatnya suhu bumi yang berakibat mencairnya es di kutub. Karena ketika es di kutub mengalami pencairan secara signifikan maka dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut yang akan menggerus daratan rendah seperti pada area pantai. Fenomena ini lah yang akan menyebabkan terjadinya erosi di wilayah pantai.
6. Angin
Faktor alami penyebab erosi selanjutnya yaitu angin. Faktor jenis ini hanya berlaku pada daerah dengan tekstur tanah yang berpasir, misalnya di wilayah gurun dan pantai. Walaupun seringkali tidak disadari, sebenarnnya angin laut dapat mengangkat beberapa partikel- partikel tanah secara pelan dan perlahan- lahan menuju ke daerah yang lain. Erosi yang dikarenakan faktor angin ini sering disebut dengan istilah deflasi. Deflasi terjadi saat kekuatan angin sangat besar untuk memindahkan partikel- partikel tanah ke daerah lainnya.
7. Gelombang Laut
Gelombang laut adalah salah satu faktor alami penyebab erosi yang terdapat di pantai atau lebih dikenal dengan abrasi pantai. Gelombang air laut berpengaruh ketika ombak yang sangat besar datang dari arah laut selanjutnya menggempur pasir yang terdapat di pantai. Ketika kejadian tersebut terjadi begitu saja, maka kondisi ini dapat menyebabkan erosi pantai. Erosi yang disebabkan oleh gelombang laut sebenarnya dapat dicegah dengan cara menanam pohon bakau, melestarikan terumbu karang, melestarikan hutan mangrove dan mengurangi aktifitas penambangan pasir.
8. Gletser
Erosi eksarasi merupakan jenis erosi yang disebabkan oleh adanya faktor gletser. Sebagaimana yang telah diketahui, gletser merupakan es yang mencair. Tekanan yang sangat besar dapat terjadi saat bongkahan es besar mencair. Tekanan inilah yang mampu menyebabkan terjadinya erosi, terutama berdampak pada setiap hal yang dilalui oleh lelehan es tersebut. Karena erosi ini disebabkan oleh es yang mengalami pencairan maka erosi eksarasi hanya terjadi di wilayah yang bersalju serta memiliki bukit- bukit berupa bongkahan es.
9. Faktor Aktifitas Manusia
Penyebab terjadinya erosi juga bisa dikarenakan oleh manusia, yang sering disebut dengan factor non alami. Diketahui manusia ternyata berperan dalam mempercepat terjadinya laju erosi. Sebelumnya yang perlu diketahui bahawa tidak semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia dapat berefek terjadi percepatan laju erosi. Hanya beberapa kegiatan manusia yang dapat menekan dan mempercepat laju erosi diantaranya yaitu kegiatan pertambangan serta ekspliotasi hutan secara berlebihan. Pertambangan yang melibatkan aktifitas pengerukan tanah akan mampu mengubah kontur pada tanah sehingga tanah akan lebih cepat mengalami erosi.
Manusia sering menggunakan hutan menjadi lahan pertanian untuk kepentingan ekonomi dan membangun suatu infrastruktur tanpa terlebih dulu melakukan analisis dampak terhadap kondisi lingkungan kedepannya. Kondisi ini lah yang dapat membuat laju erosi tanah akan semakin cepat. Walaupun demikian, manusia yang diketahui sebagai makhluk tercerdas di muka bumi seharusnya juga bisa berperan untuk memperbaiki serta menjaga lingkungan tempat hidupnya. Salah satu solusi kegiatan yang dapat menghambat terjadinya erosi yakni penghijauan atau penanaman kembali hutan yang telah gundul dan bertanggungjawab dengan benar pada aktifitas yang sudah dilakukannya.
C. Macam Jenis Erosi
Erosi sederhananya disebabkan karena adanya transportasi yang terjadi pada air, hambusan angin, pencairan es, aktivitas atau kegiatan makhluk hidup yang mempengaruhi lingkungan serta karena adanya pengaruh gravitasi bumi. Sebagai suatu fenomena alam yang secara alami terjadi, dalam sudut pandang yang lain erosi alamiah merupakan sebuah proses yang pada dasarnya menguntungkan. Dengan terjadinya proses erosi ini, keseimbangan serta proses alam selanjutnya mungkin bisa terjadi lebih baik.
Sayangnya, factor yang disebabkan tindakan manusia dapat memperparah intensitas erosi yang akhirnya dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Berkurangnya degradasi lahan, menurunnya kemampuan daya serap tana pada air, bahkan bisa berakibat timbulnya bencana alam yang merugikan kehidupan. Berdasarkan penyebabnya, maka erosi dapat terbagi menjadi beberapa macam jenis, antara lain yaitu:
1. Ablasi
Ablasi atau yang lebih tepatnya dalam bahasa inggris dikenal sebagai Streambank erosion merupakan pengikisan tanah oleh karena arus air, bisa dikatakan erosi yang terjadi tepatnya tanah di area sekitar aliran badan air. Terjadinya fenomena Ablasi ini sebagian besar dikarenakan adanya pergerakan air yang cukup kuat. Baik cepat atau lambatnya proses erosi jenis yang satu ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagai contoh banyaknya volume air dan juga jenis pasir yang diangkut serta kecepatan arus air yang mengangkut merupakan faktor penentu yang cukup signifikan. Proses pengikisan ini disebabkan oleh aliran air pada bagian sisi sungai ataupun di permukaan sungai yang secara terus menerus terjadi, hal ini kemudian menimbulkan dampak terjadinya erosi. Contoh dampak yang bisa dilihat dari fenomena ini misalnya terbentuknya jurang lembah, dan juga ngarai. Jika adi jabarkan maka tahapan proses terjadinya erosi jenis ini dapat dilihat melalui 4 point dibawah ini :
- Erosi percik adalah kondisi jatuhnya air hujan yang akan mulai mengikis permukaan tanah.
- Erosi lembar terjadi saat tanah bagian atas atau permukaan terkikis sehingga tingkat kesuburannya untuk ditanami mulai berkurang.
- Erosi alur terjadi saat kikisan tanah sebelumnya mulai membentuk secara alami sebuah alur sebagai tempat dimana mengalirnya air.
- Erosi parit merupakan kondisi saat terbentuknya parit/lembah yang disebabkan oleh kikisan dari arus/aliran air secara terus menerus.
2. Abrasi
Jenis erosi selanjutnya dikanal sebagai abrasi yang umumnya sering terjadi di area pesisir atau di wilayah sekitar laut. Pada erosi jenis ini yaitu abrasi maksudnya adalah pengikisan yang terjadi dikarenakan aktivitas gelombang laut yang besar. Sumber penyebabnya juga bisa dikarenakan es di kutub yang mencair kemudian akan mengakibatkan air laut mengalami kenaikan volume pada permukaannya. Fenomen ini kemudian bisa mengakibatkan daerah yang memiliki permukaan lebih rendah kemudian akan mengalami pengikisan. Sama halnya seperti ablasi, abrasi juga dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya yaitu cepat ataupun lambatnya suatu gelombang dari air laut serta seberapa besar kecilnya gelombang air laut itu sendiri.
3. Eksarasi
Erosi jenis yang selanjutnya merupakan pengikisan yang diakibatkan oleh gerakan dari lapisan es dan juga disebabkan karena adanya es yang mencair. Karena hal ini lah erosi eksharasi juga dikenal sebagai erosi es atau gletser. Dampak dari erosi gletser yaitu timbulnya bentang alam yang dikenal dengan fyord, maksudnya suatu daerah pantai yang lebih menjorok ke area daratan. Mencairnya es di kutub juga dipengaruhi oleh banyak aktifitas manusia yang menyebabkan global warming.
4. Deflasi / Korosi
Erosi jenis ini merupakan Korosi. Pada proses yang satu ini, erosi terjadi berupa pengikisan yang diakibatkan terutama oleh factor angin. Pengikisan ini, lebih sering terjadi di daerah gurun. Aktivitas yang mampu menjadi penyebab terjadinya korosi akan mengakibatkan pasir mengendap kemudian membentuk sebuah bukit pasir. Proses erosi alami ini juga berdampak terbentuknya bentang alam yang dikenal dengan istilah loess. Contoh bentang alam ini dapat ditemukan di wilayah Cina Utara yang merupakan suatu hasil dari Korosi Gurun Gobi.
Baca Juga : 7 Fakta Angin Topan Yang Tidak Diketahui
D. Cara Mencegah Erosi dan Mengatasinya
Mengetahui beberapa efek atau akibat dari erosi yang disebabkan oleh manusia berdampak buruk bagi kehidupan di lingkungan sekitar maka berikut ini beberapa point penting cara yang efektif dan tepat untuk mengatasi erosi.
1. Reboisasi (Penghijauan)
Reboisasi yaitu penanaman kembali tumbuhan dan pepohonan pada suatu wilayah yang sebelumnya ditebangi. Diketahui reboisasi penting untuk bisa mencegah erosi serta kerusakan lahan dengan cara yang alami. Hal ini dikarenakan akar pada tanaman dapat membantu untuk meningkatkan penyerapan air yang terdapat di dalam tanah, dan juga mengurangi terjadinya pengikisan tanah secara langsung oleh air.
2. Terasering
Terasering yaitu suatu solusi dengan membentuk teras-teras berundak pada suatu lahan yang miring. Tujuan dari metode terasering yaitu agar tanah bisa menjadi lebih stabil supaya erosi akibat air dapat berkurang, karena air yang akan mengalir dari lahan yang cukup tinggi tidak secara langsung mengalir ke bawah yang mampu menggerus tanah ini. Terasering juga berfungsi untuk membuat suatu area lahan pertanian tambahan di daerah pegunungan yang memiliki kondisi lahan miring, misalnya bisa dijadikan untuk perkebunan teh.
3. Irigasi dan Pembangunan bendungan
Bendungan dapat mencegah aliran arus air yang berlebihan dan kencang dengan menahannya. Irigasi dikatahui membantu menyediakan jalur bagi arus air supaya tidak tidak menyebabkan aliran tersebut menggerus tanah di area lain, dengan cara mengalirkan kelebihan air sehingga tidak terjadi genangan dan menyebabkan erosi.
4. Hukum Tegas dan Mencegah penebangan liar
Illegal logging merupakan aktifitas ilegal penebangan pohon di hutan untuk dijual atau juga digunakan keperluan bisnis lainnya. Kegiatan penebangan liar ini dapat menyebabkan lahan yang terbuka akan beresiko terkikis air dan berdampak lebih buruk. Perlunya hukum yang tegas serta memberikan efek jera bagi pelaku sehingga tidak ada yang akan melakukan aktifitas ilegal ini kedepannya.
Baca Juga : Definisi Hukum : Unsur, Sifat dan Ciri Ciri
Beberapa point cara pencegahan erosi di atas jika didijalankan memungkinkan menjadi salah satu solusi pengendalian erosi yang tepat. Selain upaya tersebut perlu juga memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai erosi sehingga bisa ikut berpartisipasi dalam menjaga alam sekitar.
E. Dampak Erosi
Diantara dampak negatif dari peristiwa erosi antara lain ialah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas. Dan ketika lapisan tanah bagian atas mulai menipis, hal ini akan berdampak pada kualitas tanah yang juga akan menurun, sesuai dengan banyaknya lapisan tanah yang berkurang. Disamping menurunnya kualitas tanah akibat dampak dari erosi, kemampuan infiltrasi (menyerap air) tanah juga akan ikut menurun. Dan hal inilah yang akan menjadi pemicu utama terjadinya kebanjiran.
Erosi seringkali memberikan dampak negatif jika terjadi di sekitar ligkungan hidup manusia. Berikut ini beberapa efek negatif akibat terjadinya erosi bagi kehidupan manusia.
- Tanah menjadi tandus
- Profil tanah yang berubah
- Perubahan pada struktur tanah
- Daya serap tanah pada air berkurang sehingga dapat berakibat menggenangnya air dan mudah menyebabkan banjir
- Tanah tinggkat kesuburan tanaman karena partikel partikel yang penting bagi tumbuhan hanyut terbawa oleh air yang menyebabkan perlunya menggunakan pupuk sebagai biaya tambahan untuk mendapatkan hasil tanam yang maksimal
- Hasil panen berkurang karena terjadi erosi di area yang ditanami
Sebagai suatu proses alamiah, erosi merupakan proses alam yang juga dikarenakan oleh faktor alam itu sendiri. Macam macam jenis erosi yang telah disebutkan di atas merupakan jenis erosi yang dikarenakan oleh adanya fenomena alam yang sering terjadi. Beberapa kejadian alam seperti hembusan angin, pergerakan arus air, gelombang air laut serta lainnya akan membuat proses erosi dapat berlangsung secara natural dan mungkin bisa memberikan dampak positif bagi kehidupan serta keseimbangan alam. Sebaliknya pada beberapa jenis erosi yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab sering membuat erosi akan berdampak merusak dan terjadi semakin parah.