Belajar Akuntansi atau Ekonomi, tak lengkap rasanya jika tidak mengetahui apa itu biaya, definisi, unsur-unsur dan jenisnya secara lebih rinci dan mendalam. Karena bagaimanapun istilah tersebut sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari dan penting untuk kelangsungan dan kelancaran hidup manusia.
A. Pengertian dan Definisi Biaya
Secara umum pengertian Biaya adalah pengeluaran yang berbentuk satuan uang yang dikeluarkan oleh perorangan, kelompok atau perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari sesuatu dengan pertimbangan untung rugi. Baik biaya yang sudah ataupun yang akan terjadi biasanya tercatat dalam administrasi suatu perusahaan.
Dalam perdagangan, biaya merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh individu atau perusahaan untuk membelanjakan sesuatu yang yang berkaitan dengan usaha mereka. Baik untuk produksi, perlengkapan, perawatan dan lain-lainnya.
Pengertian Biaya Menurut Para Ahli
Mulyadi seorang ahli ekonomi berpendapat bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang sedang, akan dan telah terjadi. Diukur dalam bentuk satuan uang yang berlaku pada suatu negara.
Masiyah Kholimi mendefinisikan sebagai salah satu bentuk pengorbanan sumber daya untuk mendapatkan sesuatu barang atau jasa yang dapat memberikan manfaat, baik di masa sekarang ataupun masa depan.
B. Perbedaan Antara Biaya dan Beban
Sering kali terjadi kebingungan dalam mendefinisikan cost dan expenses (beban). Biaya adalah pengeluaran yang berkaitan langsung dengan produk yang dihasilkan sebuah perusahaan. Seperti contoh pembelian bahan baku dan peralatan produksi.
Sedangkan beban adalah sesuatu yang dikeluarkan tetapi hanya bersifat pendukung saja seperti contoh gaji karyawan, servis AC, administrasi dan lain sebagainya. Keduanya sama-sama dimasukkan dalam buku laporan perhitungan keuangan perusahaan.
Sederhananya cost adalah sesuatu yang dikeluarkan untuk penambahan nilai produksi. Sedangkan expenses adalah penurunan nilai ekonomi atau penyusutan aktiva perusahaan. Namun, expenses bermanfaat untuk mengetahui laba bersih yang diperoleh.
C. Unsur-Unsur Biaya
Setelah membahas mengenai pengertian biaya dan perbedaannya dengan beban. Berikut ini adalah unsur-unsur biaya yang membentuknya menjadi satu kesatuan :
1. Direct Materials (Bahan Baku Langsung)
Bahan baku adalah sesuatu yang menjadi bagian dari produksi secara langsung. Terdiri dari dua jenis yaitu komposisi dan alat produksi. Contoh sederhananya sebuah perusahaan permen membeli gula untuk produksi (komposisi), juga memerlukan minyak agar mesin pengolah bisa tetap berjalan (alat untuk produksi). Besarnya pengeluaran untuk komposisi dan alat produksi inilah yang nantinya dicatat. Dan dapat diperhitungkan dalam menentukan harga penjualan sebuah produk.
2. Direct Labor (Tenaga Kerja Langsung)
Yaitu sesuatu yang dikeluarkan sebagai bentuk balas jasa atas apa yang sudah dilakukan seseorang sesuai dengan penempatan dia bekerja. Apakah di bagian keuangan, perlengkapan atau administrasi. Sederhananya direct labor adalah gaji.
3. Factory Overhead Cost (Biaya Tidak Langsung)
Yaitu sesuatu yang sudah dikeluarkan dan dinikmati bersama untuk produksi beberapa jenis barang. Untuk menghitungnya diperlukan analisa yang sangat cermat karena bisa saja terjadi kesalahan. Contohnya perusahaan A memerlukan bahan B untuk produksi barang C dan D. Pembelian bahan B termasuk Factory Overhead Cost.
Factory Overhead Cost dibagi menjadi tiga :
- Indirect material cost yaitu bahan penolong yang harus ada untuk memproduksi sesuatu.
- Indirect labor cost yaitu gaji yang dibayarkan kepada orang yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi (pimpinan)
- Other indirect cost yaitu keperluan lain-lain.
Penghitungan ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah profesional di bidangnya. Jika Anda mempunyai sebuah perusahaan atau bisnis jangan mengambil risiko untuk mempekerjakan seseorang yang tidak ahli dalam perhitungan.
D. Jenis-Jenis Biaya
Berdasarkan pengertiannya, biaya dibedakan menjadi berbagai macam jenis. Berikut rinciannya jenis jenis biaya :
1. Total Cost (Biaya Total)
Yaitu total keseluruhan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan proses produksi. Entah itu untuk perawatan, operasional, belanja bahan baku atau kebutuhan tidak terduga sekalipun.
2. Maintenan Cost (Biaya Perawatan)
Perawatan merupakan salah satu komponen penting dalam perusahaan. Perawatan harus dilakukan untuk menghindari kerusakan secara tiba-tiba ketika proses produksi. Contohnya menyewa teknisi untuk membersihkan mesin yang kotor.
3. Operational Cost (Biaya Operasional)
Yaitu sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk kepentingan operasional produksi dalam sebuah perusahaan. Seperti contoh, gaji operator mesin dan gaji IT.
4. Investment Cost (Biaya Investasi)
Istilah lain dari investment cost adalah modal awal. Yaitu pembelian tanah, pembangunan gedung dan lainnya. Lebih identik ke barang tidak habis pakai.
5. Indirect Cost (Biaya Tidak Langsung)
Yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk kepentingannya sendiri. Tetapi, tidak harus dibayarkan pada saat itu dans tidak dikeluarkan untuk satuan produk. Contohnya adalah sewa bangunan, sewa perlengkapan atau lain-lainnya.
6. Direct Cost (Biaya Langsung)
Kebalikan dari indirect cost yaitu biaya yang harus dikeluarkan karena adanya kebutuhan yang mendesak dan harus segera dipenuhi. Namun, direct cost bisa dikenali dan diantisipasi sejak awal. Seperti contoh pembelian bahan baku atau bahan bakar mesin.
7. Mixed/Semivariable Cost (Biaya Semi Variabel)
Mixed/Semivaiale cost adalah biaya yang dibayarkan untuk sesuatu yang sifatnya berubah-ubah, tergantung pada intensitas kegiatan. Jika intensitas kegiatan naik maka mixed cost juga akan naik. Begitupun sebaliknya, jika kegiatan turun maka mixed cost juga turun.
8. Fixed Cost (Biaya Tetap)
Yaitu sejumlah uang yang harus dibayarkan perusahaan untuk sesuatu yang sifatnya tetap, jangka panjang dan tidak mengalami perubahan. Contohnya adalah pajak bumi dan bangunan, asuransi, gaji karyawan dan lain-lain.
Yang menjadi pertanyaan mengapa harus dilakukan pencatatan biaya secara khusus dan oleh ahli yang sudah profesional? Seberapa pentingkah pencatatan tersebut bagi sebuah perusahaan?
E. Tujuan Pencatatan Biaya
Setiap perusahaan pasti ingin mengetahui seberapa besar keuntungan dan bagaimana perbandingannya dengan pengorbanan yang telah dilakukan. Untuk mengetahuinya diperlukan perhitungan mengenai apa yang sudah dikeluarkan dan apa yang didapatkan.
Semua bukti transaksi yang pernah dilakukan, dikumpulkan kemudian dicatat dan ditetapkan dalam periode tertentu. Biasanya dilakukan perbulan dan diserahkan ke atasan untuk diperiksa. Mengapa harus dicatat secara rinci dan profesional? Tujuannya untuk memudahkan pengawasan dan antisipasi jika suatu saat terjadi ketidakseimbangan dalam pemasukan dan pengeluaran. Selain itu fungsi lainnya yaitu sebagai bahan pertimbangan sebuah kebijakan. Misalkan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang obat-obatan mengalami kerusakan pada salah satu mesin dan harus membeli lagi seharga Rp. 100.000.000 agar produksi bisa terus berjalan.
Besaran uang yang telah dikeluarkan tersebut dicatat dalam buku laporan bulanan. Ternyata, ketika diperiksa pemasukan lebih sedikit dibandingkan dengan pengeluaran karena adanya penambahan alat tadi. Sehingga diperlukan strategi promosi baru agar keuntungan yang didapatkan bisa maksimal.
Pencatatan keluar masuk uang juga digunakan untuk mengantisipasi adanya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Atasan bisa memeriksa kenapa selama 3 bulan berturut-turut selalu mengalami kerugian. Ternyata ketika diperiksa ada sebuah manipulasi besaran angka pada pencatatan laporan keuangan.
Begitu banyak kegunaan pencatatan biaya sehingga Anda harus memahami mulai dari definisinya, unsur-unsur, jenis dan tujuan pencatatanya seperti yang sudah dijelaskan di atas. Dengan ini, Anda bisa memanajemen bisnis atau perusahaan dengan baik.