Bumi adalah planet dalam tata surya yang bisa dihuni oleh manusia, tanaman dan tumbuhan. Bumi terdiri dari tiga unsur yang sangat berpengaruh bagi penduduknya. Tiga unsur tersebut adalah tanah, air, dan udara. Tanah menjadi komponen penting bagi manusia dalam pelaksanaan kehidupannya. Tanah memiliki senyawa tertentu yang bermanfaat bagi manusia.
Penjelasan Materi Artikel Batuan Sedimen Lengkap :
- Pengertian Batuan Sedimen
- Proses Pembentukan Batuan Sedimen
- Tekstur Batuan Sedimen
- Contoh Macam Jenis Batuan Sedimen
Senyawa tanah bisa saja berbentuk seperti batu, humus, dan pasir. Batu adalah komponen yang memiliki struktur kompleks dan menarik dipelajari. Salah satu batuan yang sering ditemui adalah batuan sedimen. Batuan sedimen memiliki ciri dan perbedaan dengan batuan lain.
Pengertian Batuan Sedimen
Batuan yang terbentuk dari proses litifikasi atau pembatuan disebut dengan batuan sedimen. Batuan ini adalah hasil dari proses erosi dan pelapukan yang terbawa arus dan kemudian diendapkan. Proses pembentukan batuan sedimen diawali dari pengikisan pada batuan beku. Gerakan tersebut bisa disebabkan pengaruh air, es, angin, atau aktivitas manusia, hewan, serta tumbuhan.
Batuan sedimen biasanya tersusun secara berlapis-lapis dan mendatar. Secara kimiawi, batuan sedimen tersusun dari penguapan larutan kalsium karbonat, garam, silika dan material lainnya.
Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Pengikisan yang terjadi oleh pengaruh air, es, angin dan aktivitas makhluk hidup diatas mengawali pembentukan pada batuan sedimen. Partikel yang terkikis kemudian begerak sesuai dengan media yang mengikutinya. Pada satu titik tertentu berhenti dan menggerombol pada tempat tersebut. Selanjutnya, partikel yang berkumpul mengalami proses pengendapan atau disebut sedimentasi. Ada tiga proses sedimentasi pada batuan, yaitu :
1. Proses Sedimentasi Kimiawi
Proses ini merupakan proses pengendapan yang melalui perubahan komposisi pada mineral-mineral dalam suatu batuan secara kimiawi. Proses sedimentasi kimiawi diakibatkan komponen kimia berasal dari luar masuk menembus pori-pori dan kemudian menjadi bagian dari batuan tersebut.
Setelah mineral tersebut masuk dalam batuan, reaksi kimia akan terjadi pada mineral baru dengan mineral yang sudah lama menetap dalam batu. Setelah terjadi pencampuran akan dilanjutkan dengan kristalisasi yang menjadi proses akhir dalam pembentukan batuan sedimen.
2. Proses Sedimentasi Mekanik
Proses sedimentasi mekanik adalah proses pengendapan disebabkan oleh aktivitas mekanik atau pergerakan banyak hal. Penyebabnya bisa dari air, gravitasi, es, angin atau bahkan pergerakan makhluk hidup dari manusia, tumbuhan dan hewan.
3. Proses Sedimentasi Biologis (Organik)
Proses sedimentasi biologis atau diakibatkan oleh makhluk hidup adalah karena proses hancurnya bebatuan karena tingkah laku manusia, hewan dan tumbuhan. Sesudah hancur, batuan tersebut menjadi partikel kecil dan terbawa menuju tempat baru sehingga akan beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.
Batuan sedimen juga mengalami proses pengompakan dan pemadatan dari endapan hingga menjadi batuan sedimen utuh. Proses pemadatan disebut dengan proses diagenesa. Proses ini terjadi diatara suhu 300oC dan tekanan atmosfer antara 1-2 kilobar atau 300MPa. Proses diagnesa berlangsung mulai dari penguburan sedimen sampai terangkat di atas permukaan Bumi.
Berdasarkan proses diagenesa dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
– Diagnesa Eogenik adalah proses awal pembentukan batuan sedimen yang terletak di bawah permukaan air.
– Diagnesa Mesogenik adalah proses diagnesa pada saat penguburan batuan sedimen yang berada dalam posisi semakin dalam dari tanah.
– Diagnesa Telogenik adalah diagnesa yang ada pada batuan sedimen terungkap kembali diatas permukaan bumi diakibatkan oleh erosi dan pengaruh pengangkatan tanah karena gaya tertentu.
Tekstur Batuan Sedimen
Tekstur batuan sedimen ada berbagai macam dan berbeda-beda. Batuan sedimen dapat memiliki tekstur klastika atau non-klastika. Batuan sedimen bisa juga bertekstur kristalin jika batuan sedimen dalam satu kelompok kompak dan bersama-sama terjadi rekristalisasi atau proses pengkristalan kembali. Batuan sedimen kristalin ini biasanya jenis batu gamping dan batuan yang kaya silika.
Batuan sedimen dengan tekstur klastik adalah batuan yang dibentuk dari penghancuran batuan lain. pecahan tersebut kemudian dibawa menuju tempat lain dan terdeposisi (terbiasa dengan lingkungan) sampai pada tahan diagenesa. Sedangkan batuan sedimen bertekstur non-klastik yaitu masuk dalam batuan sedimen kimiawi dan organik.
Contoh Jenis – Jenis Batuan Sedimen
Apakah anda tahu bahwa batuan sedimen juga ada dalam berbagai jenis ? Batuan sedimen bisa dibagi dalam beberapa jenis klasifikasi seperti berikut
1. Batu Konglomerat
Batu yang terdiri dari material kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang terikat satu sama lain adalah batu konglomerat. Batu konglomerat disusun dari bahan-bahan yang terlepas karena pengaruh gaya berat batu. Kemudian bahan tersebut memadat dan saling terikat dengan baik. Fungsi dari batu ini adalah untuk bahan pendukung bangunan.
2. Batu Pasir
Seperti namanya, batu pasir terdiri atas susunan butiran-butiran pasir. Biasanya batu pasir berwarna merah, kuning, atau abu-abu. Batu ini terbuat dari bahan-bahan lepas dikarenakan padatnya gaya berat sehingga satu partikel dengan yang lain saling terikat. Batu pasir dipakai untuk material penyusun kaca atau gelas dan dapat digunakan sebagai konstruksi bangunan.
3. Batu Gamping
Batu dengan bentuk sedikit lunak dengan warna putih bercampur abu-abu disebut dengan batu gamping. Batu ini mampu membentuk gas karbondioksida jika mendapat sedikit tetesan asam. Batu gamping tersusun dari cangkang binatang lunak yang sudah mati, seperti kerang, siput, dan binatang laut lain. Batu gamping dapat digunakan sebagai bahan baku semen.
4. Batu Serpih
Batu serpih terbuat dari bahan yang halus dan lepas disebabkan karena gaya berat batu padat dan saling terikat satu sama lain. Batu ini merupakan batu yang memiliki bau khas, seperti tanah liat dan memiliki butiran halus serta memiliki warna beragam. Ada warna abu-abu, hitam, hijau, merah, dan kuning. Batu ini berguna sebagai bahan bangunan.
5. Stalaktit dan Stalagmit
Endapan-endapan pada gua yang berwarna-warni, mulai dari coklat, keemasa, krem, kuning, atau putih disebut dengan stalaktit dan stalagmit. Keduanya terbentuk dari larutan air yang turun ke gua yang berasal dari tetesan atap gua menuju dasarnya. Air yang menetes tersebut memiliki kandungan kapur semakin lama membeku dan menumpuk menjadi batuan kapur.
Batuan kapur pada gua berbentuk runcing-runcing dengan warna-warni yang indah menjadi daya tarik pada gua tersebut. Stalaktit dan stalagmit berfungsi sebagai pemandangan yang jarang ditemui bagi pengunjung. Karena keajaiban tersebut hanya bisa dilihat di dalam gua sehingga tidak stalaktit dan stalagmit tidak bisa ditemukan di luar gua.
6. Batu Breksi
Batu breksi terdiri dari batuan yang terpecah menjadi beberapa bagian dan kemudian menjadi satu. Pecahan tersebut berasal dari letusan gunung berapi. Batu breksi juga terbentuk dari elemen yang dilemparkan ke udara dalam jarak tinggi lalu akhirnya mengalami pengendapan di suatu tempat. Fungsi batu breksi adalah bahan kerajinan dan bangunan.
7. Batu Lempung
Warna dari batu lempung biasanya berwarna keemasa, coklat, abu-abu, atau merah. Batu lempung terbuat dari proses pelapukan batuan beku yang membentuk material lempung di sekitar batuan induk. Lalu batu induk akan masuk dalam proses pengendapan dan menjadi batu lempung. Fungsi dari batu lempung adalah sebagai bahan dari kerajinan.