Pengertian Operasional : Arti, Ruang Lingkup, Fungsi, Peran Dan Permasalahan

Secara umum definisi atau pengertian operasional adalah suatu pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Kata operasional juga sering dikaitkan dengan kata menajemen yaitu manajemen operasional dimana manajemen operasional ini merupakan suatu usaha dalam mengelola secara maksimal penggunaan berbagai faktor produksi, mulai dari sumber daya manusia (SDM), mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor produksi lainnya dalam proses mengubah bahan tersebut menjadi beragam produk barang atau jasa. Selain itu, operasional merupakan salah satu tahapan dalam suatu proses pengumpulan data dari suatu konsep yang bersifat abstrak untuk memudahkan pengukuran variabel.

A. Defenisi Operasional Menurut Para Ahli

1. Jay Heizer dan Barry Render

Operasional merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan nilai dalam bentuk barang atau jasa dengan mengubah input menjadi output.

2. Eddy Herjayanto

Manajemen operasional merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan efektif dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efesien dalam pencapaian tujuan.

3. Walizer dan Wienir

Operasional didefenisikan sebagai seperangkat petunjuk yang lengkap mengenai hal yang harus di amati dan bagaimana cara mengukur suatu variabel tersebut serta dapat memudahkan dalam pengklasifikasian gejala yang terdapat di sekitar kedalam kategori khusus dari suatu variabel.

4. Karlinger

Operasional menjadi dua yakni operasional yang dapat diukur yaitu suatu konsep yang dapat di ukur dalam penyelidikannya dan operasional eksperimental dimana seorang peneliti menguraikan secara rinci mengenai variabel-veriabel yang diteliti.

B. Ruang Lingkup Manajemen Operasional

1. Aspek perencanaan bidang produksi

Aspek yang bertujuan untuk mengetahui sesuainya harapan konsumen tentang hasil produksi mulai dari kualitas, harga dan keuntungan.

2. Aspek pengendalian produksi

Aspek yang berhubungan dengan pengendalian rencana yang telah dibuat agar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Dengan harapan, tujuan yang telah direncanakan tersebut dapat tercapai dengan baik dan menunjukan hasil yang optimal.

3. Aspek sistem informasi produksi

Aspek ini merupakan aspek pengolahan informasi dimana informasi yang diterima harus diolah secara tepat agar proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Sistem informasi yang dimaksudkan meliputi tiga bagian yakni informasi internal, informasi pelanggan dan informasi pasar.

4. Aspek lingkungan

Bertujuan untuk memperhatikan kecenderungan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan. Sehingga tindakan yang diambil, dapat memberikan manfaat dalam peningkatan produksi.

C. Fungsi Manajemen Operasional

1. Fungsi proses

Fungsi yang bersifat teknis, seperti metode yang digunakan dalam mengelola bahan.

2. Pengorganisasian

Mencakup teknik dan metode kerja, dengan fungsi ini, proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efesien.

3. Perencanaan

Terkait bahan, ini termasuk penetapan kualitas dan kuantitas dari bahan yang akan digunakan.

4. Pengawasan

Fungsi pengawasan atau pengendalian ini diterapkan pada penggunaan bahan untuk proses produksi.

D. Peran Manajer Operasional

  1. Membuat suatu perencanaan kualitas dan kuantitas dari bahan baku dalam proses produksi.
  2. Merancang layout pabrik.
  3. Merencanakan lokasi gudang persediaan dan peralatan mesin yang efesien agar dapat menghemat waktu dan mobilisasi.
  4. Bertangguangjawab atas pemeliharaan dan perawatan pabrik untuk menjamin kendala dan keberlangsungan operasional.
  5. Membuat strategi produk yang berkualitas sehingga dapat bersaing dengan kompetitor lainnya.
  6. Membuat jadwal pekerjaan yang efektif dan efesien dengan melakukan evaluasi  biaya tenaga kerja.
  7. Bertanggungjawab atas keberlangsungan hasil produksi baik dari segi kualitas mauapun kuantitasnya.

E. Masalah Umum Dalam Manajemen Operasional

1. Pemilihan strategi dalam produksi

Sebelum memproduksi barang atau jasa biasanya perusahaan akan melakukan survei. Survei tersebut tidak hanya terkait produk-produk alternatif yang akan di produksi dan analisis pasarnya. Perusahaan juga harus mengkaji aspek-aspek lainnya yang terkait misalnya aspek lingkungan dan keuangan. Maka tidak menutup kemungkinan kekurang tepatan bisa saja terjadi pada tahap ini.

2. Pemilihan produk prioritas

Target pasar haruslah jelas, sehingga pada saat produk prioritas telah dipilih maka tidak akan ada lagi kendala atau kesulitan yang ditemui atau sulit diatasi.

3. Perencanaan produk awal

Terkait perencanaan awal ini bisa berupa pembuatan dan ide desain produk. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yaitu fungsi pendukung, bentuk desain, estetika dan seni dalam desain.

4. Pembuatan prototip untuk di uji

Prototip merupakan produk yang sengaja dibuat yang bertujuan untuk percobaan sebelum produk dibuat dalam skala besar. Fungsi dari uji ini adalah untuk menilai kemampuan suatu produk dan untuk mengetahui aspek yang masih kurang

5. Implementasi produk jadi

Produk yang telah diproduksi dan dipasarkan harus dinilai implementasinya. Apakah produk memiliki masa depan yang baik. Penilaian dilakukan dengan berbagai cara. Penilaian bisa berupa pemberian skor atau bobot kepentingannya. Apakah produk memiliki bobot yang pas dalam skala minimal ordinal. Perusahaan juga harus mencari rata-rata skornya lalu membandingkan rata-rata skor dengan standar minimal yang sebelumnya sudah ditentukan oleh perusahaan.