Pengertian Kepribadian : Macam Jenis, Struktur, Ciri Tipe Sehat dan Tidak

Kepribadian merupakan cara seseorang bereaksi serta berinteraksi dengan individu lainnya secara menyeluruh. Kepribadian juga sering diartikan sebagai ciri menonjol di diri seseorang. Contohnya pada orang yang pemalu, maka akan dikenakan atribut kepribadian pemalu dan untuk orang yang supel akan dikenakan tribut berkepribadian supel.

Sedangkan berdasarkan psikologi, Gordon Allport memberikan pernyataan jika kepribadian merupakan sebuah organisasi dari aspek fisik dan psikis yang menjadi sebuah struktur dan juga proses. Untuk itu bisa dikatakan jika kepribadian adalah sesuatu yang bisa berubah. Secara eksiplit, ia menyatakan jika kepribadian akan tumbuh secara teratur serta mengalami perubahan.

A. Pengelompokan Kepribadian Manusia

Dalam psikologi, ada pengelompokkan kepribadian manusia yang dilakukan atas dasar cara manusia mendapatkan gairahnya. Pengelompokkan tersebut pertama kali dicetuskan Carl Jung pada tahun 1920 padda bukunya berjudul Psychologische Typen.

Kepribadian manusia dibagi menjadi dua yakni ekstraversi dan juga introversi. Pribadi ekstrover memiliki gairah atau energi dari interaksi sosial. Ekstrovert umumnya punya kepribadian terbuka serta senang bergaul dan peduli dengan yang terjadi di sekeliling.

Sedangkan introver memperoleh energi atau gairah ketika menyendiri dan biasanya lebih pendiam, suka merenung serta lebih peduli tentang pemikiran sendiri terhadap dunia sendiri. Di antara kecenderungan ekstrem introversi dan ekstroversi, ada ambiversi yakni kepribadian penengah diantara keduanya. Meski ada perbedaan mencolok antar keduanya, Carl Jung juga beranggapan jika jarang terjadi manusia yang sepenuhnya ekstrovert atau introvert.

B. Struktur Kepribadian

Eysenck mengemukakan pendapat jika umumnya ahli teori kepribadian kebanyakan mengemukakan variabel kompleks serta tidak jelas. Pendapat tersebut dikombinasikan dengan analisis yakni analisis faktor yang sudah menghasilkan sistem kepribadian ditandai dengan sejumlah kecil dimensi pokok yang didefinisikan dengan jelas serta teliti. Kepribadian sebagai organisasi tingkah laku dipandang Eysenck mempunyai 4 tingkatan hierarki berturut turut dari tinggi ke rendah:

  1. Hierarki tertinggi: Tipe atau supertraits, kumpulan dari trait yang mewadahi kombnasi trait pada sebuah dimensi yang luas.
  2. Hierarki kedua: Trait yakni kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi dari respon yang saling berhubungan atau memiliki persamaan tertentu. Ini merupakan disposisi kepribadian yang permanen serta penting.
  3. Hierarki ketiga: Kebiasaan tingkah laku atau berpikir, kumpulan respon spesifik, tingkah laku atau pikiran yang timbul kembali untuk merespon kejadian serupa.
  4. Hierarki terendah: Respon spesifik, tingkah laku secara aktual yang bisa diamati yang berguna untuk respon pada sebuah kejadian.

Apabila dilihat dari hubungannya dengan hierarki di atas, maka bisa dikatakan jika antara bagian dari hierarki kepribadian akan terjadi interaksi serta saling berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Contohnya, terjadi interaksi antara bagian kepribadian yang dinamakan specific response serta habitual response.

Specific response merupakan pikiran atau perilaku individual yang dapat mencirikan sebuah pribadi atau tidak contohnya siswa yang menyelesaikan tugas untuk membaca. Sementara habitual response merupakan respon yang terus terjadi di bawah kondisi yang sama. Contohnya ketika siswa sering berusaha hingga tugas bisa selesai dikerjakan. Habitual response tersebut bisa berubah ubah atau juga bisa menetap.

C. Ciri Ciri Kepribadian

Para ahli memberikan rumusan yang beragam mengenai kepribadian. Pada sebuah penelitian yang dilakukan Gordon W. Allport menemukan jika ada sekitar 50 definisi mengenai kepribadian yang berbeda beda. Dari studi yang sudah dilakukan, akhirnya ditemukan sebuah rumusan mengenai kepribadian yang dianggap jauh lebih lengkap.

Ia berpendapat jika kepribadian merupakan organisasi dinamis pada diri seseorang sebagai sistem psiko fisik penentu cara yang unik untuk menyesuaikan diri pada lingkungan. Beberapa aspek kepribadian diantaranya mencakup:

  • Karakter merupakan konsekuen atau tidaknya ketika mematuhi etika perilaku dan konsisten atau tidaknya ketika memegang pendapat atau pendirian.
  • Temperamen yakni disposisi reaktif seseorang atau cepat lambatnya reaksi pada rangsangan dari lingkungan.
  • Sikap yakni sambutan pada objek yang memiliki sifat positif, negatif atau ambivalen.
  • Stabilitas emosi yakni kadar kestabilan reaksi emosional pada rangsangan dari lingkungan seperti mudah tidaknya seseorang marah, tersinggung, putus asa atau sedih.
  • Responsibilitas atau tanggung jawab yakni kesiapan menerima risiko dari perbuatan atau tindakan yang dilakukan. Contohnya seperti mau menerima risiko dengan wajar, melarikan diri dari risiko yang sedang dihadapi dan cuci tangan.
  • Sosiabilitas yakni disposisi pribadi yang berhubungan dengan hubungan interpersonal. Contohnya seperti sifat pribadi yang terbuka atau tertutup serta kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

D. Ciri Kepribadian Sehat dan Tidak Sehat

Semua orang memiliki kepribadian yang berbeda dari mulai yang sehat hingga tidak sehat. Elizabeth mengemukakan beberapa ciri dari kepribadian sehat dan juga tidak sehat, seperti:

1. Ciri Kepribadian Sehat

  • Bisa menilai diri sendiri secara realistik, bisa menilai diri sendiri apa adanya mengenai kelebihan dan kekurangan secara pengetahuan, fisik, keterampilan dan lainnya.
  • Bisa menilai situasi secara realistik, bisa menghadapi  situasi kehidupan yang dialami secara realistik dan bisa menerima secara wajar, tidak berharap kondisi kehidupan tersebut berjalan sempurna.
  • Bisa menilai prestasi yang didapat secara realistik, bisa menilai keberhasilan yang didapat, tidak sombong atau mengalami superiority complex jika mendapat kesuksesan hidup atau prestasi tinggi. Namun jika mengalami kegagalan, maka tidak bereaksi secara frustasi namun tetap optimistik.

2. Ciri Kepribadian Tidak Sehat

  • Memperlihatkan kecemasan atau kekhawatiran.
  • Lebih mudah tersinggung atau marah.
  • Seringkali merasa tertekan seperti depresi atau stress.
  • Senang mengganggu atau bersikap kejam pada seseorang yang lebih muda atau pada binatang.
  • Tidak bisa menghindari perilaku menyimpang meski sudah dihukum atau diperingati.