Pengertian Birokrasi Adalah : Ciri Ciri, Tujuan, Konsep dan Makna

Berbicara mengenai sebuah organisasi, pernahkah terbayang oleh Anda apa yang membuat sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik? Jawabannya adalah sistem birokrasi yang baik serta bersifat akuntabel.  

Sesuai dengan judul kita diatas, pada tulisan ini kita akan menguraikan materi terkait birokrasi, mulai dari pengertian, ciri, tujuan, konsep dan makna dari birokrasi. Untuk menghemat waktu kita, langsung saja simak uraian selengkapnya di bawah ini.

A. Pengertian Birokrasi

Merujuk pada definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kemendikbud), secara umum Birokrasi adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan. Adapun pengertian mengenai birokrasi lebih lanjut, simak beberapa penjelasan atau definisi birokrasi menurut para ahli di bawah ini.

1. Fritz Morstein Marx

Pria kelahiran Jerman ini berprofesi sebagai ilmuwan politik dan administrasi Jerman-Amerika. Menurut kapasitas keilmuwan yang beliau miliki, birokrasi adalah suatu bentuk organisasi yang digunakan oleh sistem pemerintahan modern, guna menyelesaikan tugas tugas yang membutuhkan para individu yang memiliki keahlian khusus (atau biasa disebut para spesialis), dan dilaksanakan dalam sistem administrasi (khususnya aparatur pemerintah).

2. Maximilian Weber

Bagi Anda yang menekuni dunia sosiologi, tentu sudah tidak asing dengan nama Max Weber atau Maximilian Weber. Beliau adalah seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi. Menurut beliau, birokrasi adalah suatu bentuk organisasi yang penerapannya sangat berkaitan dengan misi yang akan dicapai. Keberadaan birokrasi ini bertujuan sebagai suatu sistem otoritas, yang ditunjuk secara rasional oleh beberapa macam peraturan sebagai bentuk upaya mengorganisir pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang.

3. Riant Nugroho Dwijowijoto

Seorang penulis buku best seller dengan judul “Kebijakan publik: formulasi, implementasi, dan evaluasi” mendefinisikan birokrasi adalah sebagai suatu lembaga yang sangat kuat, dengan kemampuan untuk meningkatkan kapasitas-kapasitas potensial terhadap hal-hal yang baik maupun buruk dalam keberadaannya sebagai instrumen administrasi rasional yang netral pada skala yang besar.

B. Ciri Ciri Birokrasi

Menurut Maximilian Weber, birokrasi dapat kita kenali dari beberapa ciri di bawah ini:

  1. Jabatan administrasi yang terorganisasi dan tersusun secara bertingkat (hirarki).
  2. Masing masing jabatan / posisi mempunyai area atau wilayah kompetensi tersendiri.
  3. Setiap pegawai negeri yang ditunjuk, ditentukan berdasarkan kualifikasi teknik ditunjukan oleh ijazah atau ujian.
  4. Setiap pegawai negeri akan menerima gaji tetap sesuai dengan jabatan atau kedudukannya.
  5. Pekerjaan itu adalah karier dan satu-satunya, atau setidaknya pekerjaan utamanya sebagai pegawai negeri.
  6. Setiap Pejabat tidak mempunyai kantor sendiri.
  7. Para pejabat berperan sebagai subjek yang bertugas mengontrol dan mendisiplinkan (setiap bawahannya).
  8. Promosi (jabatan) ditentukan berdasarkan kemampuan individu yang memiliki kinerja diatas rata rata.

C. Tujuan Birokrasi

  1. Menjalankan program atau kegiatan agar tercapainya visi dan misi pemerintahan
  2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan melakukan pembangunan secara netral serta profesional.
  3. Mengaplikasikan seluruh aspek manajemen pemerintahan. Mulai dari aspek perencanaan, koordinasi, pengawasan, prefentif, represif, evaluasi, dan lain lain.
  4. Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses setiap layanan dan perlindungan.
  5. Memberikan jaminan atas keberlangsungan sistem pemerintahan pada suatu negara.
  6. Mendukung, mempermudah, mempercepat, meningkatkan efektifitas, serta efisiensi pencapaian dari beragam tujuan pemerintah.

D. Konsep Birokrasi

Gambar Ilustrasi Animasi Kartun Pekerja Rutinitas Kantoran
  1. Seluruh tugas pejabat telah diatur atas dasar aturan yang berkesinambungan.
  2. Seluruh tugas pejabat telah dibagi atas bidang-bidang yang berbeda, dan sesuai dengan fungsi-fungsinya. Dimana masing-masing telah dilengkapi dengan syarat otoritas dan sanksi-sanksi.
  3. Setiap anggota yang berperan sebagai sumber daya organisasi, berbeda dengan anggota yang berperan sebagai individu pribadi.
  4. Setiap posisi, jabatan, atau kedudukan, telah tersusun secara hirarkis, dan disertai dengan rincian hak-hak kontrol dan pengaduan.
  5. Setiap aturan yang selaras dengan pekerjaan selalu mendapatkan pengarahan, baik secara teknis maupun secara legal. Dalam kedua kasus tersebut, manusia yang terlatih menjadi diperlukan.
  6. Pemegang jabatan, posisi atau kedudukan berbeda dengan jabatan atau kedudukannya.
  7. Administrasi dari sebuah birokrasi selalu berdasarkan pada dokumen-dokumen tertulis. Dan kondisi ini cenderung menjadikan kantor (biro) sebagai pusat organisasi yang bersifat modern.
  8. Seluruh sistem otoritas legal dapat mencakup banyak bentuk. Namun bila ditinjau pada bentuk aslinya, sistem tersebut tetap berada dalam suatu staf administrasi birokratik.

E. Makna Birokrasi

Makna birokrasi terbagi menjadi 2 macam, antara lain:

1. Birokrasi Bermakna Positif

Birokrasi bermakna positif maksudnya adalah sebuah sistem birokrasi yang terlahir, yang berlandaskan akan kebutuhan suatu penghubung yang mampu menjalin antara negara dengan masyarakat, dengan tujuan mewujudkan setiap kebijakan negara. Secara umum, birokrasi bermakna positif merupakan bentuk birokrasi yang legal dan mampu bekerja secara efektif serta efisien.

2. Birokrasi Bermakna Negatif

Dalam definisi yang negative, birokrasi merupakan sebuah “alat” yang berfungsi sebagai penindas kaum yang lemah. Dimana setiap langkah yang diambil hanya untuk kepentingan para kaum otoritas dan kaya semata. Birokrasi dalam makna ini dapat dikenal dari banyaknya tindak korupsi, sistem pengelolaan yang boros, tidak efisien dan jauh dari kata efektif.

F. Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapat kita simpulkan bersama bahwa, secara umum sebuah birokrasi sangat berperan penting untuk menjaga kinerja serta mengontrol tingkat efektifitas suatu sistem kerja dari sebuah pemerintahan. Oleh sebab itu, meskipun dalam beberapa kondisi terdapat sistem birokrasi yang buruk sehingga menimbulkan makna serta opini negative terhadap sebuah birokrasi, keberadaan birokrasi wajib untuk tetap dipertahankan demi sebuah keteraturan.

Sekian pembahasan kita kali ini mengenai birokrasi. Semoga dapat bermanfaat dan member pemahaman kepada para pembaca.  Terima kasih.