Pada dasarnya, Asimilasi merupakan suatu konsep yang dibutuhkan untuk melakukan analisis perubahan sosial di kehidupan bermasyarakat serta perubahan kebudayaan. Sosiologi yang merupakan kajian ilmu sosial senantiasa melakukan kajian asimilasi di dalamnya. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini akan diulas mengenai asimilasi dan berbagai hal yang berkaitan dengannya.
Definisi Asimilasi
Asimilasi merupakan salah satu istilah yang asalnya dari bahasa Inggris assimilation. Ini merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk memberi penjelasan terkait perubahan sosial masyarakat dan juga sektor perubahan di dalam kebudayaan. Secara singkat, makna dari asimilasi adalah interaksi sosial yang sifatnya positif.
Adapun pengertian dari asimilasi merupakan suatu perpaduan dari dua kebudayaan atau lebih yang ada di dalam kehidupan masyarakat. Kemudian, hasil dari perpaduan tersebut akhirnya membentuk kebudayaan yang baru dan dapat diterima serta diakomodasi oleh banyak pihak. Ini merupakan proses dari terjadinya asimilasi di masyarakat.
Menurut pendapat Seymour Smith, asimilasi merupakan tahapan yang kedua dari sebuah perubahan sosial budaya di masyarakat tertentu. Faktor yang menyebabkan terbentuknya asimilasi ini adalah adanya akulturasi terlebih dahulu. Inilah yang menjadi cara menciptakan suatu kebudayaan baru yang bisa diterima oleh masyarakat dengan baik. Di samping itu, cara tersebut juga tidak menyebabkan konflik sosial.
Proses asimilasi tersebut umum terjadi jika terdapat hal-hal seperti di bawah ini:
- Adanya golongan atau sekelompok manusia yang hadir dengan latar belakang budaya beragam.
- Adanya interaksi dan bergaul secara langsung dengan budaya lain dalam jangka waktu relatif lama.
- Sifat yang khas dari golongan-golongan tersebut akan berubah. Kemudian unsur-unsurnya juga mengalami perubahan wujud menjadi kebudayaan campuran.
Asimilasi memiliki beberapa ciri tertentu. Di antaranya adalah perbedaan menjadi berkurang lantaran adanya upaya untuk mengurangi serta menghilangkan perbedaan antara satu dengan yang lain. Di samping itu juga adanya upaya mempererat sikap, tindakan, kesatuan dan juga perasaan. Upaya-upaya tersebut bertujuan untuk kepentingan bersama.
Asimilasi juga dicirikan dengan adanya interaksi secara langsung yang dilakukan oleh individu secara terus menerus dan intensif. Serta adanya tindakan dari seseorang untuk meninjau suatu kebudayaan. Tujuan dari adanya ciri ini adalah untuk kepentingan bersama di dalam kehidupan masyarakat. Karena itulah asimilasi kerap dianggap sebagai proses sosial pada tahapan lanjut dan penyempurnaan.
Selain itu, asimilasi memiliki syarat khusus. Misalnya adanya sejumlah kelompok yang mempunyai kebudayaan berbeda. Juga adanya interaksi sosial di antara individu ataupun kelompok sosial dengan intens. Kebudayaan tersebut mengalami perubahan dari masa ke masa sebagai upaya untuk mengembangkan dan menyesuaikan perkembangan zaman.
Contoh Asimilasi
Contoh asimilasi sangatlah beragam dan banyak ditemui di sekitar. Dengan mempelajari contoh asimilasi, tentu akan semakin meningkatkan pemahaman Anda mengenai asimilasi itu sendiri. Berikut adalah beberapa contoh tersebut.
1. Contoh Asimilasi Musik di Indonesia
Banyak contoh yang dapat diambil untuk menggambarkan asimilasi. Misalnya saja adalah musik dangdut yang sangat dekat dengan kehidupan ini. Musik dangdut menjadi bagian dari asimilasi dari hasil perpaduan musik Melayu, India (Hindustani), dan Arab. Hadirnya musik dangdut di Indonesia dianggap sebagai cerminan musik trasidisional sehingga mudah diterima.
Dangdut populer untuk pertama kalinya di Indonesia sejak dibawakan oleh Roma Irama. Hingga hari ini ia dikenal sebagai Raja Dangdut. Adapun untuk penyanyi dangdut perempuan senior yang mendapat gelar Ratu Dangdut adalah Elvi Sukesih. Musik dangdut di Indonesia menjadi besar karena jasa dari kedua sosok tersebut.
2. Contoh Asimilasi Agama dan Budaya
Proses asimilasi lain yang menjadi aspek cukup melekat adalah pada aspek budaya. Adapun contoh dari asimilasi kebudayaan ini adalah ajaran Agama Hindu seperti peringatan hari kematian. Yaitu peringatan hari ke 3, 7 harian bahkan 40 harian. Hal itu disebabkan karena ajaran bercorak Hindu merupakan kepercayaan pertama di Indonesia sebelum datangnya Islam.
Tradisi ini lalu disesuaikan dengan adat setempat sehingga hingga hari ini Islam mengamalkan peringatan-peringatan yang notabene dari Hindu tersebut. Akan tetapi, tentu saja berbeda dari sisi bentuk peringatannya. Sekalipun demikian, kepercayaan dan amalan ini telah mendarah daging tanpa memunculkan konflik sosial tersendiri.
3. Contoh Asimilasi dalam Kehidupan Sehari Hari
Contoh selanjutnya adalah contoh asimilasi dalam kehidupan keseharian manusia. Misalnya pemakaian sendok makan. Sesungguhnya memakai sendok merupakan budaya yang awalnya digunakan oleh masyarakat Eropa. Namun, karena Indonesia adalah bekas jajahan Eropa, maka perilaku semacam ini menjadi hal biasa di tengah masyarakat.
4. Contoh Asimilasi dalam Kehidupan Masyarakat
Contoh asimilasi selanjutnya adalah asimilasi dalam masyarakat. Contoh sederhananya adalah adanya pengenalan jenis pakaian mini yang digunakan oleh turis asing dan mempengaruhi beberapa masyarakat di Indonesia. Tidak hanya itu, pacaran, hamil di luar nikah dan lain sebagainya juga kerap terjadi lantaran pengaruh asing.
Hal itu menyebabkan banyaknya kejadian yang tidak diinginkan. Budaya yang kurang pas semacam ini harus benar-benar diatasi agar tidak merusak budaya di Indonesia. Bahkan juga bisa mengancam identitas dari masyarakat itu sendiri.
Faktor Pendorong Asimilasi
Terdapat berbagai faktor yang bisa mendorong berkembangnya asimilasi. Faktor-faktor yang ada tersebut tentu saja sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial. Berikut adalah faktor pendorong asimilasi yang sangat penting untuk diketahui.
- Adanya sikap toleransi.
- Peluang kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
- Adanya sikap saling menghargai dan menghormati orang asing sekaligus kebudayaan yang dimiliki oleh orang tersebut.
- Adanya keterbukaan dari seorang pemimpin kepada rakyatnya.
- Adanya persaman dari unsur-unsur budaya universal.
- Terdapat perkawinan antara satu kelompok budaya dengan jenis kelompok yang lain dengan budaya yang berbeda.
- adanya musuh bersama yang berasal dari luar.
Faktor Penghambat Asimilasi
Di samping terdapat faktor-faktor yang mendorong adanya asimilasi, ada juga faktor yang menghambat asimilasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut ulasan selengkapnya mengenai faktor tersebut.
- Adanya suatu kebudayaan di dalam masyarakat yang terisolasi dari kemajuan dan perkembangan zaman. Kebudayaan yang dimaksud tersebut cenderung menutup diri dan bersikeras pada pendiriannya. Misalnya saja kehidupan suku Badui pedalaman, kawasan pedalaman di Padang dan sebagainya.
- Minimnya pengetahuan tentang berbagai wawasan yang sangat beragam. Akhirnya mereka cenderung tidak tahu menahu mengenai kemajuan zaman yang ada.
- Adanya prasangka negatif pada sebuah masyarakat atas kelompok baru sebagai pendatang di lingkungan sekitar.
- Adanya perbedaan yang sangat terlihat dari ciri-ciri fisik. Hal ini mendorong munculnya prasangka yang berbeda dan bahkan bisa menimbulkan permasalahan sosial.
- Terdapat kekuasaan yang diperoleh dari kelompok mayoritas yang mempersoalkan adanya budaya baru dalam masyarakat. Bisa berwujud aturan yang ketat atau penindasan dalam masyarakat tertentu.
Adanya asimilasi merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan lagi. Ini menjadi salah satu bagian sejarah manusia yang bisa dijadikan sebagai pelajaran dalam kehidupan seiring dengan perkembangan zaman. Asimilasi bisa menghasilkan suatu hal yang positif maupun negatif tergantung dari sudut pandang orang masing masing.