Sejak masa reformasi hingga kini, kasus korupsi yang terjadi di Indonesia menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan, Tidak sedikit pejabat sekaliber anggota dewan, menteri, kepala daerah, ataupun pejabat dari kalangan birokrat yang tertangkap tangan tengah melakukan praktek korupsi. Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat mereka adalah pejabat publik yang seharusnya memberikan teladan yang baik bagi masyarakat. Praktek korupsi yang dilakukan oknum pejabat publik tersebut menunjukkan bahwa mereka telah melanggar sumpah jabatan dan pakta integritas yang sebelumnya mereka ucapkan dan tandatangani di atas materai.
A. Apakah Integritas Itu?
Menilik asal katanya, kata integritas atau integrity (bahasa Inggris) berasal dari kata integer (bahasa Latin) yang berarti seluruh atau sesuatu yang bulat dan utuh. Dengan demikian, berdasarkan asal katanya, arti integritas adalah sesuatu yang utuh dan tidak dapat dibagi walaupun didalamnya banyak terdapat elemen.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, yang dimaksud dengan integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan. Di samping itu, integritas juga diartikan sebagai kejujuran.
Adapun pengertian integritas menurut para ahli adalah sebagai berikut.
- Komisi Pemberantasan Korupsi (2016) menyatakan bahwa integritas adalah bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang dikatakan.
- Ikatan Akuntan Indonesia (2016) menyatakan bahwa integritas merupakan salah satu prinsip dasar etika yang berarti bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa integritas adalah sifat, sikap, serta tindakan beretika yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan diperlukan dalam hubungan profesional maupun bisnis dalam rangka memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik.
B. Fungsi Integritas
Integritas memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi kognitif dan fungsi afektif.
- Fungsi kognitif integritas mengacu pada kecerdasan moral, pengetahuan diri, dan refleksi diri. Dengan demikian, fungsi kognitif integritas adalah memelihara moral seseorang dan mendorong semakin luasnya pengetahuan yang dimiliki seseorang.
- Fungsi afektif integritas mengacu pada hati nurani dan harga diri. Dengan demikian fungsi afektif integritas adalah menjaga nurani manusia agar tetap memiliki hati dan perasaan sebagai manusia.
C. Manfaat Integritas
Adapun manfaat integritas bagi manusia adalah sebagai berikut.
- Integritas membantu seseorang memiliki fisik yang lebih sehat dan lebih bugar sehingga mampu melakukan berbagai macam kegiatan.
- Integritas membantu seseorang untuk lebih mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dibandingkan manusia lain yang tidak berintegritas.
- Integritas dapat membantu seseorang memiliki motivasi, kesadaran diri, slidaritas yang tinggi, empati, simpati, dan emosi yang lebih stabil.
- Integritas dapat membuat seseorang menjadi lebih bijaksana dalam melihat dan memaknai apa yang ada di sekitar.
- Integritas dapat membuat seseorang menjadi lebih mudah bersosialisasi dan bekerja sama dengan masyarakat yang ada di sekitarnya.
D. Contoh Integritas
Beberapa contoh integritas dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bersikap adil
Yang dimaksud dengan bersikap adil adalah sikap tidak memihak atau tidak berat sebelah. Selain itu, bersikap adil juga dapat diartikan sebagai sikap yang memihak pada kebenaran dan tidak sewenang-wenang terhadap orang lain. Selain itu, bersikap adil juga berarti menjalankan hak dan kewajiban yang dimilki secara seimbang sehingga tidak merugikan orang lain.
2. Berani
Bersikap berani maksudnya adalah berani berkata jujur, berani karena benar, tidak takut mengungkap kebenaran, keadilan dan ketidakjujuran. Sikap berani tidak muncul begitu saja namun perlu dilatih sejak dini. Orang yang memiliki sikap berani yang dipupuk dan dikembangkan sejak kecil akan mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang terjadi di kemudian hari.
3. Disiplin
Disiplin adalah sikap mental untuk melakukan sesuatu di waktu yang tepat. Sikap disiplin juga perlu ditanam, dipupuk, dan dikembangkan sejak dini agar nantinya tumbuh menjadi pribadi yang mempu menghargai waktu, teguh pada komitmen, dan lain-lain.
4. Berlaku jujur
Jujur adalah lurus hati, tidak berbohong, atau tidak berlaku curang. Orang yang jujur adalah orang yang konsisten antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan, berani menolak ketidakjujuran, berani mengungkap ketidakbenaran, dan lain-lain.
5. Selalu bekerja keras
Maksud kerja keras adalah selalu bersunggung-sungguh dalam bekerja hingga tujuan yang diinginkan tercapai. Menjadi pribadi yang suka bekerja keras tidaklah mudah. Karena itu sikap kerja keras perlu dilatih semenjak dini agar nantinya menjadi pribadi yang tangguh dan tak kenal menyerah.
6. Mandiri
Mandiri adalah mampu berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, bertanggung jawab atas setiap yang dilakukan, dan tidak membebani orang lain. Sikap mandiri juga perlu dilatih dan dikembangkan sejak dini agar nantinya menjadi pribadi yang fokus pada tujuan, mampu memanajemen waktu, menata dan menjaga diri, memiliki rasa percaya diri, dan lain sebagainya.
7. Peduli
Peduli maksudnya adalah sikap yang menunjukkan keberpihakan pada persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar. Bersikap peduli mengandung makna memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya, menghormati hak orang lain, menolong orang lain, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, norma norma dan lain sebagainya.
8. Hidup sederhana
Yang dimaksud dengan sederhana adalah tidak berlebih-lebihan, bersahaja atau sedang-sedang saja. Orang yang berintegritas cenderung bersikap dan hidup sederhana dalam arti hanya fokus pada hal-hal yang penting dan berarti saja. Selain itu, hidup sederhana juga mengacu pada selalu menyesuaikan diri dengan kebutuhan, hidup yang sewajarnya, cerdas, memiliki skala prioritas dalam hidup, dan hidup selayaknya.
9. Bertanggung jawab
Tanggung jawab adalah sikap berani menanggung segala sesuatu yang dilakukan. Orang yang bertanggung jawab biasanya berani memikul akibat atas apa yang telah dilakukan, konsekuen, tidak selalu “ngeles” atau mencari-cari alasan yang tidak penting sebagai bentuk menghindari tanggung jawab, dan tidak melempar tanggung jawab pada orang lain.