Pengertian Pengurai (Dekomposer) : Macam Jenis, Fungsi, Tahapan dan Contoh

Pengurai atau dekomposer merupakan organisme yang memangsa organisme lain yang sudah mati serta oriduk limbah dari organisme lainnya. Pengurai atau dekomposer akan membuat tanah sangat kaya dengan cara menambah senyawa organik. Zat seperti air, karbon serta nitrogen akan dikembalikan ke ekosistem lewat pengurai. Sedangkan beberapa organisme yang termasuk pengurai diantaranya adalah cacing tanah, belatung, bakteri, siput, jamur, lumut, ragi serta actinomycetes.

A. Pengertian Pengurai

Dekomposer atau pengurai merupakan makhluk hidup yang mendapatkan energi dengan mengurai sisa makhluk hidup yang sudah mati. Selain pengurai pada komponen biotik, ada juga produsen serta konsumen berdasarkan cara hidupnya. Produsen adalah penghasil yang berarti bisa menghasilkan makanan sendiri yakni dengan fotosintesis. Sedangkan yang termasuk produsen adalah tumbuhan yang memiliki klorofil. Untuk itu, tumbuhan hijau dinamakan dengan autrotof seperti padi sebagai produsen.

Sementara konsumen disebut sebagai pemakai yang berarti memakan tumbuhan atau hewan lain supaya bisa memperoleh energi dan dinamakan dengan heterotrof. Konsumen sendiri dibagi menjadi 2 tingkatan yakni konsumen I serta kosumen II. Untuk konsumen I dinamakan herbivora dan konsumen II dinamakan karnivora. Contoh dari konsumen I adalah herapah dan konsumen II adalah singa.

Dekomposer atau pengurai tersebut mempunyai fungsi yang sangat penting pada ekosistem. Tumbuhan atau hewan yang telah mati nantinya akan diuraikan serta dikembalikan ke tanah sebagai unsur hara atau zat anorganik yang sangat penting untuk pertumbuhan. Selain itu, proses penguraian juga akan menghasilkan karbon dioksida yang penting dalam proses fotosintesis.

B. Jenis Jenis Pengurai atau Dekomposer

Dekomposer sendiri dibagi menjadi 4 jenis, yakni:

  • Mikroba: Contohnya seperti jamur serta bakteri.
  • Makrofauna: Protozoa.
  • Meiofauna: Kumbang.
  • Makrofauna: Cacing tanah.

Pengurai akan membuat tanah mengandung senyawa organik seperti air, karbon dan nitrogen yang akan dikembalikan ke ekosistem lewat aktivitas pengurai. Organisme ini akan makan bahan organik kemudian diubah menjadi zat yang dikembalikan dalam bentuk anorganik. Sebagian dari bahan anorganik yang dibuat pengurai dan dikembalikan ke lingkungan diantaranya adalah karbon dioksida, fosfat serta amonium.

C. Contoh Pengurai atau Dekomposer

Ada beberapa contoh dari pengurai berdasarkan tempatnya seperti gurun, air, hutan dan juga kutub:

1. Gurun

Di area gurun, akan sulit pengurai untuk bisa hidup sebab pengurai lebih menyukai tempat yang lembab. Namun, ada salah satu pengurai di gurun yakni bakteri sebab berukuran sangat kecil dan dapat hidup udara. Selain itu, ada beberapa jenis pengurai lain di gurun seperti kaki seribu, kumbang serta cacing tanah.

2. Air

Jenis pengurai yang ada di air juga bisa dikatakan sedikit dan beberapa diantaranya berjenis bakteri. Namun, ada juga pemulung lain seperti kepiting, udang air tawar, cacing serta lobster. Nantinya, ikan akan memangsa tumbuhan serta hewan yang sudah mati di air.

3. Hutan

Di area hutan ada banyak pengurai yang bervariasi seperti bakteri, siput, jamur serta cacing tanah. Apabila ada organisme yang mati di hitan, maka pengurai atau dekomposer yang akan menguraikan organisme mati tersebut sekaligus memberi nutrisi pada tanah.

4. Kutub

Hampir sama seperti gurun, area kutub juga menjadi lokasi pengurai sulit ditemukan yang dipengaruhi karena iklim. Meski beberapa jenis pengurai tidak bisa hidup di kutub, namun bakteri tetap bisa tinggal karena pada dasarnya bisa hidup di mana saja. Selain itu, gagak kutub adalah pemulung yang bisa makan bangkai dari hewan yang sudah mati.

D. Fungsi Pengurai atau Dekomposer

Pengurai memiliki peran penting dalam ekosistem. Tanpa adanya pengurai, maka organisme yang sudah mati tidak bisa dipecah serta didaur ulang menjadi makhluk hidup lain. Tujuan dari pengurai membusukkan juga karena harus bertahan hidup. Pengurai merupakan heterotrofik yang mengartikan jika pengurai bisa memperoleh energi dengan cara menelan bahan organik.

Organisme yang sudah mati bisa memberikan nutrisi pada pengurai seperti jamur serta bakteri yang dipakai untuk berkembang biak dan tubuh serta menyebarkan spesies. Rantai makanan akan diawali dengan energi matahari yang kemudian ditangkap tanaman serta diubah menjadi bahan bakar lewat fotosintesis. Konsumen primer akan memakan tumbuhan, sementara konsumen sekunder serta tersier akan makan konsumen primer

Di akhir rantai makanan, pengurai berguna untuk pembersihan dengan cara mengonsumsi bangkai dari hewan mati, membusukkan bahan tanaman serta produk limbah anggota ekosistem lain. Contohnya cacing tanah yang akan mengambil tanah serta mikroorganisme serta mengeluarkan limbah yang diisi dengan nutrisi kemudian ditambahkan ke tanah. Jamur akan menyerap nutrisi dari hewan serta tanaman yang dikonsumsi sambil melepaskan enzim untuk memecah bahan organik yang sudah mati.

E. Tahapan Dekomposisi

Pada saat organisme mati dan pengurai melakukan dekomposisi, maka organisme tetap melewati 5 tahap pembusukan yakni fresh, mengasapi, pembusukan aktif, pembusukan lanjut dan pembusukan kering atau sisa. Sedangan proses utama yang terjadi pada organisme yang membusuk terdiri dari 2 yakni autolisis serta pembusukan.

Autolisis terjadi pada saat enzim seluler di dalam tubuh organisme mati memecah sel serta jaringan. Sementara pembusukan merupakan saat mikroba tumbuh serta bereproduksi di semua tubuh sesudah kematian. Berikut adalah tahap demi tahapnya:

  • Fresh: Dimulai sesudah jantung organisme berhenti berdetak sehingga tidak ada oksigen serta karbon dioksida menumpuk. Autolisis kemudian akan mulai terjadi dan pembusukan juga terjadi.
  • Mengasapi: Karena pembusukan, maka penumpukan gas terjadi dan sisa organisme membengkak kemudian beberapa gas serta cairan akan dibersihkan dari tubuh.
  • Pembusukan aktif: Sisa kehilangan massa serta pencairan dan disintegerasi jaringan terjadi dan bakteri menghasilkan bahan kimia seperti hidrogen sulfida, amonia dan metana yang menghasilkan bau kuat.
  • Pembusukan lanjutan: Organisme sudah kehilangan banyak massa sehingga yang tersisa untuk diurai tidak banyak. Apabila organisme ada di dalam tanah, maka tanah disekitarnya akan mengalami peningkatan nitrogen yang penting untuk tanaman.
  • Kering/tersisa: Dalam tahap ini, kulit dan tulang rawan akan mengering dan tulang yang akan tersisa. Pertumbuhan tanaman bisa terjadi di sekitar sisa sebab tingkat nutrisi di tanah meningkat.