Dalam kisah Mahabarata, Sisupala adalah seorang putra Damagosa dan Srutasrawa dari kerajaan Chedi, di mana ia juga kerabat dekat Mathura dan Baladewa. Sisupala merupakan saudara sepupu dari Kresna, Baladewa, dan Subrada. Di dalam kisahnya, ia adalah musuh bebuyutannya Kresna, di mana ia terbunuh di tangan Kresna ketika sedang menjalani upacara Rajasurya yang diadakan Yudistira. Ia dibunuh oleh Kresna karena penghinaannya terhadap Kresna yang tiada henti. Di dalam kitab Bhagawatapurna juga menjelaskan bahwa Sisupala adalah titisan dari Jaya dan Wijaya yang merupakan penjaga gerbang istananya Wisnu, Waikuntha.
Sisupala juga biasanya disebut dengan nama Supala, Raja Cedi. Tahta kerajaan itu merupakan warisan dari ayahnya, Prabu Damagosa. Ibu Supala bernama Dewi Sruta yang merupakan putri sulungnya Kuntiboja.
Dalam kisah Mahabarata, Sisupala lahir dengan ciri fisik bermata tiga dan berlengan empat. Awalnya, orang tua Sisupala ingin membuang Sisupala, namun karena terdapat sabda dari kahyangan bahwa mereka tak boleh membuang Sisupala, karena itu bukanlah kecacatan fisik, melainkan itu adalah anugerah dan takdirnya hingga dewasa. Sabda itu juga menyebutkan bahwa Sisupala bisa berubah normal ketika ia berada di pangkuannya seseorang yang istimewa bagi Sisupala. Di mana seseorang yang istimewa itu adalah seorang titisan Wisnu. Bahkan kematiannya pun juga ada di tangan titisan Wisnu, yaitu Kresna. Inilah takdir hidup Sisupala.
Saat Kresna menghukum dan membunuh Sisupala, upacara Rajasurya dilanjutkan kembali dengan meriah dan megah seperti rencana semula. Dalam acara tersebut, Yudistira mendapat gelar dan pengakuan dari Kresna sebagai Maharajadiraja, yaitu raja dari segala raja.