Senjata Tradisional : Aceh, Bali, Jawa Barat

Negeri ini kaya dengan kebudayaan dan warisan leluhur yang sangat dihargai bahkan di mata dunia. Mulai dari baju adat, lagu daerah, batik, hingga senjata tradisional. Dalam 34 provinsi di Indonesia, masing – masing memiliki senjata daerah yang khas dan selalu menjadi kebanggaan. Sebagai orang Indonesia, Anda wajib tahu tentang keberadaannya. Simak keanekaragamannya di bawah ini!

Senjata Tradisional Bali

  • Keris Tayuhan
    Merupakan warisan dari kerajaan Majapahit dan dijadikan sebagai identitas diri masyarakat Bali. Terdiri dari tiga bagian yaitu sarung, gagang, dan bilah. Dahulunya keris ini dipakai untuk peperangan. Kini keberadaannya dianggap keramat dan dijadikan pusaka.
  • Tiuk
    Bentuknya seperti belati. Selain dipakai sebagai senjata, digunakan pula untuk keperluan dapur, membuat sesaji, dan lain – lain. Bentuknya sederhana, akan tetapi ukiran dan hiasan pada sarungnya memang terlihat istimewa.
  • Wedhung
    Bentuknya hampir sama dengan tiuk. Kegunaan utama adalah sebagai senjata perang. Bahan utamanya adalah logam tempaan yang kemudian diukir. Cirebon juga memiliki senjata tradisional yang hampir sama, hanya saja perbedaannya terletak pada ukiran dan detail sarungnya.
  • Caluk
    Adalah sebuah senjata yang bentuknya melengkung. Pegangannya lumayan panjang dan bisa dipakai untuk menjangkau sesuatu yang tinggi. Biasanya selain dipakai sebagai alat pertahanan dipakai juga untuk memotong ranting pohon dan keperluan berkebun.
  • Kandik
    Secara fisik bentuknya mirip dengan kapak. Kegunaan utamanya adalah untuk menebang pohon, melakukan pekerjaan berat, membelah kayu, dan lain – lain. Hingga kini masyarakat tradisional Bali masih memakainya.

Senjata Tradisional Aceh

  • Rencong
    Salah satu senjata andalan para pahlawan Indonesia ini sudah ada dari zaman sultan pertama Aceh, Sultan Ali Mughayat Syah. Memiliki mata yang tajam dan sarung yang terbuat dari gading, emas, atau kuningan. Mereka yang menggunakannya untuk berperang sering menyelipkan senjata ini di pinggang.
  • Pudoi
    Bentuknya melengkung, terbuat dari logam, dan memiliki gagang yang pendek namun lurus. Keistimewaan lainnya adalah dari segi motif baik di bagian sarung maupun pegangannya.
  • Siwah
    Bentuknya mirip encong, tetapi lebih panjang. Saat ini keberadaannya sulit diketemukan. Dahulu kala sering dipakai oleh para raja atau para ulebalang. Beberapa siwah diketahui memiliki permata pada bagian gagang dan sarungnya.
  • Meucugek
    Gagangnya menyerupai panahan. Mirip seperti rencong tetapi mempunyai perekat. Dahulu senjata ini dibuat untuk kebutuhan perang. Dengan bentuk yang pipih memanjang akan memudahkan untuk menikam lawan.
  • Meriam Sri Rambai
    Meriam ini dibuat pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Hingga saat ini, senjata ini masih ada dan menjadi saksi sejarah pada masa penjajahan Belanda. Pemerintah menjadikan daerah sekitar meriam tersebut menjadi tempat wisata yang kebetulan berhadapan langsung dengan LautFort Cornwallis Penang Malaysia.

Senjata Tradisional Jawa Barat

  • Kujang
    Memiliki panjang 20 – 25 cm. Selain sebagai senjata, dipakai juga oleh pria untuk perlengkapan busana. Kujang sudah dipakai sejak zaman Kerajaan Tarumanegara. Kini telah berkembang dan terbagi menjadi beberapa jenis. Misalnya kujang badak, kujang bangkong, dan kujang jago.
  • Patik
    Bisa juga diartikan sebagai kapak. Kegunaannya adalah untuk membuat kayu. Sampai saat ini masih sering digunakan oleh masyarakat Jawa Barat untuk berbegai keperluan terutama di daerah pedesaan.
  • Bedog
    Senjata panjang ini sama dengan golok. Bentuknya melengkung berlawanan dengan golok khas masyarakat Betawi. Fungsinya adalah untuk menyembelih hewan, berkebun, dan lain – lain.
  • Congkrang
    Bentuknya sekilas mirip cetok, umunya dipakai untuk menyiangi rumput. Beberapa orang menyebutnya dengan cangkul mini. Hingga sekarang masih sering dipakai di daerah pedesaan.
  • Bajra
    Senjata ini sangat lawas sekali. dahulunya sering dipakai untuk keperluan perang dari zaman kerjaan Hindu – Buddha. Kini sudah tidak pernah dipakai lagi. Anda dapat menemukan senjata ini di museum sejarah.

Senjata Tradisional Papua

  • Busur dan Panas
    Senjata ini adalah yang paling banyak dipakai oleh suku Papua. Kegunaan utamanya adalah untuk berburu. Selain itu, dipakai juga untuk berperang antar suku dalam memperebutkan daerah kekuasaan. Dibuat dari kayu rumi dan juga rotan.
  • Tombak Papua
    Tak hanya di Jawa dan Bali, Papua memiliki tombak kebanggaannya tersendiri. Pegangannya terbuat dari kayu sedangkan mata tombak terbuat dari tulang. Fungsi senjata ini yakni untuk berburu baik untuk menombak babi hutan maupun ikan sungai.
  • Belati Papua
    Pada umumnya belati atau pisau dibuat dari bahan logam, tetapi lain di Papua karena dibuat dengan tulang kaki burung kasuari. Tulang ini sangat kuat, pada ujung pegangannya biasanya ditempelkan bulu burung sebagai hiasan.
  • Kapak Batu
    Jika kapak yang sering dijumpai dibuat dari besi, maka kapak Papua terbuat dari batu yang telah diasah menjadi lebih tajam. Sampai sekarang senjata ini masih sering digunakan terutama oleh suku – suku yang terisolir di pedalaman Papua.

Senjata Tradisional Yogyakarta

  • Bandhil
    Bandhil adalah senjata yang ujungnya terbuat dari logam (berperan sebagai peluru) dihubungkan pada ujung lain yang sama dengan rantai besi. Dibagi menjadi tiga golongan, yaitu bandhil brubuh, bandhil jauh, dan bandhil lepas.
  • Canggah
    Bentuknya hampir sama dengan tombak dan memiliki dua mata atau dwisula. Zaman dahulu sering dipakai untuk persenjataan perang. Gagangnya yang sangat panjang membuat penggunaannya sering ditikamkan pada leher lawan.
  • Condroso
    Adalah senjata tradisional yang menyerupai tusuk konde. Biasanya dipakai oleh kaum wanita dan diselipkan pada tatanan rambutnya. Meskipun kecil, namun ujungnya sangat tajam. Bahkan untuk menambah keampuhannya pada ujung – ujungnya dilumuri racun sehingga bisa mematikan lawan dengan cepat.
  • Wedhung
    Dari segi penampilan mirip dengan pisau, akan tetapi sedikit lebih besar dan memiliki sarung kayu. Orang zaman dahulu sering menempatkannya di pinggang depan.
  • Keris
    Senjata ini adalah yang paling penting di tanah Yogyakarta. Salah satu yang terkenal dan disimpan sebagai pusaka keratin adalah keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek. Sering dipakai oleh Sri Sultan untuk hal penting. Menurut sejarah keberadaan keris ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Demak.

Senjata Tradisional Sulawesi Selatan

  • Badik Luwu
    Seperti pada namanya, asal senjata ini adalah Kabupaten Luwu. Ciri utamanya terletak pada bilahnya yang lurus dan runcing di ujungnya. Konon katanya badik ini bisa menikam orang yang punya ilmu kekebalan sekalipun karena dibuat dengan cara khusus yang bersifat rahasia.
  • Badik Raja
    Masyarakat setempat meyakini bahwa badik jenis ini dibuat oleh makhluk halus sehingga sangat sakral dan tidak bisa dimiliki oleh orang biasa. Panjangnya tak lebih dari 25 cm. Pada zaman dahulu sering dipakai oleh para raja di Bone.
  • Lompo Battang
    Bentuknya sangat tidak biasa karena mirip perut besar. Tidak banyak catatan pada senjata tradisional ini. Kabarnya dahulu dipakai untuk berperang dan berburu.