Gejala Tifus : Gejala, Penyebab, Jenis, Pencegahan dan Obat

Pernahkah Anda mendengar istilah penyakit gejala tipes, atau gejala tifus? Apakah menurut Anda keduanya sama saja atau berbeda? Kalau berbeda apa perbedaannya? Lalu tahukah Anda mengapa keduanya bisa menjangkiti manusia? Ketika menyerang manusia, apa saja gejala yang ditimbulkannya? Adakah tipe – tipe dalam penyakit tersebut? Dan bagaimana pengobatan yang tepat? Berikut ini ulasannya.

Gejala Tifus, Tipes, dan DBD

Gejala tifus kerap kali dianggap sama dengan gejala tipes oleh masyarakat. Ketika seseorang didiagnosis terjangkit tifus, maka masyarakat akan langsung menganggapnya sebagai tipes. Namun tahukah Anda bahwa keduanya adalah penyakit yang berbeda meskipun sama – sama disebabkan oleh bakteri? Jenis bakteri yang menyebabkan penyakit tipes atau gejala tipes adalah Salmonella typhi (S. typhi)

Sedangkan bakteri yang menyebabkan penyakit atau gejala tifus adalah jenis bakteri Rickettsia typhi (R. typhi) atau Rickettsia prowazekii (R. Prowazekii). Penyebutan gejala sendiri digunakan untuk merujuk kepada jenis penyakit tertentu, namun masih diperlukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap sampel darah, urin, feses, hingga sum – sum tulang belakang penderita, dan apabila hasil tersebut positif, maka kata gejala akan dihilangkan.

Seperti itulah dunia medis bekerja, tidak memvonis langsung pasiennya sebelum dilakukan penelitian dan pemeriksaan lebih lanjut. Karena bisa saja satu penyakit memiliki ciri dan gejala yang hampir sama terhadap penyakit lainnya. Seperti contohnya gejala tifus, dengan gelaja tipes ini. Selain itu, kedua penyakit ini pun memiliki gejala yang hampir sama dengan demam berdarah.

Ketiganya memiliki gejala yang hampir sama yaitu diawali dengan demam tinggi. Sehingga ketiga penyakit tersebut sering terjadi kesalahan dalam pendugaan bagi masyarakat awam yang belum membawa penderita ke petugas medis. Kalau gejala tifus dan tipes disebabkan oleh bakteri, berbeda halnya dengan demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh perantara nyamuk Aedes aegypti.

Bagaimana Gejala Tifus Bisa Menyerang?

Sudah jelas bukan sekarang perbedaan antara gejala penyakit tifus, tipes, dengan demam berdarah (DBD) yang ketiganya hampir sama, namun tetaplah merujuk kepada jenis penyakit yang berbeda. Selanjutnya akan dibahas mengenai bagaimana penyakit tifus bisa menyerang manusia. Penyakit tifus disebabkan oleh jenis bakteri Rickettsia typhi atau Rickettsia prowazekii yang dibawa oleh hewan ektoparasit.

Kata ektoparasit berasal dari dua suku kata, yaitu ekto yang berarti luar, dan parasit yang merupakan hubungan antar makhluk hidup yang merugikan salah satu pihak, dan mengambil komponen dari makhluk hidup lain untuk hidup (disebut sebagai inang), darah misalnya. Sehingga dapat diartikan hewan ektoparasit adalah hewan parasit yang hidup di luar tubuh inangnya.

Di luar tubuh yang dimaksud adalah menempel pada tubuh inangnya. Hewan yang tergolong ektoparasit seperti kutu, tungau, dan caplak. Ketiga ektoparasit ini menghisap darah tubuh hewan inangnya, contohnya tikus untuk dapat bertahan hidup. Tikus inilah yang kemudian sebagai perantara untuk hewan ektoparasit pembawa bakteri gejala tifus sehingga dapat menginfeksi manusia.

Bakteri penyebab penyakit tifus hidup di dalam perut dan usus hewan ektoparasit. Ketika hewan ektoparasit tersebut menggigit manusia, di saat itulah bakteri tersebut mulai masuk ke dalam tubuh manusia, apalagi ketika manusia tersebut menggaruk atau menyentuh bekas gigitannya akan menyebabkan intrusi bakteri tifus masuk ke dalam tubuh manusia menjadi lebih cepat. Sehingga timbullah gejala tifus ini.

Selain melalui gigitan dari hewan ektoparasit pembawa bakteri tifus, gejala tifus dapat menyerang manusia dari udara yang dihirupnya. Udara yang dimaksud adalah udara yang telah terkontaminasi dari bakteri pembawa penyakit tifus ini. Penyakit tifus dapat menular dari satu orang ke orang lain bila:

  1. Melakukan kontak kulit langsung dengan penderita dalam waktu yang cukup lama.
  2. Daya tahan tubuh lemah.
  3. Memakai atau menggunakan barang bersama dengan penderita, seperti masker, pakaian, sprei, dan lainnya.
  4. Berkunjung ke daerah endemik tifus akan memperbesar kemungkinan penularan penyakit ini.

Oleh karena itu Anda harus lebih berhati – hati bila sudah ada orang di sekitar Anda yang sudah positif tifus ataupun masih dalam bentuk gejala tifus.

Tipe Penyakit Tifus

Gejala tifus akan merajuk kepada penyakit tifus bila hasil pemeriksaan laboratorium terhadap beberapa sampel pasien positif, dan penyakit tifus sendiri digolongkan menjadi empat tipe, yaitu:

1. Epidemik Tifus

Epidemik adalah penyakit yang penyebarannya sangat cepat dari satu daerah ke daerah lainnya. Begitupun dengan tifus jenis ini. Epidemik tifus disebabkan oleh bakteri Rickettsia prowazekii pada kutu rambut manusia dan ditularkan kepada manusia melalui gigitannya. Penyakit tifus jenis ini tergolong berat dan dapat mengancam nyawa penderitanya.

2. Endemik Tifus

Endemik tifus lebih ringan dibandingkan dengan epidemik tifus, meskipun keduanya mirip satu sama lainnya. Disebut juga dengan tifus murine. Ditularkan melalui kutu loncat pada tikus yang mengandung bakteri jenis Rickettsia typhi.

3. Scrub Thypus

Tifus jenis ini masuk ke dalam tingkatan ringan hingga berat. Disebabkan oleh bakteri Orientia tsutsugamushi pada tungau larva yang biasa terdapat pada hewan pengerat seperti tikus.

4. Spotted Fever

Disebabkan oleh ektoparasit caplak yang mengandung bakteri Rickettsia yang menyebabkan bintik – bintik merah pada kulit.

Apa Saja Gejalanya?

Berikut gejala umum yang muncul ketika seseorang mulai terjangkit oleh gejala tifus:

  1. Diawali dengan demam tinggi, suhu badan bisa mencapai 40°C.
  2. Kepala terasa sakit.
  3. Akan terasa mual hingga muntah.
  4. Diiringi dengan gangguan BAB, yaitu diare atau sembelit.
  5. Batuk yang tidak berdahak.
  6. Sakit pada bagian perut.
  7. Terasa nyeri pada sendi serta otot.
  8. Kemudian punggung akan terasa sakit.
  9. Badan terasa tidak enak.

Apabila Anda atau karib kerabat mengalami gejala seperti di atas, sebaiknya segera dibawa ke dokter agar mendapat pemeriksaan lanjutan terhadap gejala tersebut. Karena apabila terlambat penanganannya, tifus dapat berkembang atau menyebabkan komplikasi lanjut seperti:

  1. Peradangan hati (hepatitis).
  2. Perdarahan pada saluran cerna.
  3. Penurunan cairan darah karena terus menjadi konsumsi bakteri tifus.

Pencegahan dan Pengobatan

Telah Anda ketahui bahwa penyebab gejala penyakit tifus yang kemudian berkembang menjadi penyakit tifus ini adalah bakteri pada hewan ektoparasit. Maka salah satu tindak pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjangkit penyakit ini adalah dengan mulai memperhatikan kebersihan di sekitar Anda. Mengapa? Karena hewan ektoparasit ataupun hewan pembawanya hidup di lingkungan yang kotor.

Dengan lingkungan yang bersih, maka akan meminimalisir terjangkitnya penyakit tifus. Selain itu perhatikan makanan dan minuman yang Anda konsumsi, dan pastikan makanan dan minuman tersebut bersih atau tidak tercemar serta benar – benar matang. Dan yang terakhir adalah hindari sebisa mungkin untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat menularkan penyakit atau gejala tifus tersebut.

Sedangkan untuk pengobatan terhadap gejala tifus digunakan antibiotik, seperti doxycycline dan tetracycline untuk membasmi bakteri penyebab penyakit tifus. Sifat dari antibiotik adalah bekerja terus – menerus dan bertahap, oleh karena itu dikonsumsi harus teratur dan sesuai dengan petunjuk dokter atau apoteker. Bila tidak teratur atau berlebih bukan membunuh patogen, melainkan membuatnya kebal.