Sama seperti ekspor dan impor, kata inflasi juga akrab digunakan dalam bidang perekonomian. Inflasi menjadi sebuah kondisi yang sering terjadi dan dalam kurun waktu yang lama. Inflasi sendiri erat kaitannya dengan kondisi di mana harga-harga barang menjadi naik secara signifikan. Kondisi ini tentu merugikan dan punya dampak khusus untuk rakyat.
Lantas apa sebenarnya pengertian inflasi? Lalu apa saja penyebab dan dampak yang bisa ditimbulkan oleh kondisi ini? Selain itu, apa jenis-jenis inflasi yang ada? Berikut ulasannya.
A. Pengertian Inflasi
Secara umum definisi atau pengertian Inflasi adalah suatu tahapan kenaikan harga dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus yang berkaitan dengan mekanisme pasar dan umumnya disebabkan oleh banyak faktor. Inflasi merupakan sebuah kondisi yang erat kaitannya dengan perekonomian negara. Inflasi terjadi ketika harga-harga barang yang ada di pasaran meningkat tajam, Kenaikan harga ini terjadi tidak dalam waktu yang khusus namun terjadi dalam waktu yang lama. Inflasi berbeda dengan kenaikan harga yang terjadi misalnya saat Hari Raya Idul Fitri. Karena kenaikan harga yang terjadi sesuatu waktu bersifat sementara.
Beda dari itu, inflasi lebih lama terjadi, bahkan berlangsung secara terus menerus dan tidak berhenti. Di atas merupakan pengertian inflasi secara umum, berikutnya masih ada beberapa penjelasan pengertian inflasi yang bisa anda pahami dari beberapa para ahli ekonomi sebagai berikut.
1. Sadono Sukirno,
Inflasi adalah proses naiknya harga-harga barang di dalam suatu proses perekonomian.
2. Boediono juga menjelaskan pengertian inflasi.
Inflasi adalah kondisi atau kecenderungan yang terjadi ketika harga-harga naik secara umum dan akan berlangsung secara terus menerus.
3. Bank Indonesia,
Inflasi adalah naiknya harga secara terus-menerus.
Melihat prosesnya, inflasi tidak bisa dihentikan ataupun diatasi. Kita hanya bisa mengendalikan laju inflasi saja dan berusaha menyeimbangkan uang yang beredar dengan jumlah barang yang tersedia. Karena kenaikan harga barang akan selalu ada dan beriringan dengan naiknya upah kerja. Yang perlu diperhatikan agar inflasi tak mengancam adalah keseimbangan antara jumlah uang dan barang.
Baca Juga : Pengertian Ekonomi Menurut Para Ahli
B. Penyebab Inflasi
Dari penjelasan di atas, bisa dipahami kalau inflasi tidak bisa serta merta terjadi tanpa adanya penyebab. Inflasi bisa terjadi karena beberapa hal yang bisa menjadi faktor pemicu. Karena faktor-faktor ini, inflasi terjadi dan harga-harga menjadi naik. Lantas apa saja penyebab inflasi? Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu inflasi.
1. Permintaan Barang yang Meningkat
Penyebab pertama terjadinya inflasi adalah meningkatkan permintaan barang. Hal ini juga kerap disebut dengan Demand Pull Inflation. Yakni kondisi di mana permintaan akan barang lebih tinggi dan bisa dibilang berlebihan. Sayangnya kondisi ini tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan baku yang sepadan.
Hal ini biasa terjadi karena beberapa hal, di antaranya peningkatan anggaran belanja dari pemerintah. Kemudian adanya over permintaan ekspor dari luar negeri. Padahal barang yang tersedia tidak bisa memenuhi permintaan itu, Dan juga permintaan barang untuk pihak swasta.
2. Peningkatan Biaya Produksi Barang
Meningkatnya permintaan barang tidak diimbangi dengan biaya produksi yang murah. Yang ada, biaya produksi meningkat bahkan sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan bahan baku untuk produksi meningkat tajam. Peningkatan biaya produksi barang ini sendiri disebabkan beberapa hal yakni upah para buruh yang baik dan juga harga BBM meningkat.
3. Semakin Banyak Uang yang Beredar
Seperti kita tahu, inflasi terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih besar dari seharusnya. Banyaknya uang yang beredar ini biasanya disebabkan oleh sistem anggaran defisit yang dijalankan pemerintah. Di mana pemerintah harus mencetak uang baru lebih banyak. Hal ini tentu membuat uang yang ada di luaran makin banyak.
Saat uang yang beredar ini lebih banyak, sayangnya produksi barang tidak berjalan beriringan. Produksi barang atau jumlah barang yang tersedia tidak bertambah sehingga permintaan terus meningkat. Hal inilah yang ujungnya membuat harga setiap barang menjadi naik tinggi karena ketersediaan yang terbatas.
Baca Juga : Pengertian Ekspor Adalah – Arti, Tujuan, Manfaat dan Contoh
C. Dampak Inflasi
Terjadinya inflasi tentu menyebabkan beberapa dampak bagi suatu negara. Dampak ini pun bisa digolongkan menjadi dampak yang baik maupun dampak yang buruk. Untuk itu berikut beberapa ulasan mengenai dampak baik dan juga dampak buruk dari inflasi sendiri.
1. Dampak inflasi pada ekspor
Inflasi akan membuat biaya ekspor bertambah mahal. Hal ini tentu akan membuat suatu negara lebih sedikit melakukan ekspor. Tak hanya itu saja, kurangnya barang yang bisa diekspor akan membuat proses ekspor berkurang. Dan dampak buruknya lagi, devisa yang akan diterima negara pun akan terus berkurang.
2. Dampak inflasi pada pendapatan rakyat
Selain berpengaruh pada kegiatan ekspor, inflasi juga berpengaruh pada pendapatan masyarakat. Inflasi diketahui bisa menyebabkan dua dampak. Yakni dampak buruk dan dampak baik. Dampak baiknya, inflasi bisa membuat pengusaha semakin memperluas produksi dan meningkatkan pembelian atau perekonomian.
Namun, inflasi juga memberikan dampak buruk terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap. Hal ini karena penghasilan tetap tidak diimbangi dengan harga barang yang tetap. Harga barang yang naik tentu membuat orang yang penghasilannya tetap makin kesusahan.
3. Dampak inflasi pada perhitungan harga pokok
Dampak lain dari inflasi adalah kebingungan yang dirasakan para pedagang dalam menentukan harga barang pokok. Inflasi yang sifatnya terus terjadi akan membuat pedagang bingung mematok harga. Apakah harga tersebut terlalu kecil atau justru terlalu besar. Jika hal ini terus terjadi, bisa-bisa masalah perekonomian akan semakin mengancam.
4. Dampak inflasi pada keinginan menabung
Orang akan mulai malas menabung saat inflasi terjadi, Bukan tanpa sebab, inflasi akan membuat pendapatan bunga tabungan lebih sedikit. Hal ini tentu membuat penabung malas untuk menyimpan uangnya.
D. Jenis Inflasi
Inflasi sendiri bisa dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini berdasarkan dari tingkat keparahan, penyebab, dan juga berdasarkan sumbernya. Lantas apa saja jenis-jenis dari inflasi? Berikut rinciannya.
1. Inflasi berdasarkan penyebab
Inflasi berdasarkan penyebab bisa dikategorikan menjadi 3 yakni Demand pull inflation, Cost push inflation, dan Bottle neck inflation.
a). Demand pull inflation
Jenis inflasi ini adalah kondisi di mana permintaan atas barang meningkat dan lebih tinggi dari kemampuan produsen memproduksinya.
b). Cost push inflation
Yakni jenis inflasi yang terjadi karena biaya produksi suatu barang meningkat, Hal ini membuat harga barang yang ditawarkan juga naik secara otomatis.
c). Bottle neck inflationc
Yakni jenis inflasi campuran atau inflasi gabungan. Di mana inflasi yang terjadi dikarenakan faktor dari permintaan dan penawaran.
2. Inflasi berdasarkan parahnya kondisi
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi bisa dikategorikan menjadi 4 jenis atau tahapan. Yakni sebagai berikut :
a). Inflasi ringan
Yakni kondisi inflasi yang masih mudah untuk diatasi atau dikenalikan. Inflasi ini juga belum begitu mengganggu perekonomian dari suatu negara. Biasanya, inflasi ringan terjadi ketika kenaikan abrang hanya berkisar di bawah 10 % pertahunnya. Kondisi ini tentu masih bisa diatasi agar tidak terlalu berpengaruh pada masyarakat.
b). Inflasi sedang
Inflasi sedang sudah bisa memengaruhi perekonomian rakyat. Terutama perekonomian para pekerja yang memiliki penghasilan tetap. Inflasi ini diketahui bisa menurunkan kesejahteraan para pekerja dengan gaji tetap.
Namun, inflasi ini masih berpengaruh pada individu saja, belum sampai memengaruhi ekonomi suatu negara. Biasanya, inflasi ini terjadi saat kenaikan barang berkisar pada 10-30% per tahunnya.
c). Inflasi Berat
Beda dari inflasi ringan dan sedang, inflasi berat sudah bisa memengaruhi perekonomian negara. Inflasi ini membuat perekonomian suatu negara kacau dan memburuk. Biasanya, jika inflasi ini sudah terjadi orang lebih memilih untuk menyimpan barang mereka karena memiliki harga yang lebih tinggi.
Tak hanya itu, kondisi ini akan membuat mereka enggan untuk menabung karena bunga yang didapat lebih sedikit. Inflasi ini terjadi saat kenaikan harga bisa mencapai 30-100% per tahun.
d). Hiperinflasi / Inflasi Sangat Berat
Inflasi ini sangat sulit dikendalikan bahan bisa mengancam kondisi ekonomi segara. Jika inflasi ini sudah terjadi, kondisi kesejahteraan masyarakat bisa terancam. Meski sudah dilakukan kebijakan fiskal atau moneter pun, jika inflasi ini sudah terjadi akan sulit di atasi. Terjadi ketika kenaikan berada di nilai 100% ke atas per tahun.
3. Inflasi Berdasarkan Sumber
Ada dua jenis inflasi yang bisa terjadi berdasarkan sumbernya yakni sebagai berikut :
a). Inflasi dari dalam negeri
Inflasi ini juga dikenal sebagai domestic inflation. Yakni inflasi yang terjadi karena peredaran uang di masyarakat lebih banyak dari yang seharusnya. Atau bisa juga terjadi ketika jumlah barang berkurang padahal penawaran atau permintaan tetap banyak sehingga harga menjadi naik.
b). Inflasi dari luar negeri
Inflasi ini juga sering disebut dengan imported inflation. Yakni inflasi yang terjadi ketika harga di perdagangan internasional menjadi naik. Hal ini akan memengaruhi harga di dalam negeri karena harga pasaran di luar tinggi.
Baca Juga : Pengertian Kegiatan Ekonomi Adalah – Pelaku, Tujuan, Jenis dan Contoh
E. Contoh Inflasi di Indonesia
Salah satu contoh inflasi terparah yang pernah di alami Indonesia terjadi pada tahun 1963-1965. Kondisi saat itu malah bisa dibilang sebagai hiperinflasi. Kondisi ini terjadi di akhir masa Orde Lama. Pada bulan Desember pemerintah menerbitkan uang baru 1 rupiah yang setara dengan 1000 rupiah.
Kejadian ini diketahui terjadi karena banyaknya hutang dan inflasi. Tak hanya itu, di tahun 1960an ekspor juga menurun drastis. Sampai akhirnya inflasi mencapai puncaknya di tahun 1962-1965 dan berada di atas 100%. Karena hal itu, pemerintah memilih untuk mencetak banyak uang untuk membayar hutang. Padahal hal ini justru membawa dampak yang lebih buruk.
Tak hanya untuk membayar hutang, cetakan uang yang berhasil diedarkan ini juga digunakan untuk mendanai proyek besar lainnya. Alhasil, pendapatan per kapita Indonesia langsung anjlog. Tak berhenti sampai di situ, di tahun itu juga tak ada bantuan luar negeri yang masuk ke Indonesia karena menolak bantuan dari AS.
Masalah ini perlahan teratasi setelah pemerintah mulai mengontrol laju inflasi pada tahun 1966-1970. Pemerintah saat itu dengan bantuan para ahli ekonomi berusaha meningkatkan kondisi ekonomi Indonesia dengan membangun kembali hubungan dengan Negara lain.
Di atas adalah sedikit penjelasan soal inflasi. Mulai dari pengertian, penyebab, jenis-jenisnya, sampai pada contoh. Dengan memahami penjelasan tersebut, anda akan lebih paham tentang seluk beluk inflasi secara detail.