Black hole atau lubang hitam sebetulnya belum diketahui kebenarannya hingga saat ini. Penelitian tentang black hole juga masih terus dilakukan hingga sekarang dan dengan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, teknologi, komunikasi dan informasi, maka penelitian tentang black hole juga semakin mudah dilakukan yang mendorong para peneliti untuk terus meneliti lebih jauh tentang black hole atau lubang hitam tersebut.
A. Pengertian Black Hole
Black hole atau lubang hitam merupakan suatu pemusatan massa yang lumayan besar sehingga bisa menghasilkan gaya gravitasi yang besar. Gaya gravitasi yang besar tersebut nantinya bisa mencegah sesuatu lolos kecuali lewat terowongan kuantum. Medan gravitasi yang kuat membuat kecepatan pelepasan cahaya. Tidak ada sesuatu termasuk radiasi elektromagnetik yang bisa lolos dari gravitasi black hole bahkan cahaya hanya bisa masuk namun tidak bisa melewati atau keluar dan karena itulah digunakan kata black atau hitam dalam kata black hole.
Istilah black hole sudah tersebar luas meski tidak mengarah ke suatu lubang dalam arti yang biasa namun lebih kepada suatu area di angkasa yang semuanya tidak bisa kembali. Jika dilihat secara teoritis, black hole bisa memiliki ukuran yang bervariasi dari mulai mikroskopik hingga berukuran alam raya yang bisa diamati. Black hole merupakan area ruang waktu di mana gravitasi bisa mencegah segala sesuatu termasuk cahaya untuk melarikan diri.
Teori relativitas umum memprediksi jika cukup kompak massa akan merusak ruang waktu untuk membentuk black hole. Di sekitar black hole terdapat permukaan matematis didefinisikan dinamakan dengan cakrawala peristiwa yang menandai point of no return. Ini dinamakan black atau hitam karena bisa menyerap seluruh cahaya yang menyentuh cakrawala.
B. Sejarah Black Hole
Teori yang menyatakan adanya black hole atau lubang hitam diperkenalkan di abad ke-18 oleh John Michell serta Pierre Simon Laplace yang kemudian dikembangkan kembali oleh Karl Schwarzchild yang didasari teori relativitas Albert Einstein di tahun 1916. Karena itulah istilah black hole semakin dikenal sebab dipopulerkan kembali oleh Stephen William Hawking.
Pada awalnya sebuah bintang terbentuk dengan kondisi tingkat radiasi serta gravitasi yang seimbang. Namun semakin lama bintang tersebut akan kehabisan bahan bakar untuk berfusi tingkat radiasi yang akan semakin lemah. Ketidakseimbangan yang membuat gravitasinya lebih kuat kemudian membuat bintang mengalami penghancuran dan ketika sampai sebuah titik tertentu, maka akan kolaps dan mengakibatkan ledakan yang disebut dengan supernova.
Ledakan tersebut akan membuat kepadatan benda bertambah dan memaksa gravitasi juga meningkat. Kekuatan gravitasi tersebut yang kemudian menghasilkan black hole atau lubang hitam. Semakin lama, black hole akan mati dengan sendirinya dan mengecil akibat tekanan gravitasi yang kemudian menghasilkan ledakan super besar. Proses ini bisa berlangsung cukup lama sehingga kemungkinan manusia tidak lagi bisa melihat ledakan tersebut.
C. Asal Mula Black Hole
Black hole tercipta ketika sebuah objek tidak bisa bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya. Ada banyak objek termasuk bumi dan matahari tidak akan pernah berubah menjadi black hole. Tekanan gravitasi di bumi dan matahari tidak cukup untuk melampaui kekuatan nuklir serta atom dalam dirinya yang memiliki sifat melawan tekanan gravitasi. Namun sebaliknya untuk objek yang memiliki massa sangat besar, maka akan membuat tekanan gravitasi yang menang.
Sebetulnya, ada teori yang mengatakan jika daya hisap suatu black hole bisa semakin lemah dan masuk ke fase tidur kemudian berhenti memakan benda angkasa. Black hole yang disebut Sagitarius A terletak di tengah galaksi Bima Sakti. Scherbakov yakni seorang astronom dari Pusat Astrofisika Harvard berkata jika black hole yang ada di Galaksi Bima Sakit hanya memakan sekitar 0.01% bintang yang ada di sekelilingnya.
D. Teori Black Hole
Ada beberapa teori yang sangat terkenal mengenai black hole menurut para ahli dan berikut beberapa diantaranya:
1. Teori Relativitas Umum
Di tahun 1976, seorang pakar astrofisika bernama Stephen Hawking mengemukakan teori jika black hole terbentuk dari bintang raksasa yang memiliki tekanan gravitasi luar biasa besar sampai bisa menarik materi serta energi yang ada di sekitarnya dan akan musnah ketika ditelan black hole.
2. Teori Fisika Kuantum
Untuk teori fisika kuantum berlawanan dengan teori relativitas umum yang menyatakan jika energi serta materi yang tidak bisa dihancurkan akan tetapi hanya berubah wujud. Hawking pernah menyatakan jika materi yang terhisap lubang hitam akan mengalir ke jagad raya yang baru.
Namun sesudah Hawking memikirannya kembali, maka akhirnya ia menyatakan jika black hole tidak menghancurkan segala sesuatu yang sudah dihisap namun akan disimpan dalam waktu yang lama. Sesudah black hole rusak serta mati, maka semua yang sudah pernah dihisap akan kembali dikeluarkan ke jagad raya namun dalam kondisi sudah tercerai berai. Pemikiran baru Hawking yang radikal tersebut kemudian diungkapkan pada Konferensi Internasional Mengenai Gravitasi dan Relativitas Umum ke-17 di Dublin, Irlandia.
3. Teori Evolusi Bintang
Menurut teori evolusi bintang, black hole berasal dari sejenis bintang biru yang punya suhu permukaan lebih dari 25.000 derajat celcius. Pada saat pembakaran hidrogen pada bintang biru yang membutuhkan waktu sekitar 10 juta tahun, maka akan berubah menjadi bintang biru raksasa.
Sesudah itu, bintang akan menjadi dingin dan akhirnya berubah kembali menjadi bintang merah raksasa. Pada fase ini akibat dari tarikan gravitasi, maka bintang merah raksasa akan meledak dengan dahsyat atau yang dinamakan dengan Supernova dan menghasilkan dua jenis bintang yakni Netron dan lubang hitam atau black hole.