Metamorfosis Capung – Capung adalah kelompok serangga yang termasuk kedalam bangsa Odonata. Belum tau apa itu odonata ? Odonata merupakan salah satu ordo pada serangga yang sejak awal berbeda dalam penentuannya dari ordo serangga lain. Jika orde serangga lain di golongkan berdasarkan pada sayapnya, berbeda dengan odonata yang digolongkan berdasarkan giginya.
Jenis serangga ini biasanya selalu ditemui didekat air dan tak jauh dari air. Mengapa ? Karena air merupakan tempat dimana mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak anaknya atau keturunannya. Dalam bahasa daerah capung memiliki nama yang berbeda beda. Papatong merupakan nama capung dari sunda, kinjeng dari jawa, coblang juga dari jawa dan kasasiur serta tjapung. Daur Hidup Capung yaitu dari telur capung yang menetas, kemudian memasuki tahap nimfa, berkembang menjadi capung dewasa yang kemudian kawin dan menghasilkan capung generasi yang baru dengan siklus sama yang akan berulang kembali.
Jenis Capung
Capung subordo Anisoptera lebih mudah dibedakan dari pada capung jarum atau subordo Zygopetra. Capung pada umumnya memiliki tubuh memanjang cukup besar dengan sayapnya yang hampir sepanjang tubuhnya. Ketika hinggap disuatu tempat maka sayapnya akan terbuka atau terbentang ke samping.
Berbeda dengan capung jarum (subordo Zygopetra) yang memiliki tubuh lebih ramping dan lebih kecil dibanding capung Anisopetra. Tubuhnya yang ramping inilah mirip seperti jarum sehingga disebut dengan capung jarum. Satu lagi perbedaan capung biasa dengan capung jarum adalah ketika hinggap capung jarum akan menutup sayapnya atau tegak menyatu dengan tubuhnya.
Metamorfosis Capung
Sama seperti jangkrik yang sudah saya bahas di artikel sebelumnya, capung juga mengalami metamorfosis. Metamorfosis yang terjadi pada capung juga sama dengan jangkrik yaitu metamorfosis tidak sempurna. Penggolongan Hemimetabolisme atau metamorfosis tidak sempurna pada capung disebabkan capung hanya mengalami perubahan semasa hidupnya yaitu telur, nimfa dan kemudian menjadi capung dewasa.
Proses Metamorfosis Tidak Sempurna Pada Capung
1. Telur
Capung biasanya melakukan proses perkawinan di udara atau ketika terbang dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar bisa sampai berjam jam ketika melakukan perkawinan. Setelah proses perkawinan, capung betina akan bertelur. Biasanya telur capung akan ditempelkan pada tanaman dekat dengan air dan induk capung biasanya akan memastikan bahwa wilayah tersebut terbebas dari polusi. Serta memastikan juga ada banyak mikroorganisme air yang bisa dijadikan sumber makanan larva capung. Setelah kawin satu induk capung sendiri dapat bertelur sekitar 100 butir telur tergantung jenis spesies capung tersebut.
Bagi kamu yang belum tahu bagaimana sih bentuk dan kondisi telur capung, nih saya jelaskan. Telur capung diselimuti dengan lendir, dan akan terasa licin jika kita pegang. Selain itu, telur capung akan menetas dalam waktu dua hingga tujuh hari tergantung dari iklim tempa telur tersebut berada. Jika dingin maka akan memakan waktu lebih lama untuk menetas.
2. Nimfa
Telur yang sudah menetas akan menjadi larva dan akan berkembang serta hidup di wilayah dasar perairan. Larva menggunakan insang internal sehingga bisa bernafas. Meskipun makhluk air, larva capung bisa hidup di darat walau di pindahkan berjam jam. Larva capung akan mengalami pergantian kulit terus menerus hingga menjadi nimfa.
Nimfa capung memiliki tubuh yang berukuran besar dan hidup sebagai karnivora yang ganas dan memakan berudu, anak ikan bahkan memangsa sesamanya (kanibal). Nimfa capung dapat bernafas dengan menggunakan insang yang ada didalam rektum di ujung perut. Selain itu, nimfa capung akan mengalami beberapa kali pergantian kulit ekdisis. Setiap tahapan diantara pergantian kulit pada nimfa disebut dengan instar. Tergantung jenis spesiesnya, pergantian kulit bisa terjadi hingga 8 – 12 kali.
Umur nimfa biasanya 4 minggu bahkan sampai beberapa tahun. Sebagian besar siklus hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa yakni bisa hidup hingga 4 tahun lamanya.
3. Capung dewasa
Ketika sudah berkembang dengan baik dalam lingkungan dan cuaca yang mendukung dan stabil, nimfa akan menyelesaikan tahapan metamorfosisnya menjadi capung dewasa. Setelah menjadi capung dewasa biasanya mereka akan merayap keluar dari air dengan menggunakan ranting tanaman. Dianggap capung dewasa ketika ia berhasil keluar dari kulit nimfa dan kulit nimfa ini disebut exuvia.
Capung muda memiliki sayap yang belum berkembang maksimal dan memiliki kepala yang dapat dilihat pembagiannya. Tubuhnya pun masih lunak dan warna tubuhnya belum sempurna. Ketika berhasil bertahan dari seleksi alam, capung muda akan menjadi capung dewasa dengan tubuh yang lebih sempurna. Biasanya capung dewasa dapat hidup selama dua hingga empat bulan.