Kewajiban Anak berbakti kepada Orangtua yang sudah Wafat

Jagad.idKewajiban Anak berbakti kepada Orangtua. Kewajiban Anak berbakti kepada Orangtua terutama yang sudah Wafat. Islam mengajari tiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Peranan orangtua besar sekali dalam jaga tumbuh berkembang anak semenjak dalam kandungan hingga anak bisa mengurusi dirinya secara mandiri. Mereka bahkan juga masih menyukai anak itu kemudian.

Kewajiban berbakti harus dilaksanakan untuk kedua orangtua sepanjang mereka masih hidup dan sesudah kematian salah satunya atau ke-2 nya. Nabi mengajari dan mengilustrasikan cara-cara berbakti ke orangtua yang sudah wafat.

4 Kewajiban Anak berbakti kepada Orangtua yang sudah Wafat

Berikut kami sajikan 4 kewajiban anak berbakti kepada orangtua yang sudah wafat, yaitu :

1. Ziarah ke Maqom orangtua yang sudah meninggal

Saat hidupnya, Nabi berziarah ke pusara ayah dan ibunya. Ia berkunjung pusara ayahnya bersama ibunya saat sebelum ia berumur 6 tahun. Sesudah ibundana meninggal, Rasulullah berziarah ke pusara ibunya.

Sebuah cerita mengenai kewenangan teman dekat Abu Hurairah, mudah-mudahan Tuhan meridhoi ia. Atas kewenangan Nabi berkunjung pusara ibu di Madinah. Selanjutnya ia duduk di makam ibu dan menangis. Kewajiban Anak berbakti kepada Orangtua yang dicontohkan oleh nabi

Tangisan Nabi, saw, membuat beberapa teman dekat menangis dengannya. Kemudian, Nabi, saw, berbicara ke beberapa teman dekatnya:

اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي فِي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ فِي أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ

Yang artinya : “Saya minta ijin ke Tuhanku untuk minta pengampunan untuk ibu saya, tapi Tuhan tidak mengabulkan permintaan saya. Selanjutnya saya minta ijin untuk berkunjung pusara ibu saya dan Allah mengabulkan saya untuk melakukan ziarah ke maqom ibu saya. Karena itu berziarahlah ke makam karena mengingatkan kita akan kematian (c. Muslim No. 976).”

Baca Juga : 5 Tanda-tanda Allah mencintai Hambanya

Hadits awalnya memperlihatkan jika ziarah ke pusara orangtua adalah sunnah Nabi. Berkunjung makam bisa tingkatkan kemauan untuk kumpulkan semakin banyak perbekalan untuk akhirat, karena mengingati pada kematian.

2. Berdoa untuk Orangtua

Dalam hadits awalnya, Rasulullah, mudah-mudahan Tuhan memberkatinya dan memberikannya kenyamanan, minta pengampunan untuk ibu. Tetapi, Tuhan tidak mengizinkannya, saw. Beberapa ulama memiliki pendapat jika larangan ini ada karena si ibu tidak memiliki iman dan wafat.

Di satu segi, ini memperlihatkan jika doakan orangtua, dan khususnya mohon maaf ke mereka, ialah wujud dedikasi yang khusus.

Adapun doa yang berguna untuk orangtua ialah doa anak yang saleh. Maka dari itu tiap muslim selalu harus usaha untuk bertakwa. Berikut yang disebutkan Nabi :

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَه

Atinya : “Saat seorang wafat, amalannya akan berhenti, terkecuali tiga hal: amal jariyah, Pengetahuan/ilmu yang bermnafaat, atau anak shaleh yang mendoakannya (HR. Muslim No. 1631).”

3. Menunaikan Janji Orangtua

Apabila mereka mempunyai janji atau wasiat saat sebelum kematian orang tuanya dan mereka tidak sempat memenuhinya, karena itu anak lelaki itu harus penuhi janji itu. Janji tertera di atas terhitung janji ke Tuhan dan setiap orang. Kewajiban Anak berbakti kepada Orangtua.

Janji ke Allah bisa berbentuk nazar, utang beribadah seperti utang puasa, niat haji yang belum tertunaikan tapi sanggup dibiayai oleh orangtua saat masih hidup, dan lain-lain. Janji ke setiap orang mencakup hutang, warisan, dan beberapa hal yang lain bisa dipenuhi dengan anak sesuai kemampuannya.

Baca Juga : Keutamaan Ayat Kursi, Simak Berikut Ini!

Seorang teman dekat pernah menanyakan ke Rasulullah mengenai ibunya yang sudah janji ke Allah untuk menjalankan beribadah haji, tetapi belum dipenuhi. Anak itu punya niat menjalankan beribadah haji atas nama ke-2 orang tuanya. Nabi menjawab:

نَعَمْ حُجِّي عَنْهَا ‏

Artinya : “Ya, berhaji atas namanya (HR. Al-Tirmidzi No. 929).”

4. Menjaga dan Menjalin hubungan baik dengan rekan dan kerabat orangtua

Membuat jalinan yang bagus dan baik dengan keluarga kedua orangtua sebagai salah satunya wujud dedikasi ke keduanya. Beberapa sarjana hadis menulis jika Nabi terus merajut jalinan dengan beberapa teman dekat Lady Khadijah. Sesudah meninggalnya.

Bila merajut silaturrahmi dengan famili istri dipandang baik dan sunnah, karena itu silaturrahim dengan famili dan teman dekat orangtua pasti lebih khusus. Tentang ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَبَرُّ الْبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ وُدَّ أَبِيهِ

Artinya : “Sebagus-baiknya kelebihan ialah jaga bersilahturahmi dengan tugas ayahnya (HR. Muslim No. 2552).”

Hadits awalnya mencakup saudara, famili, teman dekat, dan tiap orang yang mempunyai jalinan baik dengan orangtua.

Teman dekat Kita, berbakti ke orangtua sebetulnya telah dilaksanakan semenjak orangtua masih hidup. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berasa kasihan sekali ke kaumnya yang berjumpa sama orang tuanya saat mereka masih hidup, tetapi kondisi itu tidak membuat mereka masuk surga. Berikut tingginya nilai bakti ke orangtua dalam agama kita.

Baca Juga : Hari Ibu : Cinta dalam Perjuangan Seorang Ibu

Tetapi, bila kita tidak sempat berjumpa dengan orangtua kita saat mereka masih hidup, atau telah wafat, kita bisa layani mereka dengan beberapa amalan di atas. Kewajiban Anak berbakti kepada Orangtua

Mudah-mudahan kita termasuk sebagai hamba yang setia, anak yang saleh, dan berbakti ke ke-2 orangtua di hadapan Allah SWT. Aamiin.

Nah, itulah tadi pembahasan mengenai Kewajiban Anak berbakti kepada Orangtua terkhusus yang sudah Wafat atau meninggal. Semoga menambah kita dalam berbakti dan menyayangi orangtua kita.Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan kita dalam beribadah kepada Allah SWT.