Banjir Rob Di Daerah Pesisir Dan Cara Penaggulanganya

jagad.id – Respon banjir pasang surut dan adaptasi pesisir di Kota Pekalongan Selama 10 tahun terakhir, kawasan pesisir Kota Pekalongan telah mengalami fenomena banjir rob dan hampir daerah pesisir yang terendam hampir setiap hari.

Saat ini, banjir rob telah terjadi terendam 51% dari total luas Kota Pekalongan dengan maksimal ketinggian genangan 1,1 meter. Akibatnya, terjadi kerusakan pada
ekonomi, sosial, dan fisik (infrastruktur). Respon adaptasi dari semua pihak yang terlibat diperlukan untuk mengurangi dampak negatif.

Banyak penelitian tentang masalah ini, tetapi dalam hal ini artikel ini  fokus pada respon adaptasi struktural dan non-struktural. Teknik pengumpulan data dengan studi literatur dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa banjir rob di wilayah pesisir pantai Kota Pekalongan selain kenaikan muka air laut dan topografi, kondisi ini juga diperparah dengan fenomena penurunan tanah yang mencapai minus 30-50 cm.

Penanggulangan Banjir Rob

Respon adaptasi nonstruktural oleh membentuk organisasi tanggap bencana dan posko siaga bencana, sedangkan sistem peringatan dini dan infrastruktur pengendalian banjir adalah bentuk dari respons adaptasi struktural.

Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang terletak di sebelah Utara
Pulau Jawa. Kota ini memiliki 4 kecamatan dengan 27 desa dengan luas total 4525 hektar [1].
Dilihat dari topografi wilayahnya, Kota Pekalongan berupa dataran rendah dengan
ketinggian tanah antara 1 meter sampai 6 meter di atas permukaan laut.

Beberepa lembaga dan struktural dan respon adaptasi non struktural yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat pesisir masyarakat Kota Pekalongan untuk mengurangi dampak rob atau banjir rob.

  • Organisasi tanggap bencana

Keberadaan organisasi tanggap bencana dalam kelompok masyarakat sangat penting dalam
menentukan besarnya kapasitas adaptasi di suatu daerah. Hal ini dapat mendukung aktor sosial di masyarakat untuk proaktif menentukan langkah yang tepat dalam penanggulangan bencana.

  • Posko siaga bencana

Kemampuan pemerintah dalam upaya adaptasi menghadapi banjir rob atau rob adalah
dilakukan dengan mendirikan posko siaga bencana khusus di wilayah Pekalongan Utara.
Posko ini didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan
(BPBD) di beberapa daerah. Posko siaga bencana beroperasi 24 jam.

Keberadaan ini posko merupakan tindak lanjut dari pembentukan posko induk yang berada di BPBD. Itu penghubung antara masyarakat, pemerintah desa, kecamatan, hingga BPBD adalah
tujuan didirikannya posko siaga bencana ini.

  • Sistem peringatan dini bencana

Salah satu faktor penentu kemampuan beradaptasi di daerah rawan bencana adalah adaptasi
respon dalam teknologi . Sistem peringatan dini merupakan salah satu bentuk respon adaptasi di bidang teknologi yang berguna untuk meminimalisir resiko kerusakan dan kerugian yang akan dialami berdampak pada lingkungan sosial, ekonomi, dan fisik.

Sistem peringatan dini di Kota Pekalongan dilakukan dengan memasang CCTV di beberapa titik khususnya di wilayah paling utara (pantai) yang berbatasan langsung dengan laut. penyampaian informasi peringatan dini banjir rob dilakukan melalui media sosial .

  • Infrastruktur pengendalian banjir pasang surut

Respon adaptasi pemerintah dalam menghadapi banjir rob salah satunya adalah
pembangunan infrastruktur pengendalian banjir. Kota Pekalongan memiliki pengendalian banjir infrastruktur berupa tanggul laut dan pipa raksasa.

Kemiringan tanah rata-rata adalah antara 0-5% yang termasuk dalam daerah yang relatif datar. Berdasarkan RAN API, Pekalongan Kota termasuk dalam wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim, salah satunya banjir rob

yang sering terkena banjir rob dan tergolong sangat parah adalah Pekalongan Utara
Kabupaten Pekalongan Utara termasuk dalam wilayah pesisir Kota Pekalongan yaitu
rentan terhadap fenomena rob atau banjir rob. Banjir rob hampir terjadi
lebih dari 10 tahun terakhir di Kabupaten Pekalongan Utara.

Pada tahun 2000, banjir rob menyebabkan genangan di beberapa titik di kawasan pesisir namun tidak masuk ke kawasan pemukiman dan banjir yang terjadi tidak bersifat permanen. Mulai tahun 2008, banjir rob masuk ke pemukiman penduduk dan terjadi genangan permanen

Kota diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan pengaruh kenaikan muka air laut dengan  tinggi rata-rata 9-88 cm yang diperkirakan sampai tahun 2100 . Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada infrastruktur seperti jalan, bangunan/rumah, fasilitas umum, drainase, kehilangan produktif.

luas tanah, dll  Selain itu, banjir rob juga dapat memperburuk kondisi sosial dan ekonomi
kondisi masyarakat. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menjelaskan bahwa daerah-daerah tersebut rentan terhadap perubahan iklim seperti banjir rob, diperlukan adaptasi yang baik oleh semua pihak.

sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang akan terjadi. Iklim ini
adaptasi perubahan berfokus pada perubahan individu atau organisasi atau lembaga menjadi
mampu beradaptasi dengan kondisi yang sedang dialami.

Adaptasi merupakan respon terhadap perubahan sistem yang terdiri dari institusi, komunitas, dan individu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Adaptasi respon dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan dan peluang yang ada.

Ini memungkinkan seseorang untuk melakukan penyesuaian untuk melindungi kelangsungan hidup dan penghidupan dari dampak perubahan iklim. artikel  ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana banjir rob yang terjadi di pesisir pantai Kota Pekalongan dan respon adaptasinya.

Penurunan tanah Selain efek pemanasan global yang mengakibatkan kenaikan muka air laut yang berdampak pada kondisi es di kutub dan curah hujan yang meningkat, Rob di pesisir Kota Pekalongan juga demikian dipengaruhi oleh penurunan tanah .

Saat ini penurunan tanah di Kota Pekalongan sedang terjadi  semakin meluas sehingga banyak daerah yang menjadi lebih rendah . Hal ini menyebabkan daerah yang akan tergenang saat rob tiba.  pada tahun 2018 di situs resminya disebutkan bahwa penurunan muka tanah di wilayah pesisir mencapai minus 30-50 cm di bawah permukaan laut.

Penurunan muka tanah ini disebabkan oleh hilangnya atau berkurangnya air bawah tanah.
penurunan juga terjadi karena pemadatan alami sedimen muda di dataran aluvial yang juga dipercepat oleh faktor antropogenik berupa berlebihan dan penyerapan air tanah yang tidak terkendali.

Peristiwa rob yang terjadi setiap tahun selama sepuluh tahun terakhir ini telah menimbulkan kerugian fisik, kerugian sosial dan ekonomi. Rob menyebabkan keruntuhan ekonomi masyarakat khususnya di Kabupaten Pekalongan Utara.

Itulah ulasan mengenai penyebab banjir rob dan antisipasi yang harus di persiapkan bila mana hal tersebut terjadi. dantentunya adaptasi masyarakat sekitar daerah pesisir pantai dan pendampingan dan mitigasi bencana dari pemerintah daerah sangat diperlukan.