Sejarah
Pada suatu hari, Sunan Paku Buwono II menurunkan sebuah perintah kepada Tumenggung Mangkuyudo, Tumenggung Honggowongso dan Komandan pasukan Belanda J.A.B Van Hohenndorff. Mereka diberi tugas untuk mencari lokasi yang tepat sebagai tempat ibukota kerajaan Mataram Islam yang baru. Pencarian mereka pun akhirnya membuahkan hasil, dan menemukan sebuah tempat. Setelah melalui proses pertimbangan baik segi fisik maupun non fisik, akhirnya Sunan Paku Buwono II pun menetapkan sebuah desa di tepi Sungai Bengawan, sebagai wilayah Ibukota Kerajaan Mataram Islam yang baru. Dan desa tersebut bernama desa Sala. Sejak saat itulah, desa yang sebelumnya bernama Sala terus berkembang pesat tahun demi tahun, hingga akhirnya berubah nama menjadi Surakarta Hadiningrat. Pada mulanya, wilayah Surakarta merupakan kawasan Kerajaan Mataram, dan sempat menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Mataram. Namun, semenjak terjadinya pertikaian antara keluarga kerajaan saat itu, dibuatlah perjanjian Ginyanti yang memisahkan pemerintahan menjadi dua wilayah tersendiri. Dua wilayah tersebut adalah Surakarta dan Yogyakarta. Namun tidak cukup sampai disitu, Surakarta kembali menghadapi sebuah permasalahan, sehingga harus membagi wilayahnya lagi dengan perjanjian Salatiga (tahun 1767).
Adapun nama Surakarta Hadingrat sendiri memiliki arti “Harapan akan terciptanya negara yang tentram karta raharja, diiringi dengan tekad serta keberanian dalam menghadapi segala rintangan yang menghadang, untuk mewujudkan kehidupan dunia yang indah. Karta Raharha berarti (teratur tertib aman dan damai).Penggalan kata “Karta” dimunculkan kembali dalam arti Surakarta Hadiningrat adalah sebagai bentuk permohonan berkah dari para leluhur pendahulu dan pendirian kerajaan Mataram. Sedangkan riwayat sejarah mengenai nama kota Solo sendiri, berangkat dari keadaan alam Surakarta yang dahulunya banyak ditumbuhi oleh tanaman pohon Sala ( sejenis pohon pinus). Di Sana Budaya Yogyakarta terdapat serat Babad Sengkala yang menjelaskan arti dari kata “Sala”. Kata “Sala” berasal dari bahasa Jawa asli ( dengan lafal bahasa jawa : Solo ). Dari sinilah asal mula orang-orang mengenal kota Surakarta dengan nama Kota Solo.
Lokasi Geografis
Kota Solo Atau Surakarta berada di wilayah Jawa Tengah, pada koordinat 7°34′0″S 110°49′0″E. Kota ini terkenal dengan penduduknya yang ramah, santun dan lemah lembut. Luas administratif kota Solo sekitar 44.03 km2, dengan jumlah populasi masyarakat sekitar 577.202 jiwa pada tahun 2015. Secara umum, wilayah Surakarta berada di kawasan dataran rendah dengan ketinggian 105 meter di atas permukaan laut, sedangkan di pusat kotanya sekitar 95 meter diatas permukaan laut. Di dalam kota Solo terdapat sebuah aliran sungai yang sangat terkenal di Indonesia, sungai tersebut bernama Sungai Bengawan Solo.
Adapun batas wilayah administratif kota ini adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara – Berbatasan Kabupaten Karanganyar
- Sebelah Selatan – Berbatasan Kabupaten Sukoharjo
- Sebelah Barat – Berbatasan Colomadu, Karanganyar, Kabupaten Boyolali
- Sebelah Timur – Berbatasan Kabupaten Karanganyar
Untuk soal iklim, baik suhu maupun cuaca di Solo tidak berbeda jauh dengan wilayah kota di Indonesia pada Umumnya. Dalam keadaan normal, suhu di kota ini sekitar 30 derajat celcius, namun bila dalam cuaca terik, suhu di kota solo bisa mencapai 32,5 derajat celcius. Sedangkan suhu terendah yang pernah disentuh oleh kota ini yaitu sekitar 21 derajat celcius. Cukup dingin untuk membuat kita malas mandi.
Musim penghujan di Solo umumnya berlangsung pada bulan Oktober sampai dengan Maret, sedangkan musim kemarau biasa jatuh pada bulan April sampai dengan bulan September (waktu dapat berubah ubah). Volume air dari curah hujan di kota Solo juga normal seperti kota kota lain di Indonesia pada umumnya, berkisar 2.200 mm setiap tahunnya. Adapun bulan yang biasa menjadi langganan tetap curah hujan tinggi di kota Solo adalah Desember, Januari dan February.
Lokasi Wisata
Indonesia adalah negara kepulauan yang menyimpan banyak keindahan alam, tidak terkecuali keindahan alam di kota Solo. Berikut dibawah ini telah kami rangkum 9 lokasi wisata alam dari kota yang terkenal akan kue serabi dan kain batiknya ini.
- Geopark Batu Seribu
- Jalan Raya Krisakelir KM. 7, Tiyaran, Sukoharjo
- Taman Hutan Rakyat Ngargoyoso
- Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah, di lereng Gunung Lawu
- Grojogan Sewu
- Jl. Raya Tawangmangu, Beji, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
- Parang Ijo
- Jl. Munggur Raya, Mlinggur, Girimulyo, Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
- Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I
- Dusun Sukuh, Berjo, Ngargoyoso, Tambak, Girimulyo, Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
- Bukit Sekipan
- Jl. Sekipan, Kramat, Kalisoro, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
- Bendungan Colo
- Ds. Pengkol, Kec. Nguter, Dusun III, Pengkol, Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
- Taman Balekambang
- Jalan Balekambang No.1, Manahan, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah
- Air terjun Selondo
- Belik Jaten, Bakalan, Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
Mungkin itu saja pembahasan kita kali ini mengenai sejarah singkat dan letak geografis kota Surakarta atau yang juga dikenal dengan nama Surakarta. Semoga informasi yang kami hadirkan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Jangan lupa share artikel kami di social mediamu yah, Sampai Jumpa!