Selain psikologi ada pula peranan konselor untuk melakukan bimbingan konseling atau penyuluhan. Seseorang dapat menjadi konselor setelah memiliki latar belakang pendidikan S1 jurusan Bimbingan Konseling (BK), Bimbingan Penyuluhan (BP), dan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB). Ternyata di Indonesia organisasi profesi konselor eksis yaitu Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).
Biasanya konselor bergerak dalam bidang pendidikan. Profesi ini juga mengisi bidang organisasi, industri, penanganan korban bencana alam, dan konseling masyarakat. Apabila konselor pendidikan, maka mengemban tugas memberi layanan konseling bagi peserta didik satuan pendidikan.
A. Apa Itu Konselor?
Konselor menurut Hartono dan Boy Soedarmadji memberikan pengertian yakni konselor merupakan tenaga profesional yang memberikan pelayanan dalam bidang konseling. Sementara, menurut Jones konselor diartikan sebagai kegiatan yang mengumpulkan fakta dan pengalaman para siswa. Konselor akan memfokuskan terhadap masalah tertentu yang dialami bersangkutan. Akhirnya konselor akan memberi masukan untuk memecahkan masalah tersebut.
Winkel, seorang praktisi psikolog mengemukakan bahwa konselor biasanya ditemukan di sekolah. Mereka bertindak sebagai tenaga profesional untuk memberikan bimbingan dan konseling bagi siswa maupun tingkatan mahasiswa. Selain sekolah, konselor biasanya berada di rumah ibadah, kursus-kursus, maupun membuka praktik sendiri.
Para konselor membantu kliennya untuk melakukan konseling, terutama dalam masalah berat. Apabila ternyata masalah yang dialami klien berat dan mendalam, maka konselor akan memberikan rujukan klien untuk pergi ke psikiater atau psikolog. Jadi, sangat mungkin terjadi kerjasama antara konselor, psikolog, dan psikiater dalam upaya penyembuhan klien.
B. Peran Konselor
Beberapa peran konselor yang dilakukan saat menjalankan praktiknya, antara lain :
- Melakukan diagnostik terhadap anak yang kesulitan belajar, memiliki prestasi dibawah kemampuan atau underachiever. Selain itu, konselor juga mencari tahu apakah dalam diri anak tersebut terdapat gangguan emosi yang membutuhkan penanganan khusus.
- Menyediakan konseling terhadap anak-anak yang mengalami sandungan pribadi dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.
- Membantu mencari bantuan bagi anak-anak kurang mampu agar semangat belajar dan kebutuhan sekolah dapat terpenuhi.
- Menyediakan konsultasi dengan orang tua, guru, kepala sekolah supaya dapat melihat perkembangan anak. Apakah selama pertumbuhan anak tersebut wajar atau mengalami masalah secara emosional.
- Merujuk anak yang butuh perlakuan intensif seperti spesialis maupun lembaga masyarakat. Selanjutnya mengartikan hasil diagnosa dan memberikan rekomendasi kepada orang tua dan guru.
- Memberikan ceramah atau penataran bagi guru terkait perilaku dan perkembangan anak didik. Selain itu, memberi masukan mengenai pengelola kelas, pelaksanaan belajar, serta kesehatan mental.
- Menciptakan dan mengembangkan program khusus bimbingan agar dapat menanggulangi masalah yang dialami anak di sekolah.
- Menjelaskan program-program bimbingan untuk lembaga masyarakat maupun orang tua.
- Meneliti dan melakukan evaluasi terkait tingkat efektivitas dari program bimbingan konseling.
C. Tujuan Pergi ke Konselor
Mungkin bagi anak sekolah tujuan pergi ke bimbingan konseling berhubungan dengan prestasi belajar. Namun, dalam masyarakat konselor dapat didatangi siapa saja. Adapun tujuan pergi ke konselor untuk mendapatkan konseling, antara lain:
- Menurunkan atau menghilangkan stress.
- Membuat diri agar menemukan kenyamanan, menjadi lebih baik, tenang, dan kebahagiaan.
- Supaya dapat memahami diri sendiri maupun orang lain.
- Memperoleh tujuan dan kepuasan hidup sesungguhnya.
- Ingin mendorong perkembangan personal dengan tujuan menjadi manusia yang lebih baik lagi.
- Meningkatkan hubungan dengan individu lain agar lebih baik lagi.
- Memaksimalkan kehidupan kita sehari-hari.
- Mencari upaya-upaya untuk menyemangati diri sendiri.
D. Kriteria Konselor Profesional
Sebelum memutuskan pergi ke konselor, simak terlebih dahulu kriteria konselor profesional. Sehingga bimbingan yang didapatkan akan berguna dan optimal.
1. Memiliki Penguasaan Pengetahuan
Kunci utama melihat profesionalitas konselor adalah penguasaan pengetahuan yang dimiliki. Apakah konselor tersebut memahami tentang konsep bimbingan konseling. Disamping itu, landasan pendidikan seorang konselor dan memahami kode etik profesi. Sehingga konselor dapat memberikan masukan dan rekomendasi yang tepat bagi kliennya.
2. Penguasaan Emosional
Seorang konselor juga wajib menguasai emosi yang ada dalam dirinya. Selanjutnya, mereka akan merefleksikan terhadapa kliennya. Konselor profesional harus memahami emosi klien dengan melakukan pendekatan yang tepat. Hal ini bertujuan agar selama proses konseling dapat memecahkan masalah klien.
3. Memahami Kepribadian
Sama seperti psikolog, konselor wajib mengetahui kepribadian diri sendiri sebelum mengatasi masalah klien. Pemahaman kepribadian sendiri ini dapat memberikan self-knowledge. Akhirnya mampu merasakan apa yang dialami klien. Tentunya akan sangat berguna dalam melakukan hubungan konseling.
4. Dapat Dipercaya
Senyatanya konselor profesional dapat dipercaya semua pihak yang memerlukan dirinya. Kepercayaan ini dapat dibangun jika ada kejujuran, objektif, sifat terbuka, dan otentik. Jadi, konseling yang diberikan kepada klien tidak berdasarkan penilaian diri sendiri. Namun juga menyangkut penilaian orang lain terhadap kliennya.
5. Kondisi Psikologis Baik
Hal utama yang wajib dimiliki konselor adalah kondisi psikologis yang sehat dibandingkan klien. Jadi, para konselor ini harus menjaga kesehatan psikologis secara prima. Apabila psikis konselor kurang sehat, akan menghambat program konseling yang dijalankannya dan menyimpang.
Konselor merupakan profesi yang memberikan konseling, masih satu ruang lingkup dengan psikolog. Biasanya para konselor ditemukan di sekolah, rumah sakit, kursus, dan program masyarakat. Sebelum pergi ke konselor ada baiknya mengetahui profesionalitas konselor terlebih dahulu. Semoga ulasan diatas bermanfaat.