Batu bara merupakan bahan bakar fosil yang penting untuk kehidupan manusia sehari hari contohnya sebagai sumber energi. Untuk itu, batu bara adalah sumber daya alam yang memang penting dalam dunia industri. Meski begitu, batu bara adalah sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui sebab proses pembentukannya terjadi sangat lama sekitar jutan tahun ditambah proses pembentukannya juga dipengaruhi beberapa faktor tektonik bumi.
A. Pengertian Batu Bara
Batu bara merupakan batuan yang terbentuk karena hasil dekomposisi tumbuhan yang sudah mati dan tersedimentasi. Untuk itu, batu bara dianggap sebagai batuan bersifat organik sebab terbentuk dari makhluk hidup. Batu bara biasanya ditemukan pada lapisan batuan sedimen sebab proses pembentukannya meliputi proses sedimentasi. Meski begitu, batu bara juga bisa ditemukan pada lapisan batuan lain apabila terjadi uplift atau aktivitas tektonik yang lain.
Karena berasal dari tumbuhan, maka biasanya batu bara hanya bisa ditemukan di daerah tropis, sub tropis atau daerah dengan banyak hutan. Meski begitu, baru baru ini batu bara juga ditemukan di antartika yang menandakan jika dulu di antartika juga terdapat banyak hutan.
Karena berasal dari bahan organik, maka batu bara mengandung banyak energi dari berbagai jasad renik. Energi tersebut berbentuk rantai karbon yang bisa terbakar serta menghasilkan energi. Semakin banyak karbon terkandung dalam batu bara, maka energi yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Di dalam proses pembakaran, tingginya kadar karbon nantinya bisa menghasilkan panas dan api yang lebih besar.
Tidak hanya karbon, namun batu bara juga mengandung sulfur dan beberapa mineral lain. Mineral tersebut sebetulnya adalah ketidakmurnian baru bara yang tentu akan mengurangi kualitas batu bara. Batu bara yang kurang berkualitas mengandung banyak sulfur sehingga bisa menyebabkan polusi udara serta fenomena hujan asam pada saat terbakar.
B. Proses Pembentukan Batu Bara
Batu bara bisa terbentuk selama ratusan jutaan tahun lalu ketika bumi masih penuh dengan hutan berawa yang ditumbuhi pepohonan ukuran besar. Pohon pohon tersebut kemudian tumbang serta menggenang di dasar hutan rawa yang kemudian menjadi bahan dasar pembentukan batu bara. Berikut adalah urutan proses pembentukan dari batu bara:
- Tumbuhan berukuran besar jutaan tahun lalu tumbang kemudian menggenang pada dasar hutan rawa.
- Nantinya akan terbentuk lapisan tebal berisi tumbuhan mati di dasar rawa kemudian membusuk.
- Permukaan bumi mengalami perubahan di mana tanah, air serta lumpur menimbun lapisan tumbuhan yang menyebabkan proses pembusukan terhenti mengingat proses pembusukan sulit terjadi ketika kandungan oksigennya kurang.
- Ini terjadi berulang kali dan akhirnya menghasilkan lapisan lain dan ditimbun kembali dengan lumpur, tanah serta air.
- Tekanan kemudian semakin bertambah dan mengkompresi jasad tumbuhan sehingga proses transformasi menjadi batu bara terjadi.
- Lapisan tersebut membuat tekanan pada lapisan terbawah semakin tinggi dekat perut bumi yang membuat oksigen keluar dan batu mengalami metamorfosis dan yang tersisa hanya material organik tinggi karbon.
C. Jenis Batu Bara
Semakin lama batu bara terpapar tekanan serta panas tinggi dalam perut bumi, maka kandungan karbonnya juga semakin tinggi. Klasifikasi tersebut disusun berdasarkan kandungan oksigen, karbon serta hidrogen di batu bara. Semakin tinggi karbon, maka semakin tinggi kualitas batu bara. Berikut adalah beberapa jenis batu bara yang biasa ditemui di alam:
1. Gambut
Transformasi tahap pertama dari jasad tumbuhan menjadi batu bara dengan kandungan karbon lebi rendah antara 40 sampai 55% sehingga kualitasnya di bawah batu bara. Gambut biasanya mengandung banyak air serta partikulat berukuran kecil yang membuat gambut banyak menghasilkan asap serta polusi pada saat terbakar.
Karakteristik gambut cenderung seperti kayu yang berbeda dengan batu bara umumnya. Sedangkan pembakaran menghasilkan sedikit panas, lebih banyak asap dan abu residu pembakaran yang banyak.
2. Lignit
Lignit merupakan batu bara yang sudah dapat digunakan untuk pembakaran meski kualitasnya masih rendah. Jenis batu bara ini mengandung karbon sekitar 40 sampai 55% yang masih sedikit namun lebih tinggi dibandingkan gambut.
Lignit berwarna hitam atau coklat kehitaman dan menjadi tahap kedua tranformasi jasad tumbuhan menjadi batu bara. Namun, sayangnya lignit sering mengalami proses pembakaran tiba tiba sehingga sedikit sulit dijadikan sumber energi. Selain itu, ini bisa membahayakan penambang sebab bisa menimbulkan kebaran di lubang tambang.
3. Sub Bituminus
Jenis batu bara sub bituminus adalah batu bara dengan kandungan karbon antara bituminus serta lignit. Jenis batu bara ini biasanya dipakai untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga batu bara.
4. Bituminus
Bituminus adalah enis batu bara yang banyak digunakan di seluruh dunia yang diambil dari nama sejenis cairan pekat bitumen. Jenis batu bara ini mengandung karbon antara 60 hingga 80% sehingga sudah bisa dipakai sebagai bahan bakar yang efisien.
Kandungan karbon yang tinggi membuat jenis batu bara ini bisa diubah menjadi coke yakni bahan penting pada industri baja serta besi. Karena lama ada di permukaan bumi, maka kandungan partikulat serta cairannya rendah sekitar 15 sampai 40% dan tidak terlihat bekas tumbuhan pada jenis batu bara ini. Sedangkan untuk karakteristiknya berwarna gelap dengan tingkat kekerasan tinggi.
5. Antrasit
Antrasit adalah jenis batu bara berkualitas tinggi yang terbentuk di alam. Untuk kandungannya sendiri adalah karbon sebesar 80 hingga 95% serta kandungan mineral lain dan partikulat yang sedikit. Kandungan air pada jenis batu bara ini juga rendah sehingga mempunyai karakteristik pembakaran yang baik. Pembakaran dari antrasit ini akan menghasilkan api berwarna biru dan menghasilkan lebih sedikit polusi.