A. Pengertian Shalat Tarawih
B. Sejarah Shalat Tarawih
C. Raka’at Salat Tarawih
D. Baca’an Niat Salat Tarawih
Menurut jumhur ulama Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Abu Hanifah adalah tidak ada lafadz khusus dalam niat sholat. Niat berasal langsung dari hati, tanpa mengatakan pun sudah memiliki makna dikhususkan sesuai dengan hendak apa yang akan dilakukannya. Tidak ada hadits mengatakan jika akan melaksanakan sholat harus membaca niat atau Tidak Ada Hadits tentang Lafadz Niat Sholat yang banyak digunakan sekarang ini. Dan lafadz Ushalli juga tidak ada dalam Hadits.
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا/إِمَامًا للهِ تَعَالَى
USHALLI SUNNATAT TARAAWIIHI RAK’ATAINI (MA’MUMAN/IMAAMAN) LILLAHI TA’AALAA.
Artinya: ” Aku niat Salat Tarawih dua rakaat (menjadi makmum/ imam) karena Allah Ta’ala”
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالَى
USHOLLI SUNNATATTAROWIHI ROK’ATAINI LILLAHI TA’ALA
Artinya: ” Aku niat Salat Tarawih dua rakaat karena Allah Ta’ala”
Berikut ini adalah artikel referensi penjelasan pendapat tentang hukum bacaan niat sholat yang dikutip dari Situs Resmi NU Tentang Hukum Melafalkan Niat dalam Shalat . Disini penulis hanya menyampaikan dari kedua pendapat yang berbeda, untuk bagaimana anda memutuskan akan membaca niat itu bisa ditanyakan lansgung lebih lanjut kepada yang lebih ahli.
E. Surat Yang Dibaca Pada Shalat Tarawih
Terdapat anjuran oleh para ulama hanafiah serta hambali agar bisa mengkhatamkan Al-Quran pada saat Tarawih di Bulan suci Ramadhan dengan tujuan supaya seluruh isi Al-Quran bisa didengar pada saat bulan ini.
Terdapat banyak Artikel di Internet mengenai anjuran untuk membaca surat-surat tertentu pada saat melaksanakan Sholat Tarawih, pada dasarnya hal ini Tidak memiliki dalil yang kuat. Berikut ini beberapa surat yang biasanya direkomendasikan di Internet yang sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia.
-
Malam Tanggal 1 sampai pertengahan Ramadhan-
Setiap rakaat pertama dibaca 1 surat dari surat-surat berikut secara berurutanyaitu :-
At-Takaatsur
-
Al-Ashr
-
Al-Fiil
-
Quraisy
-
Al-Maa;uun
-
Al-Kautsar
-
Al-Kaafiruun
-
An-Nashr
Al-Lahab
-
- Sedangkan
setiap rakaat yang kedua membacasurat Al-Ikhlas.
-
Malam Pertengahan Sampai Akhir Ramadhan-
Setiap Rakaat pertama membacasurat Al-qadr
- Sedangkan
Setiap rakaat Kedua dibaca 1 surat dari surat-surat berikut secara berurutanyaitu :-
At-Takaatsur
-
Al-Ashr
-
Al-Fiil
-
Quraisy
-
Al-Maa;uun
-
Al-Kautsar
-
Al-Kaafiruun
-
An-Nashr
Al-Lahab
-
-
Pernyataan diatas tidak memeiliki dasar dalil yang kuat atau riwayat hadits sehingga mungkin berasal dari hadits palsu.
F. Tata Cara Mengerjakan Shalat Tarawih
-
- Tiap-tiap dua rakaat diakhiri dengan salam, setelah selesai shalat tarawih hendaknya diteruskan dengan shalat witir, sekurang kurannya satu rakaat. Umumnya shalat witir dikerjakan tiga raka’at dengan satu salam.
-
- Sebaiknya mengikuti tata cara sholat tarawih sesuai yang dilakukan imam. Kalau imam sholat 8 rakaat + 3 rakaat witir, makmum mengikuti itu. Bila ia ingin menambahi jumlah rakaat, sebaiknya dilakukan di rumah. Kalau imam melaksanakan sholat 20 rakaat maka sebaiknya mengikutinya. Bila ia ingin hanya melaksanakan 8 rakaat, maka hendaknya ia undur diri dari jamaah dengan tenang agar tidak mengganggu jamaah yang masih melanjutkan sholat tarawih. Ia bisa langsung pulang atau menunggu di masjid sambil membaca al-Qur’an dengan lirih dan tidak mengganggu jamaah yang sedang sholat.
-
- Menurut beberapa ulama disunnahkan membaca Doa Qunut di shalat witir yang 1 rakaat, pada malam ke 15 bulan ramadhan.
- Bagi yang berniat untuk sholat malam (tahajud) dan yakin akan bangun malam, sebaiknya undur diri dengan tenang (agar tidak mengganggu yang masih sholat witir) pada saat imam mulai melaksanakan sholat witir. Malam harinya ia bisa melaksanakan sholat witir setelah tahajud. Bagi yang tidak yakin bisa bangun malam untuk sholat malam (tahajud), maka ia sebaiknya mengikuti imam melaksanakan sholat witir dan malam harinya dia masih disunnahkan melaksanakan sholat malam (tahajud) dengan tanpa melaksanakan witir.Dalam melaksanakan salat tarawih juga disunnahkan duduk sebentar setelah salam, pada setiap rakaat keempat. Inilah mengapa disebut tarawih yang artinya “istirahat”, karena ‘mushali’ duduk sebentar beristirahat setiap empat rakaat. Tidak ada bacaan khusus selama duduk tersebut, namun disunnahkan memperbanyak berzikir. Istilah tarawih sendiri belum ada pada zaman Nabi Salawahualaihiwasalam. Pada saat itu salat tarawih hanya disebut dengaan salat malam atau salat ‘qiyam al lail’.
G. Doa Setelah Sholat Witir
Doa berikut ini dibaca setelah selesai meakukan sholat Tarawih dan Witir, yaitu :
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ 3x
subhaanal malikil qudduus 3x
Artinya:
“Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan” (HR. An Nasai dan Ahmad, shahih)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Allahumma inni a’udzu bika bi ridhaoka min sakhotik wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjukan kepada diri-Mu sendiri.” (HR. Kitab Sunan yang Empat, shahih)
–
H. Manfaat dan Keutamaan Shalat Tarawih :
-
Malam ke 01 : Siapa yang shalat Tarawih pada malam pertama dihapus dosa seorang Mu’min seperti ketika ia di lahirkan.
-
Malam ke 02 : Shalat Tarawih pada malam kedua di ampuni dosa dirinya dan kedua orang tuanya, jika keduanya Mu’min.
-
Malam ke 03 : Malaikat berseru dari ‘Arsy ” Telah diangkat amal dan dosanya yang telah lalu dan di ampuni oleh Allah SWT.
-
Malam ke 04 : Baginya mendapat pahala, seperti pahala membaca Kitab Taurat, Zabur, Injil dan AlQur-an.
-
Malam ke 05 : Allah SWT memberinya pahala seperti pahala Sholat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjid Aqsho.
-
Malam ke 06 : Allah SWT memberinya pahala Thawaf di Baitul Makmur dan di mintakan ampun baginya oleh setiap batu benda.
-
Malam ke 07 : Seumpama pahala yang di peroleh nabi Musa A.S dan penolong dari kejahatan Fir’aun dan Hamman.
-
Malam ke 08 : Allah SWT memberikannya pahala seperti pahala apa yang diberikan kepada Nabi Ibrohim AS.
-
Malam ke 09 : Seumpama pahala Ibadah nabi Muhammad SAW.
-
Malam ke 10 : Allah SWT memberinya Rizki dan kebaikan di dunia dan akhirat.
-
Malam ke 11 : Apabila Ia meninggal dunia, seperti dilahirkan dari Ibunya.
-
Malam ke 12 : Ia datang pada hari kiamat kelak dengan wajah berseri-seri seperti bulan purnama.
-
Malam ke 13 : Ia datang pada hari kiamat, selamat dari kejahatan (kejelekan).
-
Malam ke 14 : Malaikat pada menyaksikan bahwa sesungguhnya orang tersebut telah Sholat Tarawih maka pada hari kiamat kelak Allah SWT tidak akan menghisabnya.
-
Malam ke 15 : Para malaikat bersholawat kepadanya dan menjaga di ‘Arsy dan kursi.
-
Malam ke 16 : Allah SWT mencatat baginya akan di bebaskan dari api neraka dan masuk surga.
-
Malam ke 17 : Diberikannya pahala seperti pahala para nabi.
-
Malam ke 18 : Satu Malaikat berseru : ” Hai Hamba Allah bahwasanya Allah SWT telah meridhoi kamu dan ke dua orang tuamu.
-
Malam ke 19 : Allah SWT akan mengangkat ke surga firdaus.
-
Malam ke 20 : Allah SWT memberikan pahala para Syuhada dan orang-orang Sholeh.
-
Malam ke 21 : Allah SWT membuatkan baginya sebuah istana di surga dari cahaya.
-
Malam ke 22 : Pada hari kiamat nanti, selamat dari kesulitan dan kesusahan.
-
Malam ke 23 : Allah SWT membangunkan baginya sebuah kota di surga. Malam ke
-
24 : Dua puluh empat (24) permintaanya di kabulkan oleh Allah SWT.
-
Malam ke 25 : Allah SWT mengangkatnya dari siksaan kubur.
-
Malam ke 26 : Allah SWT mengangkatnya baginya pahala empat puluh tahun (40 thn).
-
Malam ke 27 : Ia akan melewti jembatan Shirotul Mustaqim pada hari kiamat kelak seperti kilat menyambar.
-
Malam ke 28 : Allah SWT mengangkat baginya seribu (1000) derajat di surga.
-
Malam ke 29 : Allah SWT memberikan pahala seribu (1000) haji yang makbul.
Malam ke 30 : Allah SWT berfirman : Hai Hambaku, makanlah buah-buahan di dalam surga dan mandilah engkau dengan air Salsabil dan minumlah dari telaga kautsar, Aku tuhanmu dan engkau hamba-Ku.
[Fatwa Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Wal Ifta no. 8050, juz 4, hal 476-480. Ditanda tangani oleh Syaikh Abdul Azin bin Baaz sebagai ketua, Syaikh Abdurrazaq Afifi sebagai wakil, Syaikh Abdullah Ghuddayan sebagai anggota dan Syaikh Abdullah bin Qu’ud sebagai anggota.]
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan DR. Lutfi Fathullah, dimana disertasi beliau meneliti kitab Durratun Nashihin. Beliau mengatakan:
“Ada sekitar 30 persen hadits palsu dalam kitab Durratun Nashihin. Diantaranya adalah hadits tentang fadhilah atau keutaman shalat tarawih, (yaitu) dari Ali radhiallahu ‘anhubahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallaamditanya tentang keutamaan shalat tarawih, (lalu beliau bersabda) malam pertama pahalanya sekian, malam kedua sekian, dan sampai malam ketiga puluh.”
Hadits tersebut tidak masuk akal. Selain itu, jika seseorang mencari hadits tersebut di kitab-kitab referensi hadits, niscaya tidak akan menemukannya.
I. Dalil-dalil Yang Berhubungan Dengan Shalat Tarawih
-
- “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada suatu malam salat di masjid lalu para sahabat mengikuti salat Beliau, kemudian pada malam berikutnya (malam kedua) Beliau salat maka manusia semakin banyak (yang mengikuti salat Nabi n), kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau malam keempat. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak keluar pada mereka, lalu ketika pagi harinya Beliau bersabda: ‘Sungguh aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan, dan tidaklah ada yang mencegahku keluar kepada kalian kecuali sesungguhnya aku khawatir akan diwajibkan pada kalian,’ dan (peristiwa) itu terjadi di bulan Ramadan.”(Muttafaqun ‘alaih)
- “Artinya : Dari Abi Salamah bin Abdurrahman bahwasanya ia bertanya kepada ‘Aisyah radyillahu anha tentang salat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam di bulan Ramadan. Maka ia menjawab ; Tidak pernah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam kerjakan (tathawwu’) di bulan Ramadan dan tidak pula di lainnya lebih dari sebelas raka’at 1) (yaitu) ia salat empat (raka’at) jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian ia salat empat (raka’at) 2) jangan engkau tanya panjang dan bagusnya kemudian ia salat tiga raka’at”.[Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim]
Artikel Pilihan
Pengertian ATM : Sejarah, Sistem, Fungsi, Macam Jenis, Cara Aman dan Alternatif
Pengertian Bank : Macam Jenis, Contoh dan Fungsi
Pengertian Virus [Biologi] : Sejarah, Ciri, Habitat, Struktur dan Reproduksi
Manfaat Sawi Hijau : Kandungan Gizi, Khasiat, Efek Samping dan Tips
Manfaat Bawang Putih : Kandungan Gizi, Khasiat, Efek Samping dan Tips