Keutamaan Bulan Sya’ban

Jagad.id – Keutamaan Bulan Sya’ban sangatlah banyak. Bulan Sya’ban berasal dari kalender hijriyah Islam dan disebut pula yang baik serta bulan mulia. Ini merupakan bulan yang kerap di abaikan umat Islam, tetapi mempunyai makna serta kepentingan besar dalam sejarahnya. Di artikel kali ini, kita akan membahas mengenai keutamaan bulan sya’ban dan bagaimana bulan tersebut penuh barokah, serta merupakan peluang besar untuk menambah aman kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah swt.

Bulan Sya’ban, meski tidak termasuk dalam bulan harm, serta berstatus mirip dengan bulan Ramadhan, bukan berarti tidak memiliki keistimewaan pada tradisi Islam. Bulan ini, antara Rajab dan Ramadhan, para salaf tak jarang menggunakannya untuk melatih diri pada ketaatan agar ibadah di bulan suci lebih intens.

Keutamaan Bulan Sya’ban

Malam Bara’ah

Merupakan peristiwa penting di bulan sya’ban, Malam Bara’ah, terjadi ke-15 bulan itu . Dikenal dengan malam Nisyfu Sya’ban dalam bahasa arab dan merupakan malam yang penuh berkah dan penuh ampunan. Menurut tradisi Islam, Allah akan mengampuni dosa-dosan dan kesalahan orang yang meminta pengampunan di malam hari dan memberi mereka rahmat serta berkah-Nya.

Di ianjurkan untuk setiap malamnya di isi dengan beribadah, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah. Membaca surat Yasin, surat Mulk, melakukan Salat Tasbih. Ini adalah malam untuk senantiasa mengingat Allah serta mencari pengampunan, rahmat, dan berkah-Nya.

Baca Juga : Isra Miraj Nabi Muhammad, Teladan atas kesabaran Rasulullah

Kelahiran Imam al-Mahdi

Peristiwa bersejarah lainnya pada sya’ban ialah kelahiran Imam al-Mahdi, Imam ke-12 Islam Syiah. Berdasarkan tradisi Syi’ah, Imam al-Mahdi lahir di tanggal 15 sya’ban, tahun 868 Masehi. Beliau diyakini menjadi Imam terakhir yang akan muncul sebelum akhir zaman untuk menegakkan keadilan dan perdamaian pada dunia.

Kelahiran Imam al-Mahdi adalah ketika perayaan bagi Muslim Syi’ah yang mengadakan pertemuan khusus dan membaca do’a untuk menghormatinya. Ini pula adalah ketika untuk merenungkan ajarannya serta pentingnya keadilan, perdamaian, serta kasih sayang pada Islam.

Momen Persiapan Menyambut Ramadhan

Persiapan ialah suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia. Suatu hal yg dilakukan tanpa persiapan, tentu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik.

Mempersiapkan diri sebelum melakukan sesuatu mampu diklaim sebagai “anggapan” (pertanda) keseriusan. Jika kita ingin mencapainya tanpa persiapan, tidak salah Bila dikatakan bahwa kita benar-benar menginginkannya.

Bulan Sya’ban pula adalah masa persiapan menyambut bulan Ramadhan yang adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Islam Hijriyah. Bulan Ramadhan adalah bulan untuk berpuasa, berdo’a, refleksikan diri, dan bulan Sya’ban merupakan waktu yang sempurna untuk mempersiapkannya.

Pada saat bulan Sya’ban, umat Islam harus mulai mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun mental dan kerohanian di bulan ramadhan. Ini termasuk puasa, tadarus Al-Qur’an, meningkatkan ibadah dan mencari pengampunan Allah swt.

Baca Juga: Amalan Jumat Terakhir Bulan Rajab

Puasa Nabi Muhammad pada bulan Sya’ban

Nabi Muhammad saw selama bulan sya’ban. menurut sejarah Islam, beliau biasa berpuasa hampir sepanjang bulan sya’ban, kecuali beberap hari yang tidak diperbolehkan. Ini memberikan betapa pentingnya bulan sya’ban dan keutamaan bulan sya’ban itu sendiri.

Puasa di bulan ini tidak wajib , namun sangat dianjurkan. Ini ialah cara mempersiapkan diri dalam mencari berkah dan ampunan Allah swt.

Sya’ban artinya bulan persiapan sebelum Ramadhan

Dalam Al-Qur’an, Allah swt pernah menyinggung kaum munafik tentang hal ini saat ada perintah perang. Dikatakan bahwa mereka tidak mau melaksanakan perintah sebab belum siap.

Allah berfirman :

وَلَوْ اَرَادُوا الْخُرُوْجَ لَاَعَدُّوْا لَهٗ عُدَّةً وَّلٰكِنْ كَرِهَ اللّٰهُ انْۢبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيْلَ اقْعُدُوْا مَعَ الْقٰعِدِيْنَ

Artinya : “Seandainya mereka mau berangkat (sejak semula), niscaya mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu. Akan tetapi, (mereka memang enggan dan oleh sebab itu) Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan (kepada mereka), “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (QS. At-Taubah [9]: 46).”

Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita tidak melalaikan bulan Sya’ban setelah kita berusaha menjauhi maksiat di bulan haram, dan semangat beribadah pada bulan suci.

Baca Juga : Hukum membaca Al-Fatikhah Sebelum Mengawali Kegiatan

Lalu shohabat Usamah bin Zaid ra. Suatu saat Rasulullah bertanya : Mengapa puasa sunnah pada bulan Sya’ban begitu rajinnya, berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Rasulullah menjawab :

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ

Artinya : “Bulan ini (Sya’ban) merupakan bulan yang seringkali diabaikan orang, antara bulan Rajab serta Ramadhan (HR. Nasai no. 2357).”

Persiapan menyambut bulan Ramadhan pun menjadi kebiasaan turun-temurun para leluhur. Bahkan, mereka mulai berdoa untuk bertemu dengannya enam bulan lalu.

Imam Ibn Rajab al-Hanbali, semoga ilahi mengasihani beliau, berkata atas otoritas beberapa pendahulu:

كانوا يدعُون اللَّهَ ستَّةَ أشهرٍ أن يبلِّغهم شهر رمضانَ ثم يدعونَ اللَّهَ ستَّةَ أشهرٍ أن يتقبَّلَهُ منهُم

Artinya : “Mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan untuk dipertemukan dan bertemu dengan bulan Ramadhan.”

Menyambut bulan Ramadhan merupakan kebiasaan bangsa Arab sebelum Islam. Pada bulan Sya’ban, mereka biasa pulang ke kabilahnya (suku) untuk bersiap berperang pulang atau mencari asal air sebelum bulan Ramadhan, yaitu bulan yang cuacanya lebih panas asal bulan-bulan lainnya.

Baca Juga : Apa Hukum Memakai Minyak Wangi beralkohol Ketika Shalat?

Seorang muslim tidak boleh menyiapkan materi untuk keperluan duniawi hanya sebelum dia bertemu bulan Ramadhan, seperti yang dilakukan orang Arab pra-Islam. Sebaiknya, kita pula wajib mempersiapkan mental serta spiritual menggunakan tujuan akhirat, agar di bulan suci ramadhan nanti kita terbiasa berbuat baik serta tidak terjebak pada hal-hal yang sia-sia.
Imam Abu bakar Al-Waraq rahimahullah mengatakan:

ِمََثَلُ شَهْرِ رَجَبٍ ِمثْلُ الرِيْحِ وَمَثَلُ شَعْبانَ مِثلُ الغَيْمِ ومَثَلُ رَمَضانَ ِمثلُ القَطْر

Artinya : “Bulan Rajab seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan, dan bulan Ramadhan seperti hujan.”

Merupakan saat bumi diturunkan oleh hujan, ada proses yang harus dilewati. Pertama artinya angin yang membawa uap air ke atmosfer, lalu air tersebut berubah menjadi tumpukan awan dan akhirnya menjadi hujan yang membawa banyak kebaikan bagi makhluk bumi.

Jangan heran Jika beliau juga berkata: Bulan Rajab ialah bulan menanam, bulan Sya’ban merupakan bulan untuk merawat dan memyiraminya, serta bulan Ramadhan adalah bulan panen pahala.

Kesimpulan

Kesimpulannya, bulan ini adalah bulan penuh pengampunan, berkah, dan persiapan untuk bulan Ramadhan. Umat Islam hendaknya memanfaatkan ini untuk menggunakannya berusaha memperbanyak ibadah, memohon ampunan Allah, dan mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan.

Malam Bara’ah, kelahiran Imam al-Mahdi, puasa Nabi Muhammad di bulan sya’ban, persiapan menuju bulan ramadhan dan keutamaan bulan sya’ban. Umat islam wajib merenungkan kebajikan dan berusaha memanfaatkan bulan yang penuh berkah ini.

Demikianlah pembahasan tentang keutamaan bulan sya’ban. Semoga Allah memberi kita kesempatan buat menyaksikan berkah bulan sya’ban dan untuk mencari pengampunan, rahmat, serta berkah-Nya. Aamiin.