Jagad.id – Kolesterol merupakan zat lunak yang terkandung pada lemak di dalam darah. Ini adalah zat yang biasanya diproduksi liver secara alami. Kolesterol bisa dikataka penting dalam proses pembentukan hormon tertentu, membran sel dan vitamin D. Kolesterol tidak bisa larut dalam air sehingga tidak akan menyebar ke dalam darah secara otomatis.
Proses penyebaran kolesterol di dalam darah dibantu dengan lipoprotein yakni partikel dari lemak dan protein. Lipoprotein tersebut akan membawa kolesterol serta lipid lain seperti trigliserida ke aliran darah. Lipoprotein terbagi menjadi 2 yakni low density lipoprotein atau LDL serta high density lipoprotein atau HDL.
LDL sering disebut dengan kolesterol jahat karena menyebabkan kolesterol menyebar ke semua tubuh. Sementara HDL dianggap kolesterol baik sebab bisa membantu menghilangkan kolesterol dalam darah.
Tanda dan Gejala Kolesterol Tinggi
Umumnya, seseorang yang mengalami kolesterol tinggi tidak mengalami gejala sehingga tes darah harus dilakukan untuk memeriksa apakah kadar kolesterol termasuk tinggi atau masih normal. Orang dewasa disarankan melakukan pemeriksaan kolesterol antara 4 hingga 6 tahun sekali dimulai dari usia 20 tahun.
Sedangkan untuk anak berusia 9 hingga 11 tahun juga disarankan dan diulangi kembali ketika berusia 17 hingga 21 tahun. Untuk anak yang memiliki riwayat keluarga kolesterol tinggi, maka pemeriksaan kolesterol disarankan dilakukan pada umur 2 hingga 8 tahun kemudian diulangi kembali pada usia 12 sampai 16 tahun.
Faktor Risiko Kolesterol Tinggi
Ada beberapa faktor risiko yang bisa membuat seseorang menderita kolesterol tinggi, seperti:
1. Pola Makan yang Tidak Baik
Mengonsumsi lemak jenuh seperti dalam produk hewani, lemak trans atau lemak pada kue kering nantinya bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Beberapa makanan yang tidak baik dikonumsi adalah produk susu tinggi lemak dan daging merah yang nantinya bisa meningkatkan kadar kolesterol. Untuk itu, pola makan yang sehat dengan cara menghindari kolesterol tinggi harus dihindari.
2. Tidak Banyak Berolahraga
Jika olahraga tidak dilakukan secara teratur atau bahkan tidak sama sekali, maka bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Dengan berolahraga teratur, maka kadar HDL bisa meningkat sekaligus mengurangi LDL dan risiko mengalami kolesterol tinggi bisa berkurang.
3. Merokok
Merokok tidak hanya buruk untuk jantung dan paru paru, namun juga bisa merusak pembuluh darah sehingga penumpukkan lemak semakin mudah terjadi yang kemudian juga akan menurunkan akdar HDL.
4. Obesitas
Obesitas biasanya dihubungkan dengan kadar trigliserida tinggi yaitu kadar LDL lebih tinggi dan HDL yang lebih rendah. Karena kadar kolesterol yang tinggi, maka seseorang yang obesitas semakin mudah terkena beberapa jenis penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung serta diabetes.
Jika punya indeks massa tubuh lebih dari 30, maka bisa meningkatkan kolesterol tinggi sehingga harus segera berkonsultasi dengan ahli untuk membantu menurunkan berat badan supaya tetap ideal.
5. Usia
Dengan semakin bertambahnya usia, maka kadar kolesterol tinggi juga risikonya bisa semakin meningkat. Semakin bertambah usia, maka tugas liver semakin berkurang dalam menghilangkan LDL dari tubuh.
6. Genetik
Kolesterol juga bisa diturunkan pada anak jika orangtuanya memiliki kolesterol tinggi. Risiko kolesterol tinggi akan semakin meningkat ketika memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi sehingga penting untuk menjalani gaya hidup yang sehat dengan cara menjaga makanan dan tidak merokok.
Komplikasi Akibat Kolesterol
Ada beberapa masalah kesehatan lain yang nantinya bisa terjadi karena kolesterol tinggi dan berikut beberapa diantaranya:
1. Sakit Dada
Rasa sakit dan nyeri yang terjadi di dada kemungkinan disebabkan karena kadar kolesterol tinggi. Apabila arteri terdampak, maka kebutuhan jantung akan darah akan mengalami masalah. Selain sakit di daerah dada, akan timbul gejala penyakit arteri koroner yang lain.
2. Serangan Jantung
Apabila kadar kolesterol yang menumpuk terlalu berlebihan, maka nantinya akan berubah menjadi plak. Pada saat plak tersebut pecah, maka perdarahan bisa terjadi dan plak juga bisa menghalangi aliran darah sehingga tidak mengalir ke jantung kemudian serangan jantung terjadi.
3. Stroke
Sama seperti serangan jantung, stroke bisa terjadi saat perdarahan sudah menghalangi aliran darah ke otak. Aliran darah bisa terhalang karena plak atau kolesterol yang menumpuk dan menyumbat pembuluh darah.
Penanganan Kolesterol Tinggi
Sebenarnya dengan merubah gaya hidup yakni berolahraga rutin dan mengonsumsi makanan sehat menjadi cara pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi kolesterol tinggi. Selain itu, ada beberapa jenis obat yang biasanya akan diberikan dokter untuk mengatasi kolesterol, seperti:
1. Statin
Ini adalah golongan obat yang akan menghalangi at dalam liber yang diperlukan untuk membentuk kolesterol. Obat ini nantinya akan membuat liver tidak bisa menghilangkan zat dari dalam darah. Obat ini akan membantu tubuh menyerap kolesterol yang menempel pada dinding artier sehingga penyakit arteri koroner bisa dicegah.
2. Bile-acid Binding Resins
Dengan obat ini, liver akan memakai kelebihan zat untuk membuat asam empedu lebih banyak sehingga kadar kolesterol di dalam tubuh bisa dikurangi.
3. Cholesterol Absorption Inhibitors
Usus kecil nantinya akan menyerap zat dari makanan yang dikonsumsi kemudian dilepaskan dalam aliran darah. Obat ini nantinya bisa mengurangi kolesterol dalam darah dengan cara membatasi penyerapan zat yang berasal dari makanan.
4. Obat Injeksi
Obat injeksi yang dinamakan dengan PCSK9 inhibitor bisa digunakan untuk membantu liver dalam menyerap LDL dalam jumlah lebih banyak sehingga kadar kolesterol dalam darah bisa berkurang.