Iklim dapat dikatakan sebagai peluang statistik yang mempengaruhi keadaan atmosfer. Mulai dari suhu, angin, tekanan udara, dan kelembaban yang terjadi pada kurun waktu tertentu di suatu wilayah. Berikut ini ulasan lengkap mengenai pengertian, unsur, dan klasifikasi iklim.
A. Apa itu Iklim?
Menurut Encyclopaedia Britannica (2015), iklim merupakan kondisi cuaca yang di wilayah tertentu dan terjadi dalam jangka waktu lama. Iklim juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, contohnya vegetasi tumbuhan dan ciri-ciri hewan.
Sementara, menurut Glenn T. Trewartha (1980), iklim merupakan konsep abstrak yang menyajikan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur dari atmosfer. Jadi, iklim ini akan terjadi pada wilayah tertentu dan jangka waktu lama.
World Climate Conference (1979) juga mengartikan iklim sebagai suatu sintesis kejadian cuaca dalam jangka waktu yang panjang. Secara statistik dapat digunakan sebagai penunjuk nilai statistik berbeda dengan keadaan lingkungan dan makhluk hidup setiap waktu.
B. Unsur Unsur Iklim
Adapun iklim di bumi terbentuk karena unsur-unsur berikut ini.
1. Sinar Matahari
Matahari merupakan pengatur iklim yang memegang peranan penting di bumi. Selain itu, matahari dikenal sebagai sumber energi paling utama. Keberadaan energi matahari ini memancar ke segala arah dengan bentuk gelombang elektromagnetik. Sinar matahari sampai ke permukaan bumi tidak merata karena dipengaruhi kondisi awan dan sudut datangnya.
2. Suhu Udara
Suhu udara merupakan keadaan panas dan dingin udara yang bersifat menyebar. Setiap wilayah menyajikan suhu udara yang berbeda. Secara horizontal persebaran suhu udara tertinggi berada di wilayah yang beriklim tropis garis ekuator. Sementara itu, vertikal persebarans suhu udara menunjukkan semakin tinggi tempat maka suhu udara menjadi semakin dingin.
3. Kelembaban Udara (Humadity)
Kondisi udara yang terdapat unsur air akan mengalami penguapan. Pada dasarnya semakin tinggi suhu udara menyebabkan kandungan uap air semakin banyak. Alhasil, kelembaban udara semakin meningkat. Dapat disimpulkan humidity merupakan banyak kandungan uap air yang ada di udara. Kelembaban udara dapat diukur dengan alat pengukurnya yang disebut higrometer.
4. Curah Hujan
Curah hujan merupakan unsur dari iklim karena terjadi pada wilayah tertentu dan jumlah tertentu. Jumlah curah hujan dapat diukur menggunakan alat rain gauge atau penakar hujan.
5. Awan
Awan merupakan kumpulan kristal es atau titik air yang terjadi karena kondensasi uap air yang berada di atmosfer. Munculnya awan karena disebabkan udara yang mengandung uap air naik. Akibatnya suhu udara menurun hingga di bawah titik embun. Struktur awan berupa benda gas atau padat.
6. Tekanan Udara
Tekanan udara juga mempengaruhi iklim karena memiliki massa yang mampu menekan permukaan bumi. Tekanan udara dapat diukur dengan sebuah alat yakni barometer.
C. Klasifikasi Iklim
Iklim yang terjadi pada wilayah tertentu ditentukan oleh beberapa faktor utama. Mulai dari garis lintang, massa daratan atau benua, angin utama, benua, topografi, dan arus samudra. Wladimir Koppen (1900), seorang ahli klimatologi asal Jerman mengklasifikasikan iklim dunia ke dalam lima kelompok.
Pada sistem klasifikasi yang dibuat terusun dari huruf besar dan huruf kecil. Klasifikasi iklim berdasarkan pembagian Koppen, yaitu dibagi menjadi tipe iklim A, B, C, D, dan E.
1. Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)
Wilayah iklim tipe A ditandai dengan curah hujan tinggi, penguapan tinggi sekitar 70 cm3/tahun, dan suhu udara lebih dari 18° C setiap bulan. Dilihat dari curah hujan tahunan tidak lebih dari penguapan udara dan tidak terjadi musim dingin. Adapun pembagian kelompok iklim tipe A, yakni :
- Iklim tipe Af, berada di area Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
- Iklim tipe Am, berada di Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan..
- Iklim tipe Aw, berada di Madura, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan.
2. Iklim Tipe B (Iklim Kering)
Iklim tipe B memiliki ciri khusus antara lain penguapan tinggi dan curah hujan rendah sekitar 25,5 mm/tahun. Wilayah dengan iklim tipe B ini mengalami penguapan yang lebih tinggi dibanding curah hujan dan tidak terjadi surplus air. Uniknya, pada iklim tipe B ini memiliki sungai permanen. Iklim tipe B ini dibagi menjadi dua macam wilayah yakni tipe tipe Bw (iklim gurun) dan tipe Bs (iklim stepa).
3. Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)
Iklim tipe C memiliki empat musim, yakni musim dingin, semi, gugur, hingga musim panas. Minimal terdapat satu bulan yang memiliki suhu udara sekitar 10° C. Berikut ini pengelompokan tipe C, yakni :
- Iklim tipe Cw atau iklim sedang basah (humid mesothermal) yang memiliki musim dingin kering.
- Iklim tipe Cs, lebih dikenal dengan iklim sedang basah. Memiliki musim panas yang sangat kering.
- Iklim tipe Cf, lebih dikenal dengan iklim sedang basah. Setiap bulannya akan terjadi hujan.
4. Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)
Iklim tipe D atau iklim hutan yang memiliki salju disebut mempunyai suhu udara paling dingin. Ketika bulan terdingin, suhu dapat mencapai < –3° C. Sementara, saat bulan terpanas rata-rata suhu udaranya > 10° C. Iklim tipe D juga dikelompokkan dalam dua jenis, yakni:
- Iklim tipe Df dikenal dengan iklim hutan bersalju dingin.
- Iklim tipe Dw dikenal dengan iklim hutan salju dingin. Jadi, sepanjang musim dingin wilayahnya kering.
5. Iklim Tipe E (Iklim Kutub)
Wilayah yang memiliki iklim tipe E ini tidak mengalami musim panas karena terdapat salju abadi. Uniknya, suhu udara di sana tidak pernah lebih dari 10° C. Iklim tipe E dapat ditemukan di wilayah Arktik dan Antartika.
Seperti itulah ulasan mengenai iklim yang wajib Anda ketahui guna memperkaya ilmu pengetahuan. Perubahan iklim akan mempengaruhi kondisi makhluk hidup di muka bumi. Oleh karena itu, iklim harus dapat dikendalikan agar tidak menjadi ancaman bagi penduduk bumi, atmosfer, dan bumi itu sendiri.