Jagad.id – Doa Ketika Kondisi Susah dan Stres. Tiap orang tentu rasakan duka cita dan kesulitan, walaupun tipe, pemicu/penyebabnya dan levelnya berlainan. Saat menghadapi kesusahan, seorang muslim jangan hanya mengandalkan kemampuan sendiri atau kemampuan seseorang untuk menuntaskan permasalahan yang ditemui.
Seorang Muslim sudah seharusnya memohon agar diberi kekuatan dan tuntunan atau pentunjuk dari Allah swt yang Maha Kuasa, sama seperti yang diberikan dan diterapkan oleh Rasulullah saw. Saat menghadapi kesusahan atau sedang berduka, Rasulullah mempunyai doa khusus untuk melaluinya.
Doa Ketika Kondisi Susah dan Stres dari Rasulullah saw
Do’a beliau seperti berikut ini :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ، وَرَبُّ الأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
Artinya : “Tidak Tuhan yang berhak disembah selain Allah yang Maha Agung dan Maha Santun. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Rabb yang menguasai ‘arsy, yang Maha Agung. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Rabb yang menguasai langit, dan Rabb yang menguasai bumi, dan Rabb yang menguasai ‘arsy, lagi Mahamulia (HR. Bukhari no. 6346).”
Stres karena Kesibukan sehari-hari
Tiap orang tentu mempunyai aktivitas masing-masing. Ini karena aktivitas tidak dapat dipisahkan dari manusia, bahkan juga semua makhluk ciptaan Tuhan, sama dengan binatang juga memiliki kesibukan.
Berkenaan dengan hal itu, ada orang yang dihadapkan dengan suatu hal yang positif dan berguna, dan ada yang direpotkan dengan tindakan yang tidak bermanfaat bahkan juga negatif.
Baca Juga : Keutamaan Bulan Sya’ban
Seorang muslim harus memperhatikan kesibukannya. Jangan dibiarkan beberapa hal yang serupa sama sekali tidak bermanfaat yang membuat repot, masalah, dan semua jenis kegiatan yang sebetulnya tidak logis di akhirat besok.
Maka dari itu, Rasulullah memvisualisasikan jika seorang muslim yang bagus ialah orang yang meninggalkan apa yang tidak berguna untuknya. Sebagai nasihat, silahkan kita baca salah satunya hadits Rasulullah saw yang bagus. Beliau berkata :
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيه
Artinya : “Diantara baiknya keislaman seseorang, dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya (HR. Tirmidzi no. 2317).”
Pandangan Imam Ibnu al-Qayyim al-Jawziyyah
Imam Ibnu al-Qayyim al-Jawziyyah menerangkan jika dalam hadits di atas, Rasulullah menyatukan semua wujud kesalehan pada sebuah kalimat, yakni tinggalkan semua tindakan, pengucapan dan pemikiran yang tidak berguna, dan semua tindakan lahir dan batin.
Maknanya, seorang muslim harus berasa senang dengan hadits di atas untuk jadi nasihat atau panduan karena meliputi semua faktor kehidupan. Amalan kebaikan, takwa pasti berguna, dan bermanfaat, sedangkan amalan yang jelek akan berbuntut kebalikannya.
Baca Juga : Isra Miraj Nabi Muhammad, Teladan atas kesabaran Rasulullah
Tak heran apabila Imam Ibnu Abd al-Bar menjelaskan jika hadits awalnya ialah dari pengucapan Nabi, dan itu ialah hadits universal yang memiliki kandungan banyak arti yang bagus, tapi tidak melewati sejumlah kata. Tidak ada yang dulu pernah menjelaskan hal ini awalnya.
Imam Ibnu Hajar al-Haytami menjelaskan: Hadits ini meliputi seperempat dari Islam, sama seperti yang disebutkan Abu Dawud, tapi saya menjelaskan jika hadits ini meliputi 1/2 atau bahkan juga semua Islam keseluruhan.
Pandangan Imam Hassan al-Bashri
Dan Imam Hassan al-Bashri berkata : “Pertanda Allah berpaling dari hamba-Nya ialah Allah menyibukkan dia dengan beberapa hal yang tidak berguna.”
Maka dari itu, kita harus memerhatikan kegiatan yang kita kerjakan sehari-hari. Membiasakan diri dengan hal-hal yang berfaedah dan bermanfaat, sudah menjadi kebiasaan para ulama salaf dan ilmuan terdahulu.
Imam Syafi’i sebelumnya pernah menjelaskan jika ada tiga hal yang tingkatkan daya berpikir atau mengasah intelektualitas, yakni berjumpa dengan ulama, berjumpa dengan orang yang shalih, dan mengurangi perkataan yang tak berfaedah.
Shohabat Abu Hurairah, mudah-mudahan Allah meridhoi-Nya. Dikisahkan mengenai doa yang dibacakan oleh Rasulullah saat sedang cemas akan suatu hal.sebuah hal. Ia mengusung atau melihat ke langit dan membaca :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ ” يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ
Artinya : “Dari Anas bin Malik bahwasanya Nabi ﷺ jika Sesuatu ada yang membuatnya kesulitan, beliau berkata: “Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astagis.” Artinya: Wahai zat yang maha hidup dan yang Maha Beridri Sendiri dengan memohon rahmat-Mu aku meminta tolong (HR. Trimidzi no. 3524).”
Shohabat Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa ada sebuah do’a dari Raasulullah saw yang dibaca ketika beliau sedang khawatir dengan suatu hal. Nabi muhammad saw mengangkat dan menghadapkan kepalanya ke atas ke arah langit seraya membaca :
سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Artinya : “Maha Suci Allah yang Maha Agung.”
Selain itu, apabila beliau hendak berusaha menyelesaikan suatu hal maka beliau berdo’a, dengan melafalkan:
يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ
Artinya : “Wahai zat yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri.”
Terlepas dari doa-doa tersebut, kita bisa membaca doa Nabi yang diriwayatkan oleh sohabat Abu Umamah al-Bahali ra, yaitu :
اللهمَّ إني أسألُك نفسًا بكَ مطمئنةً، تؤمنُ بلقائِكَ، وترضى بقضائِكَ، وتقنعُ بعطائِكَ
Artinya : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa yang merasa tenang kepada-Mu yang yakin akan bertemu dengan-Mu, yang ridho dengan ketetapan-Mu, dan yang merasa cukup dengan pemberian-Mu (HR. Thabrani no 7490).”
Akhir Kata
Demikianlah pembahasan tentang doa ketika kondisi susah dan stres , Ingat janganlah lupa jika kita ialah hamba Allah swt. Kita selalu punya tempat mengadu dan bertumpu saat menghadapi kesusahan. Asal tidak melupakan-Nya dan selaluberdoa’a kepada Allah, karena Allah menyukai hamba yang selalu menjalin hubungan dengan-Nya melalui do’a.