Pikun merupakan kondisi ketika seseorang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengingat atau lupa dengan apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Dengan semakin bertambahkanya usia, maka perubahan mulai terjadi di seluruh bagian tubuh termasuk juga otak. Inilah sebabnya pikun menjadi kondisi yang umumnya terjadi selama proses penuaan.
Di dalam dunia medis, pikun biasanya dijadikan sebagai gejala penyakit demensia serta penaykti Alzheimer. Demensia serta penyakit Alzheimer mengacu ke menurunnya fungsi otak seperti daya ingat, kecepatan berpikir dan juga perilaku.
A. Seberapa Umumkah Pikun?
Pikun merupakan kondisi yang sering dialami lansia atau orang lanjut usia. Meski begitu, orang yang masih berusia muda juga bisa saja mengalami pikun. Pikun yang terjadi pada orang berusia muda umumnya terjadi karena cedera kepala serta trauma psikologis yang parah. Wanita biasanya lebih sering mengalami pikun dibandingkan pria.
B. Tanda dan Gejala Pikun
Untuk tanda dan gejala pikun akan berbeda beda antara orang yang satu dengan yang lain. Meski begitu, ada beberapa tanda khas dari pikun seperti berikut ini:
- Sering bertanya hal yang sama berulang kali.
- Sering tersesat pada tempat yang sebenarnya sudah lama dikenali.
- Tidak dapat mengingat serta mengikuti peraturan.
- Sering bingung mengenai waktu, tempat dan juga orang lain.
- Lupa dengan beberapa langkah melakukan aktivitas sehari hari seperti memakai sepatu, mandi, makan serta berpakaian.
- Tidak peduli dengan kebersihan, keamanan serta asupan makanan yang bernutrisi.
Selain itu dari Fisher Center for Alzheimer’s Research Foundation disebutkan jika ada juga perubahan mental yang berkaitan dengan pikun, seperti:
- Gangguan pada penilaian.
- Hilangnya ingatan.
- Ada kalanya akan berperilaku seperti kekanak kanakan.
C. Penyebab Pikun
Fungsi dari memori otak sebenarnya sangat rumit dan hampir bisa terlihat di seluruh aktivitas otak. Untuk itu, cedera yang mempengaruhi kepala serta otak bisa mengganggu ingatan seseorang. Penyakit ini kemungkinan terjadi karena rusaknya struktur sinyal otak yakni sistem yang mengendalikan emosi serta ingatan. Kondisi ini terjadi karena gangguan otak atau penyakit saraf. Gangguan otak yang kemungkinan penyebab dari pikun ini diantaranya adalah:
- Penyakit Alzheimer.
- Kejang.
- Stroke.
- Kurangnya oksigen di dalam otak.
- Kejang.
- Keracunan karbon monoksida.
- Penyumbatan darah yang terjadi di otak.
- Tumor atau infeksi yang terjadi di dalam otak.
- Bakteri herpes encephalitis, penyakit autoimun serta kanker.
- Kecanduan pada alkohol kronis yakni Wernicke Korsakoff yang menyebabkan tubuh kekurangan vitamin B1.
- Efek samping dari pengobatan tertentu.
- Mengalami kekurangan vitamin B12 yang mengakibatkan hilangnya ingatan. Beberapa faktor lain seperti kelainan ginjal, tiroid serta organ hati. Selain itu, masalah kejiwaan seperti kecemasan, stres atau depresi juga bisa membuat seseorang lebih mudah lupa.
D. Faktor Risiko Pikun
Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan faktor risiko seseorang mengalami pikun. Berikut adalah beberapa diantaranya:
- Stroke.
- Cedera yang terjadi pada kepala serta otak.
- Kecanduan alkohol.
- Kejang.
- Menjalani pengobatan.
E. Tes Untuk Mendiagnosa Pikun
Dokter biasanya akan memeriksa riwayat dari pengobatan serta kesehatan memakai bantuan ahli saraf serta psikiater. Beberapa tes yang umumnya akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis pikun diantaranya adalah:
- Tes urin.
- Tes darah.
- Tes memori, bahasa serta kemampuan untuk memecahkan masalah.
- Sedangkan dalam kasus yang lebih spesifik, MRI, ST scan atau PET scan kemungkinan juga akan dilakukan untuk membantu dokter mengesampingkan kelainan atau perubahan kimia yang terjadi pada otak.
F. Pengobatan Rumah Untuk Pikun
Ada beberapa perubahan gaya hidup dan juga pengobatan rumahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi pikun seperti beberapa hal berikut ini:
Melakukan latihan otak: Lakukan aktivitas yang bisa membuat diri anda berpikir, mengingat informasi serta menyelesaikan masalah. Aktivitas seperti ini nantinya bisa merangsang otak dengan baik. Beberapa latihan otak yang bisa dilakukan adalah menyusun puzzle, mempelajari keahlian yang baru atau aktivitas seni.
Pastikan untuk selalu aktif: Olahraga tidak hanya bagus untuk kesehatan secara menyeluruh, namun juga dapat meningkatkan aliran darah menuju otak. Cobalah setidaknya melakukan latihan aerobik sebanyak 30 menit setiap hari.
Melakukan aktivitas sosial: Menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman serta keluarga bisa merangsang otak sekaligus mencegah stres dan depresi. Anda juga bisa ikut bergabung dengan kegiatan organisasi agar tetap aktif dalam berkegiatan sosial.
Mengonsumsi makanan yang bergizi: Perbanyak mengonsumsi seperti sayur, biji bijian dan buah. Pilih juga protein sehat seperti ikan, kacang kacangang serta ayam.
Deteksi kondisi kesehatan yang lain: Beberapa kondisi juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami pikun. Apabila anda memiliki penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes atau kolesterol tinggi, maka pastikan melakukan perawatan di bawah pengawasan dokter.
Menjaga keamanan area kepala: Cedera otak yang traumatis bisa menyebabkan seseorang menjadi pikun. Untuk itu, pastikan selalu memakai helm ketika melakukan beberapa hal seperti berkendara dengan sepeda motor, bersepeda atau melakukan olahraga lain.