Tanah gambut merupakan salah satu jenis tanah yang terbentuk karena akumulasi sisa tanaman yang menglami pembusukan setengah. Untuk itulah, kandungan bahan organik dalam tanah gambut sangat tinggi. Tanah ini terbentuk pada lahan basah yang juga disebut dalam berbagai nama lainĀ seperti muskeg, moor, rawa, pocosin dan sebagainya. Sebagai bahan organik, tanah gambut ini bisa dipakai sebagai sumber energi. Sedangkan jumlah volume gambut yang ada di seluruh dunia sekitar 4 triliun m3.
A. Proses Pembentukan Tanah Gambut
Proses pembentukan tanah gambut pada saat bagian tanaman yang menumpahkan pembusukan menghambat umumnya terjadi di tanah berawa. Ini terjadi sebab keasamannya tinggi atau karena anaerobik kondisi pada perairan setempat. Inilah yang menyebabkan kebanyakan tanah gambut terdiri dari serpihan serta potoang herbal sisa seperti ranting, daun, kulit kayu hingga kayu besar yang belum seluruhnya mengalami pembusukan.
Terkadang, tanah gambut sering ditemukan tidak mengandung oksigen yang menghambat dekomposisi yakni sisa hewan mati serta serangga yang diawetkan pada lapisan tanah gambut. Biasanya, jenis tanah ini disebut dengan gambut ketika kandungan bahan organik di dalam tanah lebih dari 30%. Namun untuk hutan rawa gambut di Indonesia biasanya kandungannya lebih dari 65% serta kedalaman lebih dari 50 cm. Berikut adalah beberapa tahap dari proses pembentukan endapan gambut:
- Asosiasi marin [Rhizophora]
- Asosiasi payau [Avicennia]
- Asosiasi transisi [Conocarpus]
- Asosiasi klimaks [Tropical forest]
B. Jenis Tanah Gambut
Berdasarkan dari kondisi serta beberapa sifatnya, tanah gambut sendiri bisa dibagi ke dalam beberapa jenis, yakni:
1. Gambut Topogen
Gambut topogen merukana lapisan tanah gambut yang terbentuk akibat genangan air yang mengalami hambatan drainase di tanah cekung belakang pantai, pedalaman atau pegunungan. Jenis tanah gambut ini biasanya tidak terlalu dalam yakni sekitar 4 meter saja. Gambut topogen juga tidak terlalu asam airnya dan biasanya lebih subur dengan zat hara dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, sisa tumbuhan, air sungai serta air hujan. Namun sayangnya, gambut topogen biasanya tidak terlalu banyak bisa ditemui.
2. Gambut Ombrogen
Jenis tanah gambut ombrogen ini lebih banyak dijumpai dibandingkan gambut topogen. Jenis tanah gambut ini memiliki umur lebih tua dan biasanya lapisannya juga lebih tebal yakni sekitar 20 meter. Sedangkan permukaan tanah gambut juga lebih tinggi dibandingkan permukaan sungai di dekatnya. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas yakni berasal dari lapisan gambut serta air hujan yang membuat jenis tanah ini tidak subur.
Sungai atau drainase yang keluar dari gambut ombrogen ini akan mengalirkan air dengan keasaman tinggi yakni pH 3.0 sampai 4.5, mengandung asam humus serta warnanya coklat kehitaman seperti air teh pekat sehingga biasanya disebut dengan sungai air hitam.
C. Ciri Ciri Tanah Gambut
Bumi memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah dan tanah menjadi satu dari sekian banyak sumber daya alam yang ada di bumi. Akibat faktor geografis serta faktor alam yang berbeda beda, maka tanah juga mempunyai perbedaan. Ada jenis tanah yang subur dan tidak subur, tanah yang lunak dan keras dan sebagainya. Berikut adalah beberapa ciri khas dari tanah gambut:
- Warnanya gekap.
- Berjenis tanah basa atau banyak ada di lahan basah.
- Sifat asamnya tinggi.
- Lunak.
- Lebih banyak terbentuk di wilayah tanah.
- Tidak terlalu subur.
D. Kandungan Tanah Gambut
Tanah gambut adalah tanah yang megnandung banyak bahan organik. Ini disebabkan karena tanah gambut terbentuk dari sisa makhluk hidup seperti lumut, sisa pepohonan, hewan yang sudah mati serta rerumputan. Sisa makhluk hidup ini diuraikan dekomposer atau pengurai. Namun saat proses pelapukan, ada bahan yang kurang yakni oksigen sehingga proses penguraian yang terjadi berjalan tidak sempurna.
Akibat proses penguraian yang tidak sempurna, maka akhirnya tanah gambut terbentuk. Tanah gambut mengandung banyak karbon serta air lebih banyak dibandingkan jenis tanah lain. Untuk itulah, tanah atau hutan gambut sangat bagus untuk mencegah banjir.
E. Persebaran Tanah Gambut
Gambut merupakan jenis tanah lembab dan basah yang biasa ada di lembah, cukungan atau rawa. Umumnya jika diinjak, tanah gambut akan amblas dengan kedalaman sekitar 10 meter. Tanah gambut sendiri bisa dengan mudah ditemui di beberapa wilayah seperti:
- Belanda.
- Irlandia.
- Skotlandia.
- Finlanfia.
- Amerika Utara.
- Jerman.
- Ukraina.
- Rusia.
- Estonia.
- Skandinavia.
- Minesota.
- Belarusia.
- Florida.
- Michigan.
- Patagonia.
- Selandia Baru.
Tanah gambut juga bisa ditemui di negara beriklim tropis, sub tropis bahkan iklim kutub. Sedangkan untuk lahan tanah gambut yang tidak terlalu luas juga ada di Afrika, Karibia serta Amerika Latin. Untuk wilayah Indonesia, persebaran tanah gambut ini hampir terdapat di semua wilayah Indonesia yang masing masing memiliki ketebalan berbeda.
F. Manfaat Tanah Gambut
Tanah gambut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar atau sumber energi dengan cara dikeringkan. Ada banyak negara yang menggunakan tanah gambut untuk sumber energi seperti Irlandia dan Skotlandia. Jika secara tradisional, tanah gambut juga dipakai untuk memasak dan pemanas rumah.
Sementara di jaman modern seperti sekaran, tanah gambut dipanen secara khusus dan dipakai untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gambut atau PLTG sepertu Finlandia. Pembangkit Listrik Tenaga Gambut tersebut mempunyai kekuatan sekitar 190 Mega Watt dan yang paling besar dinamakan dengan Toppila Power Station.