Apakah yang dimaksud dengan hipotesis? Dan apakah hipotesis memiliki arti yang sama dengan hipotesa? Sebenarnya secara umum hipotesis dan hipotesa memiliki arti yang sama yaitu merupakan jawaban atau dugaan sementara dari suatu masalah atau penelitian yang bersifat praduga karena penelitian tersebut perlu dibuktikan kebenarannya.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa hipotesis ini merupakan suatu pendapat yang kebenarannya masih diragukan dan untuk membuktikan kebenarannya maka diperlukan pengujian atau percobaan. Nah, jika hipotesis tadi sudah bisa dibuktikan kebenarannya atau faktanya melalui pengujian terlebih dahulu maka hipotesis tersebut bisa dikatakan sebagai suatu teori.
Sedangkan secara etimologis istilah “hipotesis” sendiri (atau bisa disebut juga dengan “hipotesa”) berasal dari Bahasa Yunani yaitu “hypo” yang berarti di bawah dan juga “thesis” yang berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan dan kepastian. Jadi kata hipotesis sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu penjelasan atau anggapan sementara yang diperlukan untuk penelitian selanjutnya.
A. Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli
Agar Anda dapat memahami hipotesis lebih dalam, maka mari kita lihat beberapa pendapat para ahli mengenai hipotesis ini:
1. Piergiorgio Corbetta
Seorang ahli bernama Piergiorgio Corbetta (2009) menyebutkan bahwa pengertian dari hipotesis sendiri adalah sebuah proporsi yang menunjukkan suatu hubungan diantara dua konsep atau lebih ataupun interkoneksi diantara konsep tersebut.
2. C.R Kothari
Sedangkan menurut C.R Kothari (2009) hipotesis merupakan statement yang berisi prediksi yang menghubungkan dependent variabel dengan independent variabel. Dan biasanya research hipotesis berisikan minimal satu dependent variabel dan juga satu independent variabel.
3. William Zikmund
Hipotesis menurut William Zikmund adalah suatu asumsi atau premis yang belum benar dan masih bersifat tentatif sehingga dapat menggambarkan fakta atau fenomena serta jawaban yang memungkinkan dari pertanyaan-pertanyaan pada suatu riset atau penelitian yang sedang dilakukan.
4. Fred N. Kerlinger
Selanjutnya menurut Fred N. Kerlinger hipotesis merupakan afirmasi yang berupa dugaan antara hubungan dari dua variabel atau lebih.
5. Suharsimi Arikunto
Dan yang terakhir menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah suatu jawaban yang sifatnya sementara mengenai suatu permasalahan penelitian hingga terbukti lewat data-data yang sudah dikumpulkan.
B. Fungsi Hipotesis
Ada berbagai fungsi dari adanya hipotesis menurut Ary Donald dan Prof. Dr. S. Nasution, fungsinya antara lain:
1. Menurut Ary Donald
- Dapat menjelaskan mengenai gejala-gejala dan juga dapat mempermudah perluasan pengetahuan pada suatu bidang.
- Dapat mengemukakan suatu pernyataan mengenai hubungan antara dua konsep yang secara langsung bisa diuji dengan melakukan penelitian.
- Membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
- Dapat membantu peneliti dalam membuat kerangka penyusunan kesimpulan dalam suatu penelitian.
2. Menurut Prof. Dr. S. Nasution
- Membantu dalam proses pengujian kebenaran suatu teori.
- Dapat memberikan gagasan baru dalam mengembangkan sebuah teori.
- Dapat memperluas pengetahuan mengenai suatu gejala yang sedang diteliti.
C. Macam Jenis Hipotesis
Ada tiga jenis hipotesis dalam sebuah penelitian, jenis-jenisnya seperti:
1. Hipotesis Deskriptif
Jawaban sementara yang berhubungan dengan variabel mandiri atau tunggal.
Contohnya: Seseorang melakukan penelitian pada salah satu restoran yang menyediakan bakso, apakah bakso tersebut mengandung bahan yang berbahaya atau tidak.
Pada contoh penelitian diatas maka variabel yang digunakan adalah tunggal. Bakso yang digunakan pada salah satu restoran, sehingga menggunakan hipotesis tunggal. Berdasarkan teori yang ada, maka seseorang yang melakukan penelitian tersebut memiliki dua pilihan hipotesis:
- H0: Bakso yang ada di restoran tersebut mengandung bahan berbahaya.
- H1: Bakso yang ada di restoran tersebut tidak mengandung bahan yang berbahaya.
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang membandingkan antara 2 variabel.
Contohnya: Penelitian mengenai loyalitas pendukung Barcelona dibandingkan dengan loyalitas pendukung klub sepak bola Arsenal. Apakah dari pendukung kedua klub sepak bola tersebut punya loyalitas yang sama ataupun tidak.
Rumusan masalah yang dapat dibuat oleh peneliti yaitu: apakah pendukung dari kedua klub tersebut mempunyai tingkat loyalitas yang sama atau tidak?
Pada penelitian tersebut pun digunakan variabel jamak yaitu variabel pertama: loyalitas pendukung Barcelona, variabel kedua: loyalitas pendukung Arsenal. Karena rumusan masalahnya dinyatakan mengenai perbandingan antara 2 variabel, maka digunakanlah hipotesis komparatif. Sedangkan ada dua hipotesis berdasarkan dari teori yang ada:
- H0: Pendukung Barcelona punya tingkat loyalitas yang sama dengan pendukung Arsenal.
- H1: Pendukung Barcelona punya tingkat loyalitas yang berbeda dibandingkan dengan pendukung Arsenal.
3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis yang mempertanyakan antara dua variabel penelitian.
Contoh: Penelitian dilakukan terhadap drama Korea Full House, apakah drama Korea tersebut dapat mempengaruhi gaya berpakaian remaja wanita.
Rumusan masalah yang dapat peneliti buat: apakah drama Korea Full House dapat mempengaruhi remaja wanita dalam hal berpakaian?
Variabel jamak digunakan dalam penelitian diatas. Variabel pertama “drama Korea Full House” dan variabel kedua “gaya berpakaian remaja wanita”.
Ada dua pilihan hipotesis berdasarkan teori tersebut:
- H0: Drama Korea Full House mempengaruhi gaya berpakaian remaja wanita.
- H1: Drama Korea Full House tidak mempengaruhi gaya berpakaian remaja wanita.
Itulah penjelasan singkat mengenai hipotesis mulai dari pengertian, fungsinya menurut para ahli, jenis-jenis hipotesis dan contohnya.