Akhir-akhir ini tidak sedikit public figure di negara ini yang ditangkap karena mengonsumsi narkoba. Hal ini patut disayangkan karena seharusnya mereka dapat menjadi role model yang positif bagi masyarakat terutama generasi muda. Namun, tindakan mereka justru menggambarkan role model yang negatif yang sangat tidak layak ditiru oleh siapapun.
Dari kacamata sosiologi, tindakan public figure yang gemar mengonsumsi narkoba, apapun alasannya, menunjukkan perlawanan mereka kebiasaan yang telah ada dalam masyarakat. Perlawanan inilah yang kita kenal dengan sebutan antisosial. Sikap antisosial sendiri merupakan bagian dari perilaku menyimpang, walaupun tidak semua pengguna narkoba memiliki sifat antisosial.
A. Pengertian Anti Sosial
Secara umum, definisi atau pengertian antisosial adalah sikap atau perilaku seseorang yang tidak suka bergaul. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, antisosial diartikan sebagai sikap tidak suka bergaul atau sikap seseorang yang cenderung mengganggu ketertiban umum.
Adapun pengertian perilaku antisosial menurut para ahli adalah sebagai berikut.
- Bagja Waluya (2009) mendefinisikan antisosial sebagai manusia yang bersifat makro atau animal kingdom. Dalam arti, manusia merupakan binatang yang tidak memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Dengan demikian, sikap antisosial diartikan sebagai sikap seseorang yang kontradiktif atau menentang segala macam aturan atau norma yang berlaku di masyarakat.
- Ximena B. Arriaga dan Nicole M. Capezza (2007) mendefinisikan antisosial merujuk pada perilaku atau tindakan yang menentang norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.
- Sudarsono (1995) mendefinisikan antisosial dengan merujuk pada perilaku yang terkait dengan perilaku delikuen yang dilakukan remaja yakni perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
B. Bentuk-bentuk Perilaku Antisosial
Bentuk-bentuk perilaku antisosial mencakup berbagai macam perilaku seperti perkelahian secara fisik, intimidasi atau perundungan, berbohong kepada orang lain demi kepentingan pribadi, perbuatan melanggar hukum yang tidak menyakiti orang lain secara langsung namun memengaruhi orang lain secara negatif seperti mencuri atau vandalisme.
Berbagai bentuk perilaku antisosial di atas dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok yaitu perilaku dilakukan secara terbuka atau terselubung dan bersifat destruktif atau nondestruktif.
- Perilaku yang dilakukan secara terbuka dan bersifat destruktif misalnya agresi fisik atau verbal, perundungan, perkelahian, dan ancaman terhadap orang lain.
- Perilaku yang dilakukan secara terbuka dan bersifat nondestruktif misalnya berdebat, keras kepala, dan temperamental.
- Perilaku yang dilakukan secara terselubung dan bersifat destruktif misalnya mencuri, berbohong, curang, dan vandalisme.
- Perilaku yang dilakukan secara terselubung dan bersifat nondestruktif misalnya membolos, penyalahgunaan narkoba, dan bersumpah.
C. Faktor Penyebab Perilaku Antisosial
Perilaku antisosial disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal merujuk pada hal-hal yang berasal dari dalam diri manusia seperti kelainan genetik, kepribadian, psikologis, dan hormonal.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal merujuk pada hal-hal yang berasal dari lingkungan sekitar seperti pola asuh, kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan hubungan sosial yang buruk.
D. Pelaku Antisosial
Siapakah yang berpotensi berperilaku antisosial? Laki-laki atau perempuan? Menurut para ahli, baik laki-laki maupun perempuan dapat berperilaku antisosial. Namun, peluang laki-laki berperilaku antisosial lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Bentuk perilaku antisosial antara keduanya pun berbeda. Biasanya, laki-laki lebih sering melakukan tindakan kriminal dan agresi terbuka dibandingkan perempuan. Adapun perempuan lebih menekankan pada perilaku antisosial seperti agresi sosial atau perundungan.
Dalam kehidupan nyata hal ini terlihat dengan sangat jelas. Misalnya, laki-laki lebih banyak melakukan tindakan kriminal seperti merampok, menjambret, vandalisme, dan lain sebagainya. Adapun perempuan, tidak sedikit kasus perundungan yang dilakukan sekelompok perempuan terhadap temannya. Kasus perundungan atau agresi sosial ini justru banyak terjadi di lingkungan sekolah atau lingkungan sekitar sekolah.
E. Dampak Perilaku Antisosial
Perilaku antisosial yang dilakukan orang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat dapat memberikan dampak negatif, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pelaku antisosial dapat masuk penjara.
Hal ini disebabkan perilaku antisosial yang dilakukan oleh pelaku bersifat terbuka dan destruktif dan melanggar hukum. Konsekuensi dari adanya pelanggaran hukum adalah hukuman penjara selama kurun waktu tertentu berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
2. Korban mengalami tekanan bahkan trauma psikologis
Hal ini dapat dilihat dari kasus perundungan yang dialami oleh seorang anak di sekolah. Akibat perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya baik secara fisik, verbal, maupun daring dapat membuat sang anak mengalami tekanan atau trauma psikologis. Dampaknya, sang anak enggan kembali ke sekolah atau mengurung diri di kamar karena takut. Beberapa kasus bahkan menunjukkan bahwa akibat perundungan yang terus menerus diterima sang anak membuat sang anak mengalami trauma berat hingga mengakhiri hidupnya.
3. Merusak tatanan kehidupan bermasyarakat
Dampak negatif perilaku antisosial lainnya adalah rusaknya tatanan kehiupan bermasyarakat. Hal ini disebabkan tidak dipatuhinya norma-norma yang ada dalam masyarakat. Akibatnya, hubungan antraindividu dalam masyarakat menjadi rapuh dan merusak tatanan kehidupan bermasyarakat yang sebelumnya berlangsung aman, tertib, harmonis, dan terkendali.