Dasarata merupakan seorang putra dari Prabu Aya yang merupakan Raja Duryapura dan Ibu dewi Tunjungbiru yang merupakan seorang putri Bathara Kandikota. Sejak kecil ia berguru di salah seorang Resi yang bernama Resi Yogiswara di hutan Dandaka. Hingga akhirnya ia memperistri seorang putri tunggal dari Prabu Banaputra dan Ibu Dewi Barawati dari negeri Ayodya. Putri itu bernama Dewi Kusalya.
Setelah memperistri Dewi Kusalya, ia pun dinobatkan menjadi raja Ayodya menggantikan mertuanya setelah kematian Prabu Banaputra yang terbunuh di tangan Prabu Dasamuka, raja kerajaan Alengka.
Di masa muda Dasarata, ia belum menikah dan suka berburu. Kemampuan memanahnya sangat lihai. Bahkan ia tak perlu melihat mangsa, cukup mendengar suara pijakan kaki mangsa saja, ia bisa mengenai sasarannya. Di suatu malam, saat ia berburu di tengah hutan, ia berada di tepi sungai Sarayu dan mendengar suara gajah sedang minum. Ia pun reflek melepaskan anak panahnya ke arah gajah tersebut.
Namun ia terkejut karena tiba-tiba suara gajah tadi menghilang dan berubah menjadi suara manusia. Ia pun mendekati suara itu, ternyata yang ia lihat adalah seorang pertapa muda yang sudah tergeletak karena anak panahnya yang dilepaskan tadi.
Pemuda tersebut bernama Srawana. Dasarata mendapatkan cacian dari Srawana dan mengatakan pada Dasarata. Bahwa pemuda itu sedang ditunggui kedua orang tuanya yang buta.
Pemuda ini ditunggu kedua orang tuanya yang hendak membawakan air minum. Pemuda itu pun meminta kepada Dasarata untuk membawakan minuman kepada kedua orang tuanya. Ia pun menuruti pemuda tersebut dan meminta maaf kepada kedua orang tua pemuda itu.
Kisahnya saat dewasa, setelah ia menikah dengan Dewi Kusalya, ia dikaruniai seorang putra yang bernama Ramawijaya/Ramaragawa.
Selain menikahi Dewi Kusalya, ia juga mendapatkan ijin dari istrinya untuk menikah lagi yaitu dengan Dewi Sumitra dan Dewi Kekayi. Ia pun dikaruniai beberapa anak di antaranya Laksmana dari pernikahan dengan Dewi Sumitra dan Barata, Satrugna, dan Dewi kawakwa dari Dewi Kekayi.