Distributor, Pengertian, Jenis dan Fungsinya,- Dalam dunia bisnis, banyak pelaku ekonomi yang melakukan perannya sebelum produk sampai di tangan konsumen. Salah satunya distributor. Distributor adalah seseorang yang menyalurkan produk dari pabrik (produsen) kepada pengecer (retail).
Adanya distributor sangat membantu produsen dalam pendistribusian hasil produksi. Kegiatan yang dilakukan distributor dinamakan distribusi, atau bisa diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar hasil produksi dari produsen kepada konsumen.
A. Pengertian Distributor
Secara garis besar, distributor adalah seseorang, instansi atau perusahaan yang membeli barang langsung dari produsen/pabrik yang kemudian dijual kembali kepada penjual eceran dan akhirnya sampai ke tangan pembeli atau penerima manfaat sebenarnya dari barang tersebut.
Contohnya pabrik teh mampu memproduksi 1 kontainer sachet teh perhari. Seorang distributor setiap harinya membeli 1 kontainer sachet teh untuk dijual lagi kepada pedagang eceran, seperti toko kelontong, minimarket, warung kecil dan lain sebagainya.
Pada intinya, distributor tidak menjual langsung kepada konsumen (beberapa langsung ke konsumen) atau pengguna produk, melainkan kepada toko-toko eceran. Selain produk makanan, distributor di Indonesia juga banyak bergerak dibidang elektronik, jasa dan lain sejenisnya.
Distributor elektronik yang saat ini populer di Indonesia adalah smartphone. Dahulu ponsel genggam sangat jarang muncul dengan varian terbaru, mungkin 2 tahun baru rilis dengan upgrade sedikit. Tetapi zaman sekarang, hampir setiap bulan ada smartphone baru yang rilis dari beberapa brand terkenal, seperti Xiaomi, Redmi, Oppo, Vivo, Samsung dan Honor.
Oleh karena itu, pangsa pasar seorang distributor sangat luas dan memiliki banyak keuntungan. Tetapi, distributor smartphone di Indonesia dituntut untuk menjamin kualitas barang yang dijual kepada retailer. Sehingga muncul istilah “smartphone/produk garansi distributor”.
Baca Juga : Perdagangan Internasional – Teori, Kebijakan, Manfaat dan Contoh
B. Jenis-Jenis Distributor
Meskipun perannya sama, distributor memiliki beberapa jenis yang berbeda. Perbedaan ini dilihat dari “produk” yang didistribusikannya. Berikut adalah beberapa jenis distributor.
1. Perusahaan Distributor Barang
Untuk distributor barang dalam sekala besar, biasanya berbetuk perusahaan. Dalam hal ini produk dari produsen yang didistribusikan adalah berupa barang fisik, misalnya roti, teh, kopi instan, mie instan, saos, kecap dan lain sebagainya.
Pada proses distribusi, pembuat produk (produsen) mempercayakan kepada distributor untuk menyalurkan hasil produksi kepada pengecer. Bentuk kepercayaan ini dapat berupa surat perjanjian, atau distributor membeli langsung barang dari produsen.
Alur perusahaan distributor barang adalah Produsen > Distributor > Pengecer > Konsumen. Setiap pelaku bisnis tersebut mengambil keuntungan sesuai dengan persaingan pasar. Contoh perusahaan distributor barang terbesar di Indonesia seperti Mayora dan Indomarco. Bahkan dua perusahaan ini berhasil mendistribusikan produk dalam negeri ke luar negeri.
2. Perusahaan Distributor Jasa
Produk yang disalurkan perusahaan distributor jasa adalah berbentuk jasa. Sehingga proses pendistribusiannya berbeda dengan distributor barang. Perusahaan distributor jasa tidak melewati pengecer dalam menjalankan arus pendistribusian. Jadi, dari distributor langsung kepada konsumen.
Contoh dari perusahaan distributor jasa ini adalah perusahaan multifinance yang merupakan distributor jasa keuangan. Perusahaan multifinance dapat menyalurkan jasa finansial secara langsung kepada konsumen. Darisini perusahaan tersebut tidak memerlukan pengecer untuk menjualkan atau mempromosikan produknya.
3. Distributor Perorangan
Distributor perorangan biasanya tidak memiliki struktur organisasi resmi, sehingga dia berjalan sendiri atau bersama rekan kerja. Dalam proses pendistribusiannya, distributor perorangan memiliki kesamaan dengan perusahaan distributor jasa. Biasanya distributor perorangan juga disebut dengan MLM (Multi Level Marketing).
Proses penyalurannya bisa saja dari produsen > distributor pribadi > konsumen akhir. Atau bisa juga dari distributor pribadi > distributor lain > distributor akhir. Setiap tingkat penyalur mengambil beberapa keuntungan, bahkan pada strukutur MLM alur ini sangat bisa sangat panjang.
Baca Juga : Segmentasi Pasar – Pengertian, Syarat, Tujuan, Manfaat, dan Contoh
C. Fungsi dan Tugas Distributor
Secara umum, tugas distributor adalah menjadi pengubung antara produsen dengan pengecer atau konsumen. Tugas utamanya adalah mendistribusikan produk ke setiap daerah, seperti pasar, toko, minimarket dan swalayan. Jika didasari pada pengertian diatas, maka fungsi dan tugas distributor secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Membeli Produk Berskala Besar
Fungsi distributor adalah membeli produk langsung dari produsen berskala besar. Produk ini bisa berupa barang atau jasa. Selain kepada produsen, distributor juga bisa membeli dari distributor lain yang lebih besar.
Fungsi distributor ini bisa disesuaikan menurut kondisi lapangan atau sesuai surat perjanjian. Apakah distributor langsung membeli produknya, atau membayar setelah produk terjual kepada pengecer. Semua itu dapat dinegosiasikan bersama produsen.
2. Menyimpan Produk
Setelah membeli atau mencapai kesepakatan dengan produsen untuk mendistribusikan produk, distributor wajib memiliki gudang penyimpanan. Gudang ini digunakan untuk menyimpan produk, sebelum akhirnya disalurkan kepada retailer atau konsumen. Biasanya gudang milik distributor tersebar di beberapa kota besar, sehingga pendistribusian kepada retail dapat lebih terjangkau.
3. Menjual Produk dengan Harga Bersaing
Harga dari produsen dengan harga dari distributor tentunya berbeda. Distributor menjual produk dari produsen kepada pengecer atau konsumen dengan harga yang lebih tinggi disesuaikan dengan persaingan pasar. Selisih harga dari produsen akan menjadi keuntungan bagi distributor.
4. Mengangkut Produk dari Pabrik
Khusus untuk distributor barang, proses pemindahan produk dari pabrik ke gudang hingga ke retailer sepenuhnya tanggungjawab distributor. Tetapi beban biaya transportasi akan dikalkulasi kedalam harga produk yang nanti dijual kepada pengecer atau konsumen akhir.
Biasanya pengangkutan barang dari pabrik ke gudang distributor menggunakan kendaraan berkapasitas besar, misalnya truk kontainer. Sedangkan dari gudang ke pengecer akan digunakan kendaraan pengangkut barang berkapasitas kecil seperti mobil pick up dan sejenisnya.
Baca Juga : Pengertian Promosi Adalah – Strategi, Jenis, Media, Manfaat dan Contoh
5. Menyortir Barang
Sebagai distributor tentu tidak mau mendapatkan barang cacat, sehingga bisa diklaim kepada produsen agar diganti yang baru. Oleh karena itu, distributor berfungsi sebagai pemilah barang berdasarkan ukurannya, jenis, serta kualitasnya. Hal ini bertujuan agar lebih mudah dalam pengepakan produk dan mudah dalam mengangkutnya.
6. Informasi Produk
Pihak distributor juga memiliki fungsi untuk memberikan informasi terkait barang yang akan dijual. Mengenai jumlah, kualitas serta perkiraan harga pemasaran. Perkiraan harga pasar ini tidak berlaku selamanya, harganya dapat berubah mengikuti jumlah permintaan pasar.
Bahkan dalam satu gudang distributor, harga barang yang sama dapat berbeda tetapi dalam waktu yang berbeda pula. Jika stok gudang masih sisa banyak, dan markup untung sudah tercapai atau produk kehilangan permintaan, distributor biasanya akan melakukan “cuci gudang”.
7. Mempromosikan Produk yang dijual
Tidak hanya membeli dan mengangkutnya, distributor memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan menjual produk, yakni mempromosikannya. Promosi ini bertujuan agar barang dikenal oleh calon pelanggan, sehingga tertarik dan membelinya. Tujuan distributor disini adalah menciptakan repeat order.
Program promosi yang diberikan distributor dapat berupa diskon, cashback, hadiah menarik, kupon berhadiah, system cicilan yang mudah dan lain sebagainya sesuai dengan kreatifitas marketingnya. Dapat pula promosi melalui media iklan seperti televisi, website, koran dan baliho.
Baca Juga : Perilaku Konsumen – Teori, Jenis, Faktor dan Contoh