Ketika menjadi bagian dari sebuah organisasi, tentu kita ingin memiliki keterikatan yang kuat dengan organisasi tempat kita bernaung. Keinginan yang pada akhirnya membawa kita pada sebuah komitmen untuk tetap bertahan dan menjadi bagian dari organisasi tersebut selamanya. Komitmen seperti inilah yang dinamakan komitmen organisasi.
A. Pengertian Komitmen Organisasi
Secara umum, yang dimaksud dengan komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat dalam diri seseorang untuk terikat dengan sebuah organisasi. Konsep yang sangat populer dalam perilaku organisasi maupun psikologi industri dan organisasi ini biasanya digunakan manajer sebagai alat untuk memprediksi retensi karyawan sebuah perusahaan. Misalnya, salah satu tanggung jawab manajer sumber daya manusia adalah memahami beberapa faktor yang menciptakan komitmen karyawan terhadap organisasi dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk melihat tingkat produktivitas karyawan.
Agar dapat memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan komitmen organisasi, ada baiknya kita pahami beberapa pengertian komitmen organisasi menurut para ahli berikut ini.
1. Aaron Cohen
Mendefinisikan komitmen organisasi sebagai sebuah rasa menjadi bagian dari sebuah organisasi yang dimiliki karyawan dan rasa setia atau loyal untuk tetap bekerja pada sebuah organisasi dimana ia menjadi anggotanya. Seorang karyawan disebut memiliki komitmen terhadap organisasi ketika tujuan yang dimiliki sesuai dengan tujuan organisasi, ketika karyawan berupaya menjadi bagian dari organisasi, dan ketika karyawan berkeinginan untuk tetap menjaga hubungan baiknya dengan organisasi.
2. N.J Allen dan J.P Meyer
Menyatakan bahwa komitmen organisasi dapat diidentifikasi melalui tiga macam komitmen yaitu komitmen afektif komitmen normatif, dan komitmen kontinyu yang merupakan kondisi psikologis sekaligus ciri hubungan karyawan dengan organisasi, atau berimplikasi pada dampak apakah seorang karyawan akan tetap bersama organisasi atau tidak.
3. R.T Mowday, R.M Steers, dan L.W Porter
Mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan relatif identifikasi seorang individu dalam keterlibatannya di sebuah organisasi. Lebih lanjut mereka menjelaskan bahwa komitmen organisasi menggambarkan pernyataan komitmen karyawan kepada organisasi sebagaimana seorang karyawan mengidentifikasikan dirinya dengan tujuan dan nilai-nilai yang dianut organisasi.
B. Pendekatan dalam Komitmen Organisasi
Menurut Aaron Cohen, ada tiga pendekatan utama dalam mendefinisikan dan mengukur komitmen organisasi yaitu pendekatan kalkulatif, pendekatan sikap, dan pendekatan multidimensi.
1. Pendekatan kalkulatif
Pendekatan kalkulatif mengacu pada teori Howard Becker yang pada intinya menyatakan keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh seseorang ketika ia meninggalkan organisasi. Maksudnya, seorang individu akan menghitung keuntungan atau kerugian apa yang akan ia peroleh ketika ia memutuskan untuk keluar dari sebuah organisasi atau tempat kerja.
2. Pendekatan sikap
Pendekatan sikap disebut juga dengan perilaku organisasi atau pendekatan psikologi. Pendekatan ini memandang komitmen sebagai afektif atau sikap. Menurut pendekatan ini, seorang karyawan akan komit dengan organisasi karena ia mengidentifikasikan dirinya dengan nilai-nilai dan tujuan organisasi. Komitmen dalam pendekatan ini juga dikenal dengan komitmen afektif dan komitmen nilai.
3. Pendekatan multidimensi
Menurut Allen dan Meyer, komitmen organisasi dapat dipahami lebih baik dengan menggunakan konsep multidimensi Dimensi pertama adalah komitmen afektif dan dimensi kedua adalah dimensi kontinyu. Belakangan mereka menyertakan komitmen normatif sebagai dimensi ketiga.
C. Komponen Komitmen Organisasi
Para ahli berpendapat bahwa komitmen organisasi memiliki beberapa komponen atau dimensi. Berikut adalah komponen atau dimensi komitmen organisasi menurut N.J Allen dan J.P Meyer.
Menurut Allen dan Meyer, komitmen organisasi dapat diidentifikasi melalui tiga macam komitmen yaitu komitmen afektif, komitmen kontinyu, dan komitmen normatif.
- Komponen afektif atau affective commitment merujuk pada keterlibatan emosional seorang individu pada organisasi tempatnya bernaung. Keterlibatan emosional yang dimaksud adalah rasa cinta dan rasa memiliki pada organisasi dimana ia menjadi anggotanya.
- Komponen kontinyu atau continuance commitment merujuk pada persepsi seorang individu terkait dengan keuntungan dan kerugian apabila ia meninggalkan organisasi dimana ia menjadi anggotanya.
- Komponen normatif atau normative commitment merujuk pada aspek moral yang timbul sebagai dampak adanya kewajiban serta tanggung jawab seorang individu kepada organisasi tempatnya bekerja.
D. Faktor yang Memengaruhi Komitmen Organisasi
Para ahli menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi komitmen organisasi. Berikut adalah faktor-faktor yang memengaruhi komitmen organisasi menurut Cartwright dan Holmes (2006).
1. Kepribadian karyawan
Kepribadian karyawan memainkan peran yang sangat penting dalam komitmen organisasi. Yang dimaksud dengan kepribadian karyawan adalah berbagai macam aspek karakter karyawan yang memengaruhi perilaku dalam berbagai situasi yang berbeda seperti emosi, motivasi, karakteristik interpersonal, dan sikap. Faktor lain yang memengaruhi komitmen organisasi yang berkaitan dengan kepribadian karyawan adalah karakteritik demografis seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, agama, dan okupasi orang tua.
2. Pengalaman kerja
Menurut Allen dan Meyer, ada beberapa aspek khusus yang berkaitan dengan peran karyawan terhadap komitmen afektif. Aspek-aspek tersebut antara lain ikatan antarkaryawan, kepentingan pribadi, umpan balik, dan seluruh interaksi yang terjadi antara bawahan dan atasan dalam sebuah organisasi. Jika aspek-aspek yang juga merupakan kebutuhan psikologis karyawan tersebut terpenuhi maka karyawan merasa nyaman bekerja dalam sebuah organisasi.