Jagad.id – Syarat wajib puasa, Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan kepada setiap umat muslim yang telah mencapai usia baligh dan mampu untuk melaksanakannya. Pad praktiknya Puasa merupakan salah satu kewajiban dalam agama Islam yang dilakukan pada bulan Ramadhan.
Kemudian ketentuan Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan segala bentuk nafsu selama waktu tertentu, mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Namun dalam menjalankanya seseorang muslim juga harus memperhatikan tenang Syarat wajib puasa.
Syarat Puasa Ramadhan
Pertama-tama, syarat wajib puasa adalah Islam. Artinya, seseorang harus memeluk agama Islam untuk dapat melaksanakan puasa. Puasa tidak diwajibkan kepada orang yang tidak beragama Islam. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 sebai berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Dalam buku Tafsir Al-Baqarah ayat 183 oleh Ahmad Sarwat, LC., M., yang dimaksud ‘orang-orang beriman’ pada ayat ini adalah seorang Muslim atau orang yang beragama Islam dan menyakini Allah SWT sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad adalah rasulnya.
Selain dalil al-Quran terdapat ketenuan hadist yang menyebutkan tentang syarat puasa yang diperuntukan untuk orang Islam yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dan Imam Muslim:
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ
“Dari Abi Abdurrahman, yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab r.a, berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Islam didirikan dengan lima hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, didirikannya shalat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya hajji di Baitullah (Ka’bah), dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadhan.” (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 7 dan Muslim: 19)
Kedua, syarat wajib puasa adalah baligh. Baligh merupakan masa dimana seseorang telah mencapai usia dewasa dan mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk. Dalam Madzab Syafii dan hambali memberikan batasan bahwa anak umur 10 tahun untuk berpuasa dan apabila tidak akan dikenakan hukum. Dasar hukum akan ketentuan baligh ini tertulis dalam sabda nabi Muhammad SAW:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ عَنْ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنْ الصَّغِيرِ حَتَّى يَكْبُرَ وَعَنْ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ أَوْ يُفِيقَ
“Ada tiga kelompok yang dibebaskan dari hukum, yaitu: (1) Orang yang tidur sehingga ia bangun. (2) Anak-anak sampai ia baligh. (3) Orang gila sampai ia sembuh”. (Hadis Shahih, riwayat Abu Dawud: 3822, al-Tirmidzi: 1343, al-Nasa’i: 3378, Ibn Majah: 2031, dan Ahmad: 910. teks hadis riwayat al-Nasa’i).
Ketiga, syarat wajib puasa adalah berakal. Seseorang harus memiliki akal sehat dan tidak sedang dalam keadaan mabuk atau gila untuk dapat melaksanakan ibadah puasa. Hal ini berdasarkan hadis Nabi yang sama seperti disebutkan diatas.
Keempat, syarat wajib puasa adalah mampu. Seseorang harus mampu untuk melaksanakan puasa, baik dari segi fisik maupun materi. Misalnya, orang yang sakit atau sedang dalam keadaan hamil yang dikhawatirkan akan membahayakan dirinya atau bayinya jika berpuasa, tidak diwajibkan untuk melaksanakan puasa. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 185,
وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ
Wa man kaana mariidhan auw ‘alaa safarin fa’iddatun min ayyaamin ukhar.
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah : 185).
Syarat kelima Mengetahui Awal Bulan Ramadhan. Muslim yang memenuhi persyaratan yang telah dijelaskan di atas harus melaksanakan Puasa Ramadhan. Jika ada seorang yang dapat dipercaya dan adil yang melihat hilal secara langsung dengan mata telanjang dan bersaksi dengan sumpah, maka muslim yang berada di wilayah yang sama dengan dia juga wajib berpuasa.
Namun, jika hilal tidak dapat terlihat karena awan tebal, maka penentuan awal bulan Ramadhan harus mengikuti hitungan tanggal bulan Sya’ban yang dilengkapkan menjadi 30 hari.Sebagaimana hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُواعِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ
Berpuasa dan berbukalah karena melihat hilal, dan apabila hilal tertutup awan maka sempurnakanlah hitungannya bulan menjadi 30 hari.” (HR. Imam Bukhari)
عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: جَاءَ اَعْرَبِيُّ اِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: اِنِّي رَاَيْتُ اْلهِلَالَ فَقَالَ: اَتَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلّاَ اللهَ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: اَتَشْهَدُ اَنْ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ؟ قَالَ: يَا بِلَالُ اَذِّنْ فِى النَّاسِ فَلْيَصُوْمُوْا غَدًا
“Dari ‘Ikrimah, ia dapatkan dari Ibnu Abbas, berkata: datanglah orang Arab Badui menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ia berkata: sesungguhnya aku telah melihat hilal. Nabi menjawab: apakah kamu akan bersaksi (bersumpah) “sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah”, orang Arab Badui tadi menjawab; “ia”.
Lalu Nabi bertanya lagi: apakah kamu akan bersaksi (bersumpah) “ sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah”, dan Orang Arab Badui menjawab “ia”. Lalu Nabi bersabda; “wahai Bilal perdengarkanlah adzan ditengah-tengah kerumunan manusia, dan perintahkanlah mereka untuk mengerjakan puasa pada esok hari,” (Hadits Shahih diriwayatkan oleh lima Imam, kecuali Ahmad).
Demikian Syarat Wajib Puasa Ramadhan, semoga bermanfaat dalam menambah wawasan anda terhadap khazanah keislaman anda.