Jagad.id – Puisi sahabat pendek ini sengaja saya tulis karena banyak sekali yang mencari puisi tentang persahabatan dengan baris yang singkat dan pendek. Seperti orang yang banyak diam akan menjadi emas. Puisi yang pendek akan padat dan berisi. Walaupun sebenarnya puisi sahabat panjang lebih enak ketika dibaca, dibandingkan dengan puisi sahabat pendek. Beda sekali dengan puisi sahabat pendek yang baru sebentar dibaca, sudah habis saja.
Daftar Isi Puisi Sahabat Pendek
- Ungkapanku Padamu
- Bagaikan Sepasang Sandal Jepit
- Tak Kan Terlupa
- Di Koridor Sekolah
- Sahabat di Kala Hujan
- Selamat Jalan
- Selamat Jalan Teman
- Teman Perjuangan
- Jangan Pergi
- Maaf, Aku Lupa
Sebenarnya puisi tak dilihat dari jumlah pendek atau panjangnya. Namun puisi dirasakan dan diresapi maknanya. Percuma saja kita punya puisi panjang, tapi kosong makna alias tak bermakna.
Bukankah begitu? Okelah, sebaiknya kalian simak kumpulan puisi sahabat pendek di bawah ini:
Ungkapanku Padamu
Engkau sejati yang abadi…
Selalu membawa rindu…
Sahabat selalu ada cinta,
Tapi cinta terkadang tak bersahabat
Tanpa engkau, pelangi akan pudar
Tanpa pelangi, engkau bisa menggantikan
Aku hargai kebersamaan kita
Terjalin selamanya
Bagaikan Sepasang Sandal Jepit
Mungkin kita selalu diinjak-injak,
Atau bahkan kita selalu terlihat kotor
Bahkan kita tak pernah berada di atas
Tapi kita selalu berjalan bersama
Tak ada aku, kau tak guna
Tak ada kau, aku tak guna
Inilah persahabatan kita
Tak peduli dengan apa kata orang tentang kita
Yang terpenting,
Kita bermanfaat bagi mereka
Tak Kan Terlupa
Aku ingat tawa lepas kita
Aku pun masih ingat amarah kita,
yang saling mengadu dan memberontak
Kita pernah bertegang rasa
Kita juga pernah beradu
Bahkan sempat tak mengenal satu sama lain
Tapi kenapa,
Aku selalu memikirkanmu
Dan kau pun juga mengatakan itu
Di Koridor Sekolah
Apa kabar Kau yang di sana?
Tahukah kamu,
Aku selalu tak percaya dengan semua ini
Setiap pulang sekolah aku selalu di sini
Karena di tempat ini,
Di koridor sekolah kita selalu bersama,
Bermain, dan tertawa
Meskipun ragamu entah ke mana
Dan jiwamu telah melayang
Tapi di pikiran dan hatiku masih ada kau, teman
Sahabat di Kala Hujan
Terimakasih teman,
Di tengah orang-orang yang berseragam,
Di tengah awan yang mulai gelap
Dan hujan memenuhi suara yang masuk ke telingaku
Ketakutanku mulai memuncak
Nuraniku menggigil
Tapi kau membawakanku sebuah handuk
Kau adalah pelangi
Walaupun kau datang terlalu awal
Selamat Jalan
Hai, kini aku berada di depanmu
Kau yang berbaring santai di dalam tanah,
Mungkin saat ini roh mu sedang tersenyum puas
Karena aku selalu ingat kata-katamu,
“Aku ingin membuat semua orang di sekelilingku bahagia,
Setelah mereka bahagia,
Maka saatnya aku pergi.
Itulah kesepakatanku dengan Tuhan.”
Selamat Jalan Teman
Teman adalah bentuk nyata dari suatu penghargaan
Sedang musuh adalah bentuk semu dari suatu ujian
Dan hal yang paling kutakutkan dari seorang teman adalah,
Ketika aku melihat punggungnya
Dan ia semakin menjauh tak menoleh
Teman Perjuangan
Ayo kawan, apa kau lupa?
Kau pernah berkata padaku
Cerita bukan soal hasil dan tujuan,
Tapi tentang proses dari perjalanan
Dan kau juga berkata,
Perjuangan itu tak ada yang sia-sia,
Dan perjuangan itu tak kan ada habisnya
Jadi, kenapa kau malah tidur di tengah keramaian zaman?
Jangan Pergi
Dengan kepolosanku, aku berkata
“Kau tak boleh pergi dari sisiku”
Maaf, Aku Lupa
Maaf teman,
Kau memang bukan penyimak cerita
Kau juga bukan penanggap yang baik
Tapi setidaknya, kau penutup cerita semua ini
Seringkali kau menjadi pusat perhatian di akhir cerita
Dan kau berguna
Tak masalah bukan?
Ternyata kau adalah sahabatku
Aku masih menganggapmu