Penjelasan Fakta Ilmiah Tindihan – Pernahkah merasakan terbangun dari tempat tidur anda, namun tidak mampu bicara ataupun bergerak? Masyarakat kerap kali menyebut hal ini sebagai peristiwa ketindihan. Sebenarnya peristiwa yang kerap kali dikaitkan dengan kejadian mistis atau misteri ini mempunyai penjelasan secara medis atau kesehatan.
secara bahasa medisnya dinamai dengan sleep paralysis, yaitu sebuah peristiwa yang ditandai tidak mampu untuk berbicara ataupun bergerak saat terbangun dari tidur atau ketika menjelang tidur. Terjadi selama beberapa detik ataupun menit.
Dipicu Oleh Kelumpuhan Otot
Otot menjadi tidak aktif ketika tidur, merupakan hal yang wajar dan normal. Pada saat peristiwa ketindihan terjadi, ketidakfungsian otot untuk beberapa saat kemudian dari masa tidur ke masa sadar anda.
Saat mengalami peristiwa ketindihan, kemungkinan juga mengakibatkan seseorang merasa sangat sulit bernapas. Selain itu, tidak jarang ada yang merasakan sensasi yang lain, misalkan merasa ada sosok lain yang sedang bersamanya. Ini merupakan jenis halusinasi yang sangat umum terjadi.
Ada dua jenis sleep paralysis yakni :
Hypnagogic sleep paralysis.
Kelumpuhan atau paralysis jenis ini terjadi pada saat sebelum seseorang akan tertidur sepenuhnya. Umumnya ketika sebelum tidur, tubuh akan terasa makin tenang dan perlahan-lahan kehilangan kesadaran. Bagi seorang yang mengalami hypnagogic sleep paralysis ini, dirinya akan tetap tersadar, tetapi dia tidak dapat berbicara atau menggerakkan tubuhnya.
Hypnopompic sleep paralysis.
berlangsung ketika saat seseorang tersadar pada akhir masa tidurnya. Umumnya, terbagi menjadi dua, yaitu NREM (non-rapid eye movement) dan REM (rapid eye movement). Porsi NREM adalah sekitar 75 persen dari masa tidur itu sendiri, sisanya menjadi masa tidur REM. Ketika saat seseorang tersadar sebelum masa REM ini berakhir, maka pada saat itulah kemungkinan bisa terjadi hypnopompic sleep paralysis.
Menelusuri Faktor Resiko
Beberapa hal yang dapat meningkatkan pada risiko seseorang mengalami fenomena ini adalah ketika saat mengalami kurang tidur atau pola tidur yang tidak teratur dan tidak berkualitas. Faktor usia juga sangat berpengaruh, remaja dan dewasa muda merupakan kalangan yang lebih banyaknya berisiko.
Selain itu ada juga faktor risiko lain, seperti halnya faktor keturunan, tidur dalam posisi terlentang dan terbaring, mengalami stres berlebihan, mengidap penyakit bipolar atau semacamnya, kram kaki pada saat malam hari, serta penyalahgunaan obat-obatan yang berlebih.
walaupun jarang terjadi, kelumpuhan masa tidur juga bisa menjadi gejala narkolepsi, yaitu gangguan tidur yang menyebabkan sang penderitanya mengalami sangat kesulitan untuk tetap terjaga lebih dari 3-4 jam.
Mencukupi Kebutuhan Tidur
Setiap orang memiliki kemungkinan mengalami peristiwa ketindihan. Nggak ada perbedaan antara pria dan wanita. Ada yang mengalami peristiwa ketindihan ini satu sampai dua kali saja seumur hidup ini, tetapi ada yang menghadapi beberapa kali dalam satu bulan atau bahkan lebih sering.
Beberapa perubahan kebiasaan kita, seringkali efektif mengatasi peristiwa ketindihan. pastikan kebutuhan tidur sekitar 6-8 jam setiap malam, memperbaiki lingkungan tempat tidur anda, atau mulai tidur dan bangun pada jam yang teratur.
Kebiasaan hidup sehat lain juga dapat mengurangi kemungkinan sleep paralysis, seperti melakukan olahraga secara teratur, mengurangi konsumsi kafein atau sejenisnya, menghindari konsumsi minuman beralkohol serta berhenti merokok.
Tanda-tanda yang Perlu Diwaspadai
Kelumpuhan tidur kerap kali tidak membutuhkan penanganan secara khusus, namun segera periksakan diri Anda jika mengalami hal-hal berikut:
- Rasa cemas serta khawatir berlebihan.
- Merasa lelah dan letih seharian.
- Susah tidur semalaman.
- Tidur tidak teratur
Sekian pembahasan tentang Penyebab Tindihan Pada Saat Tidur. Semoga sangat bermanfaat !