Pantun : Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, Unsur, dan Contoh

Jagad.id – Pengertian Pantun – Pasti anda sudah tidak asing lagi dengan pantun. Pantun yaitu suatu bentuk kesusastraan yang sudah ada sejak zaman dahulu. Pantun ini pertama kali muncul di dalam sejarah melayu dan hikayat yang berkembang pada masa itu. Pantun memiliki kepopuleran yang tidak pernah usai.

Daftar Isi Penjelasan Pantun Secara Lengkap :
  • Pengertian Pantun
  • Jenis Pantun
  • Ciri Ciri Pantun
  • Unsur Pantun
  • Contoh Pantun

Perkembangan pantun saat ini tidak hanya dari sebuah tulisan, tetapi juga berkembang pesat dalam bentuk lisan dari mulut ke mulut. Bahkan di Indonesia saat ini pantun kerap dibawakan dalam berbagai acara hiburan televisi. Pantun juga sudah diperkenalkan dalam dunia pendidikan sejak Anda masuk dalam sekolah dasar. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan budaya dan bahasa dengan baik.

Pengertian Pantun

Pantun adalah sebuah susunan kata kata memiliki bentuk berupa puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan rima akhir ab ab atau juga bisa a a a a. Istilah pantun sendiri berasal dari bahasa Minangkabau yaitu patuntun yang berarti petuntun. Pantun ini sama dengan parikan dalam kesusastraan Jawa. Parikan dalam bahasa jawa berarti pari atau paribasa yang artinya adalah peribahasa. Pantun juga dikenal sebagai seloka atau umpama yang berasal dari India.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pantun merupakan bentuk puisi Indonesia yang terdiri dari 4 baris dalam 1 bait, memiliki sajak a – b – a – b, baris pertama dan kedua adalah sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi. Pantun ini merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat dikenal dalam bahasa – bahasa nusantara.

Jenis Pantun

Jenis pantun dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan fungsinya. Jenis pantun yang berkembang di Indonesia cukup banyak, di antaranya adalah:

  1. Pantun mulia, yaitu pantun yang memiliki fungsi sampiran tidak hanya untuk memenuhi syarat rima abab atau aaaa pada isi tetapi sekaligus digunakan sebagai isyarat dari isi yang akan disampaikan.
  2. Pantun tak mulia, merupakan pantun yang fungsi sampirannya hanya digunakan untuk memenuhi syarat rima pada pantun dan kalimat dalam sampiran tidak berhubungan dengan isi pantun.
  3. Pantun bersuka cita, yaitu pantun yang memiliki makna atau ungkapan yang menunjukkan kebahagiaan dan kegembiraan.
  4. Pantun berduka cita, merupakan pantun yang memiliki makna atau ungkapan yang menunjukkan kesedihan atau duka lara.
  5. Pantun nasib atau pantun dagang, yaitu pantun yang dapat menggambarkan nasib atau keadaan seseorang.
  6. Pantun perkenalan, yaitu pantun yang digunakan sebagai media untuk berkenalan dengan seseorang yang baru saja ditemui.
  7. Pantun persahabatan, yaitu pantun yang memiliki tema persahabatan dan isinya berhubungan dengan kehidupan bersama dengan teman dan sahabat.
  8. Pantun adat, yaitu pantun yang berisi tentang adat istiadat atau kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat.
  9. Pantun agama, yaitu pantun yang berhubungan dengan kehidupan antara manusia dengan sang penciptanya.
  10. Pantun budi, yaitu pantun yang memiliki tema tentang kehidupan yang diiringi dengan norma kesopanan, sikap, dan perilaku manusia.
  11. Pantun jenaka, yaitu pantun yang memiliki tujuan sebagai hiburan bagi para pendengarnya. Pantun ini banyak digunakan sebagai media menyindir tanpa menyinggung sekaligus untuk mencairkan suasana.
  12. Pantun kepahlawanan, merupakan pantun yang berisi tentang perjuangan pahlawan, jiwa patriotisme dan semangat kebangsaan.
  13. Pantun kias, yaitu pantun yang memiliki makna konotasi dan biasa menggunakan majas sebagai gaya bahasanya.
  14. Pantun nasehat, yaitu pantun yang memiliki isi mengenai anjuran atau himbauan yang baiknya diikuti. Pantun ini biasa digunakan oleh orang tua untuk yang lebih muda.
  15. Pantun percintaan, yaitu pantun yang berisi tentang kehidupan cinta dan kasih sayang, serta lika-liku suka dan duka dalam percintaan.
  16. Pantun peribahasa, yaitu pantun yang berisi mengenai ungkapan yang pada umumnya memiliki susunan yang tetap.
  17. Pantun teka-teki, yaitu pantun yang berisi tentang tebakan atau terkaan. Pantun ini biasa digunakan untuk media dalam permainan.
  18. Pantun muda, yaitu pantun yang berisi tentang kehidupan anak muda yang penuh gairah.
  19. Pantun berbalas, yaitu pantun yang disajikan dengan cara saling membalas dengan pantun oleh 2 orang atau lebih.
  20. Pantun perpisahan, yaitu pantun yang berisi tentang perpisahan seseorang dengan orang lain. Biasanya pantun ini memiliki kisah mengenai orang yang sangat dekat dan akhirnya berpisah.
  21. Pantun daerah, yaitu pantun yang menggunakan bahasa daerah dalam penyampaiannya. Pantun ini bisa juga berisi kebudayaan atau adat istiadat yang berada pada daerah tersebut. Di Indonesia sendiri pantun dikenal dalam bermacam – macam istilah sesuai dengan daerah masing – masing. Contohnya adalah parikan di Jawa, bolingoni di Toraja, dan lain sebagainya.

Ciri – Ciri Pantun

Pantun merupakan karya sastra dalam bentuk puisi lama yang memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas yang membedakan pantun dengan karya sastra lain adalah keterikatan yang sangat kuat dengan kaidah – kaidah penulisannya. Suatu karya dapat dikatakan menjadi suatu pantun apabila memenuhi ciri – ciri pantun yaitu:

  1. Memiliki 4 baris dalam tiap bait.
  2. Dalam 1 baris memiliki 8 hingga 12 suku kata.
  3. Pada umumnya dalam 1 baris terdapat 4 sampai 6 kata.
  4. Baris pertama dan baris kedua merupakan sampiran.
  5. Baris ketiga dan baris keempat merupakan isi pantun.
  6. Sampiran dan isi pantun adalah satuan yang terpisah.
  7. Isi pantun dapat menentukan jenis pantun yang dibuat.
  8. Pantun memiliki sajak atau rima dengan pola a – b – a – b atau bisa juga a – a – a – a.

Unsur Pantun

Pantun memiliki 2 unsur pembentuk yaitu:

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang berasal dari struktur pantun itu sendiri. Unsur intrinsik dalam pantun terdiri dari tokoh, tema, amanat, setting atau latar tempat dan waktu, plot atau alur, dan lain sebagainya. Unsur intrinsik yang dapat menjadi ciri khas dari suatu pantun adalah rima. Rima dalam pantun memiliki akhiran yang sama sehingga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi para pendengarnya.

2. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berasal dari luar struktur pantun. Unsur ekstrinsik ini dapat dikatakan sebagai latar belakang atau keadaan tertentu yang mendasari pembuatan pantun. Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang sangat penting untuk menentukan isi pantun. Unsur ini diperlukan untuk mendukung berbagai unsur intrinsik yang merupakan struktur pantun itu sendiri.

Unsur ekstrinsik dalam suatu pantun dapat berupa adat, norma dan nilai yang berlaku di masyarakat, serta biografi atau latar belakang pembuat pantun. Unsur ekstrinsik dapat digunakan untuk mengarahkan gaya bahasa dan makna yang terdapat di dalam isi pantun.

Contoh Pantun

Berikut adalah contoh pantun berdasarkan jenis isinya yaitu:

Pantun Nasehat

Jalan – jalan membeli gitar
Beli gitar di toko depan
Kamu harus rajin belajar
Agar bermanfaat di masa depan

Pantun Perpisahan

Buah pisang jatuh di batu
Anak kera ambil dengan tangan
Biar jauh di negeri yang satu
Jauh di mata di hati jangan

Pantun Jenaka

Jambu merah di tepi rawa
Tempat kakek tidur beradu
Sedang marah nenek tertawa
Melihat kakek bermain gundu

Apakah contoh pantun di atas masih kurang ? Untuk lebih banyak contoh pantun bisa anda lihat melalui tautann dibawah ini :

  1. Pantun Pahlawan
  2. Pantun Tentang Alam
  3. Pantun Tentang Pendidikan
  4. Pantun Nasehat : Agama, Belajar, Jenaka, Orang Tua
  5. Pantun Untuk Sahabat