5 Jenis Investasi Jangka Pendek yang Bisa Anak Muda Lakukan

Jagad.id – Bukan berarti karena masih muda, Anda kemudian berpikir investasi menjadi hal yang tidak penting. Investasi menjadi urgen juga untuk anak muda guna bisa memenuhi berbagai keinginan, tanpa harus mengurangi gaya hidup dan kebiasaan. Berbagai keinginan Anda yang masih tergolong anak muda biasanya ingin dicapai dalam waktu dekat. Karena itulah, investasi jangka pendek menjadi pilihan yang tepat.

Investasi jangka pendek adalah investasi yang nilainya dapat dikonversi menjadi uang tunai tidak sampai 5 tahun dari penyimpanan. Bahkan, hasil pertumbuhan investasi bisa mulai Anda rasakan tidak sampai setahun dari waktu awal Anda memulai investasi.

Dengan investasi jangka pendek, Anda bisa memiliki dana untuk melakukan berbagai rencana yang diperkirakan akan berlangsung tidak sampai 5 tahun lagi. Mulai dari rencana melanjutkan studi, modal awal kredit pemilikan rumah (KPR), Investasi kesehatan PFI Mega Life Insurance sampai tabungan pernikahan bisa dipersiapkan dari investasi jangka pendek yang Anda pilih.

Tertarik untuk berinvestasi jangka pendek? Berikut ini beberapa contoh investasi jangka pendek yang cocok untuk anak muda yang simpel dan mau aman.

Deposito

Istilah deposito tentu sudah tidak asing di telinga Anda. Tiap orang yang memiliki rekening tabungan di bank, hampir bisa dipastikan juga mengetahui istilah yang satu ini. Secara umum, deposito sebenarnya mirip menabung di bank. Hanya saja, deposito bisa dikategorikan sebagai investasi jangka pendek karena menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa.

Kebanyakan bunga deposito bank di Indonesia saat ini berkisar 5-6,5%. Bahkan, ada beberapa deposito di bank digital yang berani menawarkan bunga di atas itu. Level bunga deposito ini jauh lebih besar dibandingkan bank rekening tabungan biasa yang mematok bunga di level 1-2%.

Jangka waktu penyimpanan deposito juga tergolong singkat. Anda bisa memilih waktu jatuh tempo dari 1-12 bulan. Untuk mendapatkan keuntungan maksimal, disarankan mengambil deposito dengan jangka waktu 3 bulan yang menawarkan bunga lebih tinggi dibandingkan jangka waktu lainnya.

Hanya saja, Anda perlu menyiapkan dana cukup besar jika ingin berinvestasi deposito. Ini karena beberapa bank mensyaratkan minimum nilai uang yang bisa dimasukkan ke dalam deposito, rata-rata Rp 8-10 juta.

Reksadana

Jenis Investasi Jangka Pendek yang Bisa Anak Muda Lakukan - Gambar 2

Reksadana bisa menjadi pilihan investasi jangka pendek lain yang bisa Anda pertimbangkan. Platform invetasi ini merupakan salah satu instrumen investasi di mana ada penghimpunan dana dari beberapa investor, untuk kemudian dikelola manajer investasi. Dana yang masuk ke reksadana nantinya ditempatkan ke berbagai portofolio efek yang dinilai menguntungkan.

Tidak jauh berbeda dengan deposito, imbal hasil yang bisa Anda peroleh dari peletakan dana di reksadana bisa mencapai 7%. Reksadana menjadi cocok sebagai investasi anak muda karena cenderung berisiko rendah.

Dengan risiko yang rendah tersebut, Anda akan lebih mudah menghitung seberapa besar dana investasi yang mesti digelontorkan untuk bisa memperoleh hasil untuk mencapai tujuan. Memulai investasi jangka pendek ini pun sangat mudah karena hanya dengan puluhan bahkan ratusan ribu rupiah, Anda sudah bisa memulai reksadana.

Jenis reksadana sebenarnya banyak macamnya. Namun, untuk Anda yang tidak ingin mengambil risiko besar, jenis reksadana yang dianjurkan adalah reksadana pasar uang ataupun reksadana pendapatan tetap.

Reksadana pasar uang cendeurng aman karena produknya memiliki aset dasar berupa produk keuangan yang berisiko rendah, seperti deposito maupun obligasi. Sementara itu, reksadana pendapatan tetap memiliki aset produk yang mayoritas berisi obligasi atau efek surat utang yang terjamin pengembaliannya.

Fintech Peer-to-Peer Lending

Investasi jangka pendek lainnya yang cocok dengan jiwa muda Anda adalah financial technology (fintech) peer-to-peer lending. Investasi yang satu ini cukup menjadi tren belakangan karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan jenis investasi jangka pendek lainnya.

Jika investasi jangka pendek lain rata-rata hanya berani menawarkan imbal hasil satu digit, imbal hasil yang ditawarkan fintech peer-to-peer lending bisa mencapai dua digit. Kebanyakan penyelenggara fintech peer-to-peer lending mempromosikan bahwa investasi di tempatnya bisa berbuah imbal hasil antara 15-18% untuk setahun. Namun, ada juga penyelenggara fintech peer to peer lending yang berani menawarkan imbal hasil lebih dari 20%. Angka yang luar biasa besar.

Berinvestasi di fintech peer-to-peer lending artinya Anda menjadi peminjam untuk orang-orang yang membutuhkan uang Anda. Hanya saja, proses pinjam-meminjam ini difasilitasi secara online oleh penyelenggara yang terpusat. Anda bisa mendapatkan pilihan mengenai siapa saja yang bisa Anda beri pinjaman dan seberapa besar tingkat risikonya. Anda juga akan mendapatkan informasi mengenai bagaimana perkembangan dana yang Anda pinjamkan. Dikarenakan bertumpu pada kegiatan pinjam-meminjam inilah, investasi jangka pendek ini dikenal dengan istilah “pinjaman online.

Sayangnya, istilah pinjaman online kerap dipandang negatif oleh masyarakat karena banyaknya kasus tingkat bunga yang terus meningkat, data peminjam yang tersebar, hingga pinjaman macet yang tinggi. Namun, sebenarnya investasi model ini sudah diakui dunia dan dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan tingkat inklusi masyarakat yang belum tersentuh perbankan.

Anda pun sebenarnya tidak perlu takut menginvestasikan dana di fintech peer-to-peer lending. Namun, ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan penyelenggara yang Anda pilih sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kedua, selalu perhatikan tingkat risiko dari proyek atau orang yang Anda beri pinjaman sebab semua risiko kerugian ditanggung sendiri.

Surat Utang atau Obligasi

Kalau fintech peer-to-peer lending memungkinkan Anda menjadi pemberi pinjaman untuk perseorangan, surat utang atau obligasi memberi kesempatan bagi Anda untuk menjadi pemberi pinjaman atau kreditur untuk skala yang lebih besar, bisa perusahaan bahkan negara.

Biasanya surat utang diterbitkan perusahaan dan negara. Jangka tempo investasi jangka pendeknya ini biasanya berkisar 3 tahun. Namun, uniknya Anda bisa menjual surat utang yang Anda punya kepada pihak lain atau istilahnya pasar sekunder dengan pertimbangan suku bunga dan kondisi pasar yang berlaku saat itu.

Ya, berinvestasi di obligasi atau surat utang adalah membeli surat utang yang diterbitkan surat perusahaan atau negara untuk kemudian bisa dicairkan kembali sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan. Penerbitan surat utang sendiri biasanya untuk membiayai proyek atau kebutuhan perusahaan atau negara.

Imbal hasil dari surat utang atau obligasi rata-rata lebih tinggi daripada ambang suku bunga yang ditetapkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Rata-rata obligasi menerapkan imbal hasil hingga 8% untuk setahun. Hanya saja, ada batasan minimal investasi yang mesti Anda patuhi, yakni rata-rata surat utang minimal dibeli dengan dana Rp 1-3 juta.

Saving Bonds Ritel (SBR)

Investasi jangka pendek ini mirip dengan investasi surat utang atau obligasi. Hanya saja bedanya, penerbitan saving bonds ritel (SBR) biasanya langsung dilakukan oleh pemerintah. Hal ini yang membuat berinvestasi SBR dinilai lebih aman dan minim risiko karena dijamin langsung oleh negara.

Tingkat imbal hasil yang dijanjikan SBR juga mirip dengan surat utang. Levelnya berkisar 7—7,5% saat ini. Nilai tersebut lebih besar daripada bunga yang ditawarkan oleh deposito. Nilai investasi yan minimal Anda setorkan untuk bisa bergabung di SBR pun mirip dengan surat utang, yaitu sekitar Rp 1-3 juta.

Umumnya jangka waktu jatuh tempo yang ditetapkan di SBR berkisar 2 tahun. Hanya saja, Anda bisa mendapatkan imbal hasilnya secara bulanan. Ada juga pilihan pencairan lebih awal sebesar 50% dari total investasi.

Banyak pilihan investasi jangka pendek yang aman dan bisa menguntungkan bagi Anda yang berjiwa muda. Namun selain investasi dalam bentuk uang, Anda juga mesti mulai memikirkan investasi kesehatan Anda. Jangan sampai ketika usia bertambah, Anda justru mesti mengeluarkan banyak dana untuk biaya kesehatan.

Salah satunya yang bisa Anda lakukan selain menjaga kesehatan adalah dengan mendaftarkan diri Anda ke asuransi kesehatan, seperti PFI Mega Life, untuk menjaga aset dan dana Anda tetap aman ketika sakit tiba-tiba menyerang.