Hiu megalodon yang memiliki arti gigi besar adalah spesies hiu yang telah punah. Diperkirakan, hiu ini hidup sekitar 23 sampai 2.6 juta tahun lalu. Hiu megalodon masih berkerabat dengan hiu putih. Namun sekarang para ilmuwan sepakat jika hiu megalodon masuk dalam famili Otodontidae yang telah punah.
Hiu megalodon tersebar di seluruh dunia dan berburu mangsa besar seperti anjing laut, paus serta penyu raksasa. Sedangkan untuk anak hiu megalodon akan tinggal pada perairan pesisir yang hangat dan akan makan ikan serta paus kecil. Namun berbeda dengan hiu putih yang akan menyerang mangsa dari bagian bawah yang lunak, hiu megalodon memakai rahang yang kuat untuk menembus rongga di dada kemudian menusuk jantung serta paru paru mangsa.
A. Bentuk Hiu Megalodon
Hiu megalodon merupakan hiu bertubuh kekar serta serupa dengan hiu putih. Bagian rahangnya tumpul serta lebar dibandingkan hiu putih. Namun untuk siripnya mempunyai bentuk serupa meski sirip hiu megalodon lebih tebal karena tubuhnya yang besar. Sedangkan bagian mata hiu ini kecil dan terlihat lebih dalam.
Hiu megalodon serupa dengan hiu paus atau hiu raksasa. Siripnya berbentuk seperti sabit, memiliki sirip punggung kedua serta sirip dubur yang kecil ditambah lunas ekor pada kedua sisi sirip ekor. Bentuk ini juga sering dijumpai pada hewan laut besar lainnya seperti tuna, paus dan jenis hiu lain yang berguna untuk mengurangi gaya hambat ketika sedang berenang. Hiu megalodong berevolusi dari Otodus sehingga bentuk tubuhnya lebih serupa dengan hiu harimau pasir.
B. Ukuran Tubuh Hiu Megalodon
Hingga sekarang, fosil hiu megalodon yang sudah ditemukan hanya fosil gigi serta vertebra. Dengan begitu, perkiraan ukuran tubuhnya juga masih sangat beragam. Di tahun 1973, ahli iktiologi bernama Hawaii John E. Randall memperkirakan jika panjang hiu megalodon terbesar adalah 13 meter. Sedangkan menurut ahli biologi laut Patrick J. Schembri dan Stephen Papson di tahun 1990 berpendapat jika panjang maksimal hiu ini adalah 24 sampai 25 meter.
Namun menurut perkirakan, besar tubuh serta perilaku hiu megalodon akan berbeda beda karena keragaman ekologi. Untuk jantan dewasa kemungkinan mempunyai massa tubuh 12.6 sampai 33.9 ton metrik, sedangkan untuk betina dewasa kemungkinan sekitar 27.4 sampai 59.4 ton metrik.
Selanjutnya dari hasil penelitian pada tahun 2015 dikatakan jika kecepatan berenang hiu megalodon kemungkinan adalah 18 km/jam. Hiu ini mungkin berevolusi menjadi besar karena faktor iklim dan juga hewan buruan besar yang melimpah. Besar tubuhnya juga kemungkinan dipengaruhi dengan evolusi endotermik regional yang meningkatkan metabolisme serta kecepatan berenang hiu ini.
C. Gigi dan Kekuatan Gigitan Hiu Megalodon
Ciri ciri gigi hiu megalodon berdasarkan dari fosil gigi yang sudah ditemukan adalah berbentuk segitiga, memiliki struktur yang kuat, gerigi yang halus, ukuran yang besar, tidak ada dentikula lateral dan leher gigi berbentuk V. Gigi hiu megalodon menempel karena serat jaringan ikat, sedangkan bagian pangkal yang kasar membuat kekuatan mekanisnya bertambah.
Gigi pada sisi lingual yakni yang menghadap ke arah lidah berbentuk cembung, sedangkan gigi pada sisi labial yakni yang menghadap ke arah lain datar atau agak cembung. Untuk gigi anteriornya hampir tegak lurus dengan rahang serta simetris, sementara gigi posteriornya miring dan asimetris.
Tinggi gigi hiu megalodon jika diukur di sepanjang sisinya bisa lebih dari 180 mm sehingga menjadi gigi terbesar di antara semua spesies hiu yang sudah ditemukan. Di tahun 1989, beberapa gigi hiu megalodon yang hampir lengkap sudah ditemukan di Saitama, Jepang. Selain itu gigi yang lengkap juga ditemukan di Formasi Yorktowndi Amerika Serikat.
D. Persebaran dan Habitat Hiu Megalodon
Hiu megalodon tersebar di banyak belahan dunia. Fosilnya ditemukan di Afrika, Eropa, Australia dan juga Amerika. Hiu ini paling banyak muncul di wilayah subtropis sampai wilayah dengan iklim sedang. Hiu megalodon juga sudah ditemukan di wilayah yang ada di atas garis lintang 55° U. Sedangkan berhubungan dengan suhu, hiu ini tersebar pada wilayah dengan suhu berkisar 1 sampai 24 derajat celcius.
Kemungkinan, hiu megalodon bisa bertahan di lingkungan bersuhu rendah sebab merupakan hewan mesotermik yakni kemampuan fisiologis hiu besar dalam menjaga panas metabolis dengan cara mempertahankan suhu tubuh yang lebih tinggi dibandingkan perairan sekitar. Hiu megalodon ada di banyak jenis lingkungan laut seperti pesisir dangkal, laguna pesisir berawa, dasar perairan lepas pantai dan zona litoral berpasir. Selain itu, hiu megalodon dewasa juga mungkin akan berpindah pada perairan pesisir serta samudra dan perpindahan iini berhubungan dengan tahap kehidupan hiu megalodon.
E. Makanan Hiu Megalodon
Pada dasarnya, hiu merupakan hewan oportunistik yakni memperoleh nutrisi dari banyak sumber. Meski begitu, besar tubuh hiu ini, kecepatan berenang yang tinggi, rahang kuat serta gigi tajam memperlihatkan jika hiu megalodon adalah predator puncak yang bisa memangsa banyak jenis hewan. Kemungkinan ini adalah salah satu predator terkuat yang pernah ada.
Dari bukti fosil menunjukkan jika mangsa hiu megalodon adalah paus dan lumba lumba. Tidak hanya hewan oportunistik, namun hiu megalodon juga pemakan ikan dari mulai ikan kecil hingga jenis hiu lain. Seperti hiu putih sekarang ini, mangsa hiu megalodon sangat bervariasi tergantung usia dan lokasinya. Namun untuk hiu megalodon dewasa biasa memangsa paus dan mangsa yang lebih kecil. Sedangkan untuk anak hiu megalodon biasanya lebih sering makan ikan.
F. Strategi Berburu Hiu Megalodon
Hiu umumnya mempunyai strategi berburu yang rumit ketika menangkap mangsa besar. Kemungkinan ada kemiripan antara hiu putih dengan hiu megalodon terkait dengan cara berburu mangsa besar. Akan tetapi bekas dari gigitan hiu megalodon sudah ditemukan pada fosil paus yang memperlihatkan jika strategi berburu hiu megalodon pada mangsa besar tidak sama sepenuhnya dengan hiu putih.
Pola serangan hiu megalodon juga berbeda beda tergantung dari seberapa besar mangsanya. Dari fosil beberapa paus kecil menunjukkan jika mereka dihantam dengan gaya yang sangat besar dari bawah sebelum akhirnya dibunuh serta dimakan.
G. Tempat Lahir dan Pertumbuhan Hiu Megalodon
Seperti hiu yang ada sekarang ini, hiu megalodon melahirkan di area tertentu dengan sumber makanan melimpah dan terlindung dari predator. Bukti dari fosil memperlihatkan jika tempat seperti ini ada di perairan pesisir yang hangat. Tempat lahir dan pertumbuhan hiu megalodon ditemukan di Formasi Gatun di Panam, Formasi Bone Valley di Florida dan juga Formasi Calvert di Maryland.
Untuk panjang terkecil dari bayi hiu megalodon adalah sekitar 3.5 meter dan kemungkinan akan menghadapi ancaman dari spesies hiu lain seperti hiu martil besar dan juga hiu Hemipristis. Perbedaan antara makanan hiu megalodon kecil dan dewasa memperlihatkan perubahan secara ontogenik dimana megalodon kecil akan berburu ikan, dugong dan penyu laut serta cetacea kecil. Sedangkan megalodon dewasa akan pindah ke perairan lepas pantai untuk memangsa cetacea besar yakni paus berukuran besar.
H. Kepunahan Hiu Megalodon
Ketika hiu megalodon masih mengarungi laut, maka bumi mengalami banyak perubahan yang juga berdampak pada kehidupan di laut. Pendinginan yang terjadi sekitar 35 juta tahun lalu akhirnya berujung pada glasiasi pada wilayah kutub. Peristiwa geologis mengubah aur dan juga presipitasi dan salah satunya adalah tertutupnya Jalur Laut Amerika Tengah serta perubahan pada Samudra Tethys yang ikut berperan mendinginkan lautan.
Akibatnya, Arus Teluk terhenti dan air yang kaya kandungan nutrien tidak bisa menjangkau ekosistem laut sehingga sumber makanan hiu megalodon juga terkena imbasnya. Hiu megalodon tidak tersebar di perairan dingin dan mungkin tidak bisa mempertahankan panas metabolis yang cukup sehingga wilayah persebarannya semakin menyusut karena pendinginan laut. Sedangkan fluktuasi permukaan laut terbesar di sekitar 5 juta sampai 12 ribu tahun yang lalu yang disebabkan karena gletser di kutub meluas juga sangat berdampak pada lingkungan pesisir. Ini kemungkinan menjadi salah satu penyebab kepunahan hiu megalodon dan megafauna laut yang lainnya.
Perubahan khususnya penurunan permukaan laut kemungkinan juga mengurangi perairan air hangat yang dangkal di mana perairan seperti ini sangat diperlukan anak hiu megalodon sehingga menghambat reproduksi.
I. Perubahan Ekosistem Hiu Megalodon
Keanekaragaman mamalia laut sampai ke puncaknya di masa Miosen seperti paus balin yang terdiri dari 20 genus lebih sementara sekarang ini hanya ada 6 genus saja. Keanekaragaman seperti ini memungkinkan keberadaan predator besar seperti hiu megalodon. Di akhir Miosen, ada banyak spesies paus balin yang punah dan spesies yang bisa bertahan hanyalah perenang cepat sehingga susah untuk dimangsa.
Sesudah Jalur Laut Amerika Tengah tertutup, maka keanekaragaman serta melimpahnya paus tropis juga ikut berkurang. Kepunahan dari hiu megalodon ini berhubungan dengan punahnya paus balin kecil sebab hiu megalodon sangat bergantung dengan paus tersebut. Ditambah lagi, punahnya megafauna laut di masa Pliosen juga sudah menyebabkan 36% seluruh spesies laut besar musnah termasuk 55% mamalia laut, 35% burung laut, 9% hiu laut dan juga 43% penyu.
Berbagai kepunahan tersebut tentunya berdampak pada hewan endotermik serta mesotermik sehingga ada kaitan sebab akibat antara berkurangnya persediaan makanan dengan kepunahan dari hiu megalodon. Pendinginan samudra di masa Pliosen kemungkinan juga membuat hiu megalodon tidak bisa masuk ke perairan kutub sehingga tidak bisa memangsa paus besar yang sudah bermigrasi ke area tersebut. Persaingan dengan berbagai superpredator baru seperti paus sperma makripredatori yang muncul di masa Miosen, paus pembunuh dan hiu putih di masa Pliosen juga berperan terhadap menurunnya populasi serta kepunahan hiu megalodon. Dari rekaman fosil memperlihatkan jika cetacea pemakan paus umumnya muncul pada perairan di lintang tinggi di masa Pliosen. Dengan begitu, kemungkinan hiu megalodon bisa bertahan di perairan yang semakin dingin.