Jagad.id – Hiu goblin dengan nama lain Mitsukurina owstoni merupakan salah satu spesies laut dalam yang langka. Hiu goblin adalah satu satunya jenis dari keluarga Mitsukurinidae yang masih ada hingga sekarang yakni garis keturunan tua sekitar 125 juta tahun. Hiu goblin mempunyai kulit berwarna merah muda dengan ciri khas moncong yang memanjang serta rahang protrusible dan mengandung gigi seperti kuku yang bisa menonjol keluar.
Hiu goblin memiliki panjang antara 3 hingga 4 meter saat sudah dewasa meski terkadang juga ada yang berukuran lebih besar. Hiu ini ada di lereng atas benua, lembah bawah latu serta gunung laut di seluruh dunia pada kedalaman lebih dari 100 meter. Ada banyak fitur anatomi pada jenis hiu ini seperti tubuh yang lunak serta sirip kecil yang memperlihatkan jika ikan ini bergerak dengan lamban. Hiu goblin memangsa ikan teleost, cumi dan juga krustasea di dasar serta tengah laut.
Deskripsi Hiu Goblin
Hiu goblin punya moncong yang pipih dan juga panjang seperti mata pisau yang sangat khas. Panang proporsional moncong hiu ini nantinya akan berkurang seiring pertambahan usia. Mata hiu goblin kecil dan tidak punya selaput pengelip pelindung, sedangkan di belakang mata merupakan spirakel serta memiliki mulut besar berbentuk seperti parabola.
Rahang hiu goblin ini menonjol dan bisa diperpanjang sampai ke ujung moncong meski umumnya rahang ini akan menempel di bagian bawah kepala. Pada rahang tersebut terdapat 35 sampai 53 baris gigi atas dan juga 31 hingga 62 baris gigi bawah. Gigi pada bagian utama rahang panjang serta sempit khususnya di dekat titik tengah rahang memiliki alur yang halus dan memanjang. Sedangkan gigi belakang terletak di dekat sudut rahang yang berukuran kecil serta punya bentuk pipih yang berguna untuk menghancurkan.
Tubuh hiu goblin lembek dan juga ramping, sedangkan kedua sirip punggungnya punya ukuran serta bentuk yang sama di mana keduanya kecil serta bulat. Sirip perut serta sirip dubur hiu goblin mempunyai dasar yang panjang serta lebih besar dibandingkan sirip punggung. Untuk batang ekornya diratakan dari sisi ke sisi serta tidak punya lekukan.
Bagian sirip ekornya asimetris dengan lobus atas yang panjang dan takik ventral yang dangkal dekat bagian ujung, sementara untuk lobus bawahnya tidak jelas. Bagian kulitnya lembut semitranslusi dengan tekstur kasar di lapisan dermal denticles yang masing masing berbentuk seperti tulang punggung tegak serta pendek dengan punggung memanjang.
Hiu goblin berwarna merah muda atau coklat sebab pembuluh darahnya terlihat di bawah kulit. Nantinya, warna tubuh hiu ini akan semakin dalam seiring pertambahan usia, sedangkan untuk hiu goblin yang masih muda akan berwarna hampir putih seluruhnya. Bagian tepi siripnya berwarna abu abu atau biru bening dengan mata yang hitam dan guratan kebiruan pada iri. Sesudah mati, maka hiu goblin memiliki warna yang memudar dengan cepat menjadi coklat atau abu abu kusam.
Hiu goblin dewasa umumnya memiliki ukuran antara 3 hingga 4 meter. Akan tetapi untuk hiu goblin betina yang pernah ditangkap adalah sekitar 5.4 hingga 6.3 meter. Selama tahun 2000, hiu ini tumbuh menjadi semakin besar dengan berat maksimum 210 kg dan panjang 3.8 meter.
Sejarah Hidup Hiu Goblin
Mengenai reproduksi hiu goblin yakni betina yang hamil masih belum ditemukan dan juga dipelajari. Ini kemungkinan disebabkan karena hiu goblin mempunyai karakteristik reproduksi yang sama seperti hiu mackerel lain yakni vivipar dengan ukuran serasah kecil dan juga embrio yang tumbuh selama masa kehamilan dengan cara memakan telur yang belum berkembang yang disebut dengan oophagy.
Ukuran hiu goblin yang lahir kemungkinan adalah sekitar 82 cm. Hiu goblin jantan akan dewasa secara seksual ketika mencapai panjang sekitar 2.6 meter, sedangkan ukuran kematangan seksual betina belum diketahui dan tidak ada data yang tersedia mengenai pertumbuhan dan penuaan dari hiu goblin. Ada beberapa penelitian yang sudah memperkirakan atas dasar penelitian yang dilakukan sendiri dan dari temuan sebelumnya jika hiu goblin jantan akan dewasa di usia sekitar 16 tahun dan bisa hidup sampai 60 tahun.
Klasifikasi dan Evolusi Hiu Goblin
Perbedaan posisi rahang hiu goblin mengakibatkan beberapa spesimen keliru digambarkan sebagai spesimen yang berbeda. Hiu goblin adalah terjemahan lama dari nama Jepang tenguzame yakni tengu yang merupakan makhluk mitos Jepang yang sering digambarkan memiliki hidung panjang serta wajah berwarna merah.
Penyebaran dan Habitat Hiu Goblin
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hiu goblin bisa ditemukan di banyak area seperti Samudra Atlantik yakni Teluk Meksiko utara, Suriname, Portugal, Perancis, Senegal bagian timur dan Madeira. Sedangkan di Indo Pasifik dan Oceania, hiu goblin ditemukan di lepas pantai Afrika Selatan, Taiwan, Mozambik, Selandia Baru dan juga Australia. Sedangkan untuk Pasifik timur ditemukan di California selatan.
Hiu goblin ini paling sering ditemukan di atas lereng benua atas di kedalaman 270 hingga 960 meter. Untuk hiu goblin yang belum dewasa lebih sering mengunjungi ngarai bawah laut di lepas pantai selatan Jepang di kedalaman 100 sampai 350 meter dan sesekali juga terlihat di perairan pantai kedalaman 40 meter.
Biologi dan Ekologi Hiu Goblin
Walau pengamatan pada hiu globin ini masih sangat sedikit, namun anatominya memperlihatkan jika gaya hidup hiu ini lamban dan tidak aktif. Kerangka hiu goblin berkurang dan mengalami klasifikasi yang buruk. Selain itu, blok otot tang ada di sepanjang sisi atau miomernya berkembang secara lemah dan bagian siripnya berukuran kecil serta lembut. Untuk sirip ekornya berbentuk panjang dan menjadi ciri khas dari hiu yang berenang dengan lambat.
Moncong panjang pada hiu goblin ini berguna sebagai sensorik sebab mengandung banyak ampullae yang banyak untuk mendeteksi medan listrik lemah yang dihasilkan hewan laut lainnya. Moncongnya yang lembut membuat hiu goblin tidak bisa mencabik mangsanya. Sedangkan untuk penglihatan hiu goblin dianggap kurang penting jika dibandingkan dengan indra lain sebab tektum optiknya relatif kecil pada otak hiu goblin.
Akan tetapi berbeda dengan hiu laut dalam lainnya, hiu globin bisa mengubah ukuran pupil sehingga bisa memakai penglihatannya di banyak kondisi. Hiu ini memangsa hiu biru dan juga parasit sebagai makanannya.
Makanan Hiu Goblin
Makanan utama dari hiu goblin adalah ikan teleost seperti dragonfihes dan juga rattails. Selain itu, hiu goblin juga makan kurtasea dan cephalopoda termasuk isopoda serta dekapoda. Mangsa lain dari hiu gonlin adalah rosefish perut hitam yang hidup di dasar laut dan juga spesies perairan tengah seperti cumi cumi teuthowenia pellucida dan juga ostracod macrocypridina castanea rotunda. Inilah sebabnya hiu goblin bisa mencari makan di dasar laut atau yang ada di atas.
Hiu goblin adalah perenang yang cepat sehingga termasuk dalam jenis predator penyergap. Dagingnya yang memiliki kepadatan rendah serta hati berminyak besar membuat hiu goblin bisa mengapung dengan netral dan melayang ke arah mangsa dengan gerakan minimal agar tidak terdeteksi. Sesudah mangsa berada di jangkauan, maka rahang khusus hiu goblin bisa bergerak maju untuk menangkap mangsa tersebut.
Tonjolan rahang serta 2 pasang ligamen elastis berhubungan dengan sendi mandibula yang akan ditarik kencang saat rahang ada di posisi normal. Ketika hiu goblin menggigit, maka ligamen akan melepaskan ketegangan. Dalam waktu yang bersamaan, basihyal akan berkembang dengan baik yang berfungsi seperti lidah di dasar mulut kemudian melebarkan ringga mulut dan menghisap air beserta mangsa.
Meski rahang hiu goblin sangat unik, namun hiu ini tetap menggunakan seperti umpan untuk mendapatkan mangsanya. Ketika sedang makan, maka rahang bawah hiu goblin akan terlihat bergerak yang sangat penting untuk menangkap mangsa. Tonjolan dari gabungan rahang atas serta bawah membuat rahang hiu ini 2.1 hingga 9.5 kali lebih menonjol dibandingkan dengan jenis hiu lain. Rahang bawah hiu goblin mempunyau kecepatan sekitar 2x lebih besar dibandingkan rahang atas sebab tidak hanya menonjol ke depan namun juga akan berayun ke atas untuk menangkap mangsa.
Hiu goblin mempunyai pola membuka dan menutup. Perilaku ini tidak ada pada jenis hiu lain dan bisa dihubungkan dengan sejauh mana hiu goblin akan menjulurkan rahang. Gaya makan bernama ketapel ini bisa dijadikan adaptasi untuk mengimbangi kemampuan berenang yang tidak baik.
Interaksi Hiu Goblin Dengan Manusia
Beberapa penemuan pertama berhubungan dengan hiu goblin diterbitkan tahun 1910. Di kedalaman tempat tinggal, hiu goblin bisa memberikan sedikit bahaya pada manusia. Namun, beberapa spesimen sudah berhasil dikumpulkan hidup hidup dan dibawa ke akuarium umum meski hanya bisa bertahan sebentar saja.
Salah satu hiu goblin ada di Universitas Tokai selama seminggu kemudian dipindahkan ke Tokyo Sea Life Park dan berhasil hidup selama 2 hari. Sedangkan untuk pemanfaatan hiu goblin untuk manusia memiliki nilai ekonomi yang minimal. Bagian daging hiu goblin dikeringkan serta diasinkan, sementara bagian rahangnya memiliki harga yang tinggi.
Orang Jepang juga memanfaatkan hiu goblin untuk dijadikan minyak hati dan juga pupuk. Hiu ini tidak dijadikan sasaran perikanan meski terkadang dijadikan tangkapan sampingan. Hiu goblin ditangkap dengan teratur di lepas selatan Jepang yakni sebanyak 30 ekor setiap tahunnya yang umumnya adalah hiu goblin remaja.
Selama bulan April 2003, tercatat lebih dari 100 hiu goblin yang ditangkap di barat laut Taiwan. IUCN sudah mengkategorikan hiu goblin ini ke dalam “Sedikit Kepedulian”. Selain jangkauannya yang luas, sebagian populasi hiu goblin diperkirakan tinggal pada lingkungan yang belum jadi.