Halusinasi : Pengertian, Penyebab dan Cara Mengatasi

Halusinasi adalah terjadinya pesepsi ketika seseorang dalam kondisi sadar tanpa adanya suatu rangsangan nyata terhadap indra (penglihatan, pendengaran, dll). Persepsi sendiri adalah tindakan mengenali dan menafsirkan informasi sensoris guna memberi gambaran dan pemahaman mengenai lingkungan. Kualitas persepsi tersebut berasal dari luar ruang nyata. Dengan begitu definisi halusinasi berbeda dengan mimpi, berkhayal, ilusi dan pseudihalusinasi.

Sedangkan ilusi adalah suatu persepsi panca indra disebabkan adanya rangsangan panca indra yang kemudian ditafsirkan dengan salah. Bisa kita bilang bahwa adanya penjelasan yang salah dari suatu rangsangan terhadap panca indra. Contoh ilusi adalah seseorang yang menganggap suara berisiknya daun – daun sebagai suara yang mendekati dan berbisik kepadanya, padahal hanya suara daun – daun bergesekan.

Halusinasi Pendengaran

Halusinasi bisa saja terjadi terhadap kelima indera manusia. Tetapi hal yang sering mengalami halusinasi adalah halusinasi terhadap pendengaran. Halusinasi pendengaran ini umum terjadi pada siapa saja. Adapun penyebab halusinasi pendengaran adalah sebagai berikut ini. Tetapi beberapa penyebab halusinasi pendengaran ini juga bisa menjadi penyebab terhadap halusinasi pada indera yang lain.

Penyebab Halusinasi

Berikut ini adalah beberapa penyebab halusinasi pada seseorang.

1. Gangguan Mental

Halusinasi pada seseorang khususnya halusinasi pendengaran sangat umum terjadi terhadap penderita skizofrenia. Penyakit skizofrenia sendiri adalah gangguan mental kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi, pikiran kacau dan mengalami perubahan perilaku. Kondisi ini biasanya berlangsung lama dan menyebabkan penderitanya sulit membedakan antara kenyataan dengan pikiran sendiri.

Selain penyakit skizofrenia, penyebab halusinasi bisa juga dari gangguan mental lainnya seperti gangguan bipolar, gangguan kepribadian ambang, depresi berat dan stres pasca trauma. Jika Anda memiliki riwayat gangguan mental dan mulai merasakan halusinasi jangan terlambat untuk berkonsultasi kepada dokter kepercayaan Anda.

2. Halusinasi pendengaran karena gangguan pada pendengaran

Seseorang yang mengalami halusinasi pendengaran bisa disebabkan pada indera pendengaran itu sendiri sedang dalam kondisi tidak normal. Orang yang mengalami halusinasi pendengaran karena gangguan pada indera pendengaran biasanya muncul suara aneh atau suara musik. Padahal seseorang disekitarnya tidak mendengarkan suara tersebut.

Salah satu tanda awal terhadap terjadinya halusinasi pendengaran adalah munculnya suara dengung pada telinga atau tinitus. Jika kedua hal itu terjadi pada telinga Anda bisa berisiko mengalami halusinasi pendengaran.

3. Halusinasi karena gangguan tidur

Jika Anda sering begadang dan kurang tidur, hati hati karena Anda bisa rentan mengalami halusinasi. Apalagi jika kurang tidur selama berhari hari dalam periode beberapa minggu atau cukup lama, halusinasi pendengaran bisa cepat menghantui Anda.

Disamping itu, seseorang yang mengalami gangguan tidur karena narkolepsi mungkin akan mengalami halusiansi ketika menjelang tidur atau ketika bangun tidur. Belum tahu apa itu narkolepsi ? Narkolepsi adalah gangguan pada sistem saraf terhadap aktivitas tidur.

4. Halusinasi karena mengonsumsi Alkohol dan Obat Terlarang

Meminum minuman yang mengandung alkohol tinggi seperti minuman keras, bir, sake, dll bisa menyebabkan pengonsumsinya mengalami halusinasi. Selain itu obat terlarang seperti ekstasi, LSD, dan kokain juga bisa menyebabkan halusinasi bagi para pengonsumsinya.

Umumnya para pengonsumsi minuman yang memabukkan akan mengalami halusinasi penglihatan, tetapi tak menutup kemungkinan juga bisa menyebabkan halusinasi pendengaran yang mana orang tersebut mendengar suara suara yang sebenarnya tidak ada.

5. Halusinasi karena Migrain

Migrain sering terjadi ketika seseorang mendapat tekanan pikiran karena pekerjaan, atau masalah yang datang bertubi tubi. Penyakit migrain ini bisa membuat perasaan seperti mendengar suara suara yang sesungguhnya tidak ada sama sekali. Selain itu, penderita migrain juga bisa mengalami halusinasi penglihatan karena seperti melihat objek tertentu yang padahal tidak ada. Perlu Anda ketahui bahwa gejala halusinasi awal ketika menjelang migrain ini biasa disebut dengan aura.

6. Menderita penyakit Alzheimer, Demensia dan Parkonsin

Penyakit penyakit degenratif seperti alzheimer, demensia, parkonsin dan jenis penyakit pikun lain, sangat rentan bagi penderitanya berhalusinasi mendengar sesuatu hal yang aneh. Bagi beberapa penderita, suara suara aneh tersebut sangat nyata dan terkadang diikuti oleh halusinasi penglihatan yang sangat meyakinkan.

Selain dari itu, halusinasi pendengaran bisa juga dialami oleh seseorang yang mengalami tumor otak. Terutama ketika tumor berada pada bagian otak yang berhubungan langsung dengan indera pendengaran.

7. Halusinasi karena Epilepsi

Penyakit epilepsi adalah suatu kondisi kejang kejang pada seseorang dan hal itu terjadi secara berulang ulang. Selain mengalami kejang kejang, seorang penderita epilepsi juga akan mengalami halusinasi pendengaran. Penderita epilepsi biasanya akan mendengar suara yang aneh, suara brisik, suara keras dan pada beberapa kasus ada yang mendengar suara lebih kompleks. Gangguan halusinasi ini bisa terjadi akibat pada bagian otak mengalami kerusakan.

8. Penyebab halusinasi yang lainnya

  • Demam tinggi yang menyebabkan delirium, yakni kondisi menurunnya kemampuan untuk memusatkan perhatian sehingga Anda menjadi linglung, mengalami disorientasi dan tak mampu berpikir jernih.
  • Cacat indera pendengaran sejak lahir
  • Isolasi sosial pada lansia

Cara Mengatasi Halusinasi

Untuk mengobati penderita halusinasi harus tepat sesuai dengan penyebabnya. Jika seseorang mengalami halusinasi karena pengaruh obat obatan biasanya dokter akan mengambil langkah dengan menetralkan zat zat obat pada tubuh. Jika penyebab halusinasi karena hal yang lebih parah maka penanganannya pun berbeda. Karena itulah sangat penting untuk mendapat pemeriksaan dari dokter dalam mencari penyebab halusinasi sebelum menjalani pengobatan.

Halusinasi Pendengaran
Halusinasi Pendengaran

Jika Anda mengalami halusinasi pendengaran dan ingin menghilangkannya maka perlu segera ditangani apabila sering terjadi berulang ulang dan mengganggu aktivitas sehari – hari. Untuk mengatasi halusinasi pendengaran, seorang dokter bisa memberikan obat seperti antipsikotik dan psikoterapi. Semua tergantung dari penyebabnya juga.

Dalam upaya menghilangkan halusinasi yang Anda alami dan terjadi berulang kali, tidak bisa Anda lakukan sendiri. Dengan kata lain Anda membutuhkan bantuan dari dokter atau dari ahli kesehatan jiwa bahkan bisa meminta bantuan dari psikiater. Ceritakan semua kondisi yang Anda alami ketika mengalami halusinasi kepada salah satu ahli yang kemudian mereka akan menentukan langkah penanganan yang tepat.

Tetapi dalam mengupayakan untuk menghilangkan halusinasi bisa juga dengan melakukan beberapa tips berikut ini.

1. Tidur yang Cukup

Seperti yang suda diuraikan diatas salah satu penyebab halusinasi adalah kurang tidur. Nah, untuk itu mulailah untuk tidur yang cukup supaya halusinasi tidak terjadi lagi. Tidur yang baik dalam sehari adalah 7-9 jam. Jika Anda adalah orang yang jadwal padat karena kerjaan, biasakan atur waktu sebaik mungkin supaya waktu tidur tidak terganggu.

2. Mengurangi Stress Berlebih

Stress bisa menjadi kan seseorang mengalami migrain. Nah, migrain ini sudah dijelaskan diatas bahwa bisa menjadi penyebab seseorang mengalami halusinasi khususnya halusinasi pendengaran. Untuk itu sangat penting untuk bagi Anda menghindari hal hal yang membuat stress berlebih, jika ada suatu masalah diskusi kan dengan orang terdekat suapaya diberi solusi.

3. Relaksasi

Relaksasi juga penting dalam mengatasi halusinasi. Cara ini bisa dibilang cukup efektif dalam meredakan tekanan pikiran yang memicu terjadinya halusinasi.

4. Menambah pergaulan atau teman

Dengan memiliki pergaulan yang lebih luas serta teman teman dilingkungan yang positif dapat menghindarkan Anda dari penyebab penyebab halusinasi.

5. Melakukan aktivitas fisik

Menghindari berdiam diri dengan senantiasa melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga dalam mendukung pengobatan dari halusinasi yang Anda alami. Aktivitas fisik bisa berupa berenang, jogging, bersih bersih rumah dan lain sebagainya.

6. Mengalihkan perhatian

Cara efektif dalam menghilangkan halusinasi adalah dengan mengalihkan perhatian kepada hal hal yang lebih menyenangkan dan bermanfaat. Seperti mendengarkan musik, melakukan hobi yang disenangi dan melakukan berbagai macam aktivitas lainnya.

Perbedaan Halusinasi dan Delusi

Lain halnya dengan delusi, Delusi adalah suatu keyakinan yang dipegang kuat oleh seseorang meskipun tanpa dasar realitas. Supaya Anda bisa lebih memahami apa itu delusi, akan saya berikan contohnya saja.

Delusi
Ilustrasi Delusi

Contoh Delusi

Seseorang yang apabila melihat orang berambut gondrong akan menganggap bahwa ia adalah pencuri, preman, perampok dan anggapan sebagainya. Sehingga apabila seorang yang menderita delusi akan merasa gelisah, khawatir dan takut jika berada didekat orang berambut gondrong tersebut. Padahal belum tentu ia adalah seorang perampok atau anggapan negatif lainnya. Nah ini juga berlaku terhadap seorang yang memakai cadar dan dianggap teroris, padahal belum tentu orang tersebut adalah teroris kan ?

Ilusi Optik

Gambar Ilusi Optik
Berapa jumlah kaki gajah pada gambar ?

Ilusi Optik adalah sebuah ketidak sempurnaan pengartian informasi oleh otak, atau informasi visual yang mampu menipu mata. Ilusi optik dapat menggunakan warna, cahaya dan pola untuk membuat gambar yang dapat menipu atau mengkacaukan otak. Informasi yang dikumpulkan oleh mata diproses oleh otak, menciptakan persepsi bahwa pada kenyataannya, tidak sesuai dengan gambar yang benar. Persepsi mengacu pada interpretasi dari apa yang ditangkap melalui mata. Ilusi optik terjadi karena otak berusaha untuk menafsirkan apa yang dilihat dan mencoba memahami kondisi nyata pada saat itu. Ilusi optik hanya menipu otak dengan mengakibatkan melihat hal-hal yang mungkin atau tidak nyata.