Jagad.id – Penjelasan Dalil Maulid Nabi Oleh Gus Baha – Mauludan atau Maulid nabi merupakan salah satu tradisi dari Islam ahlussunnahwaljamaah di Indonesia untuk memperingati hari kelahiran Rosullullah Muhammad SAW. Sebuah hari yang sangat penting bagi umat Islam, karena pada hari tersebut telah lahir Manusia Paripurna yang memberikan pencerahan bagi umat manusia.
Meskipun juga terdapat pro kontra dalam pelaksanaan acara perayaan tersebut, namun umat Islam di Indonesia meyakini bahwa sebuah perbedaan merupakan sunnatullah (Tradisi Allah Swt). Dan tentu mengingat kelahiran panutan umat Islam jelas merupakan sesuatu tindakan yang terpuji kan!
Dalil Maulid Nabi Oleh Gus Baha
Gus Baha atau KH. Bahauddin Nur Salim salah satu ulama besar di Indonesia menjelaskan filosofi dan dasar hukum menjalankan atau menyelenggarakan Maulid Nabi. Beliau menceritakan dalam salah satu kesempatan Ngaji bahwa Abu Lahab, Paman Nabi yang dilaknat oleh Allah SWT itu saja bahagia ketika kelahiran Nabi mendapatkan keringanan siksanya (Dalam banyak Riwayat), meskipun dia masih tetap Kafir.
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ
Arinya : Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ
Artinya: Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.
سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ
Artinya: Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).
وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ
Artinya: Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ
Artinya: Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.
Gus Baha menegaskan bahwa, Abu Lahab saja yang kafir merasa bahagia ketika kelahiran nabi mendapatkan keringanan hisab di hari senin (MESKIPUN MASIH KAFIR) apalagi jika yang bahagia adalah kaum Muslimin. Dan ini juga merupakan salah satu dasar bagi umat Islam di Indonesia sangat suka sekali menyelenggarakan kegiatan Maulid Nabi.
Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan:
قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ
Artinya : “Urwah berkata, Tsuwaibah adalah budak Abu Lahab. Ia dimerdekakan oleh Abu Lahab, untuk kemudian menyusui Nabi. Ketika Abu Lahab meninggal, sebagian keluarganya bermimpi bahwa Abu Lahab mendapatkan siksa yang buruk. Di dalam mimpi itu, Abu Lahab ditanya. Apa yang engkau temui? Abu Lahab menjawab, aku tidak bertemu siapa-siapa, hanya aku mendapatkan keringanan di hari Senin karena aku telah memerdekakan Tsuwaibah.”
Dijelaskan dalam situs Islam.nu.or.id bahwa meskipun ini merupakan hadits mursal, namun masih tetap bisa digunakan sebagai hujjah bagi umat islam. Karena Imam Bukhori yang merupakan pakar hadits otoritatif mengutipnya dari kitab AL- Shohih.
Dalam Hadits lain juga menjelaskan :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Artinya : “Dari sahabat Anas, sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi, kapan hari kiamat terjadi ya Rasul? Nabi bertanya balik, apa yang telah engkau persiapkan? Ia menjawab, aku tidak mempersiapkan untuk hari kiamat dengan memperbanyak shalat, puasa dan sedekah. Hanya aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Nabi berkata, engkau kelak dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Akhir Kata
Masih banyak riwayat yang menjelaskan tentang dalil atau dasar hukum menjalakan maulid nabi Muhammad SAW yang bisa anda dapatkan, salah satunya dari situs Islam.nu.or.id tadi. Jadi, demikian ringkasan penjelasan ngaji tentang Dalil Maulid Nabi Oleh Gus Baha yang bisa kami sampaikan. Wallahualam!