Pengertian Cerpen : Ciri Ciri, Jenis, Kaidah, Unsur Intrinsik Ekstrinsik

Jagad.id – Pengertian cerpen – Ketika kita sekolah pastinya pernah mempelajari cerpen secara detail dan mendalam yang dibahas oleh guru bahasa indonesia. Bahkan mungkin Anda pernah diberi tugas untuk membuat cerpen atau cerita pendek yang harus di analisis mulai dari unsur instrinsik sampai dengan unsur ekstrinsiknya. Selain itu, mengetahui ciri, jenis, fungsi, tujuan dan contoh juga pasti sudah di ajarkan ketika sekolah.

Nah, pada kali ini bukan bermaksud meremehkan, tapi saya kembali mencoba mengulas balik apa itu cerpen ? Apa saja fungsi dan tujuan dibuat nya cerpen dan diharapkan setelah menyimak artikel mengenai cerpen ini Anda bisa membuat sebuah karya cerita pendek.

Pengertian Cerpen

Cerpen adalah singkatan kata dari Cerita Pendek yaitu karangan pendek yang berbentuk prosa, yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan dan menyenangkan, serta mengandung pesan yang tidak mudah dilupakan. Cerita pendek (Cerpen) merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang menceritakan atau menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh suatu tokoh secara ringkas disertai dengan berbagai konflik dan terdapat penyelesaian ataupun solusi dari masalah masalah yang dihadapi.

Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

Daftar Isi dan Penjelasan Lengkap Cerpen :

  • Definisi Pengertian Cerpen
  • Ciri Karakteristik Cerpen
  • Macam Jenis Cerpen
  • Fungsi Cerpen
  • Kaidah Cerpen
  • Unsur Cerpen
    – Unsur Intrinsik
    – Unsur Ekstrinsik
  • Contoh Cerpen

Ciri Karakteristik Cerpen :

  • Panjang karangan ± 3-10 halaman (kurang dari 10.000 kata )
  • Ceritanya singkat, pendek, padat, dan berarti dan lebih pendek daripada novel.
  • Ceritanya fiktif dan rekaan.
  • Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis.
  • Habis dibaca sekali duduk.
  • Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
  • Beralur tunggal dan lurus 

Macam Jenis Cerpen

Berdasarkan jumlah katanya cerpen dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :

  1. Cerpen mini (flash), cerpen yang memuat jumlah kata antara 750 kata hingga 1.000 kata.
  2. Cerpen ideal, cerpen yang memuat jumlah kata antara 3.000 hingga 4.000 kata.
  3. Cerpen panjang, cerpen ini merupakan jenis cerpen terpanjang yakni memuat 10.000 kata.

Pembagian cerpen menjadi tiga diatas berdasarkan jumlah kata nya, nah untuk selanjutnya cerpen berdasarkan teknik mengarangnya dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut ini.

  1. Cerpen sempurna (perfect/well made short-story) adalah cerpen yang terfokus pada satu tema dengan plot yang jelas dan memiliki ending yang mudah untuk dipahami. Cerpen jenis ini pada umumnya memiliki sifat konvensional dan berdasarkan pada realitas atau fakta. Cerpen jenis ini biasanya banyak disukai oleh kalangan pelajar SMP kebawah karena bahasanya enak dibaca dan mudah dipahami. Pembaca awam pun bisa membaca cerpen jenis ini hanya dalam tempo kurang dari satu jam saja.
  2. Cerpen tak utuh (Slice of life short-story) adalah cerpen yang tidak terfokus pada satu tema saja artinya tema terpencar pencar atau ada beberapa pembahasan, plot tidak terstruktur dan terkadang dibuat mengambang oleh pembuatnya. Cerpen jenis ini memiliki sifat kontemporer dan ditulis berdasarkan ide-ide atau gagasan yang orisinal, sehingga lazim disebut dengan cerpen ide atau cerpen gagasan. Cerpen ini sangat sulit untuk dipahami oleh pembaca awam sastra dan harus dibaca berulang kali supaya memahami isi yang sebagaimana mestinya.

Fungsi Tujuan

Fungsi cerita pendek ada 5 jenis yaitu sebagai berikut.

  1. Fungsi rekreatif : yaitu fungsi yang memberikan rasa senang, gembira, dan menghibur para pembacanya.
  2. Fungsi didaktif : yaitu fungsi yang mengarahkan dan mendidik para pembaca nya karena nilai nilai kebenaran dan kebaikan yang termuat didalam cerpen.
  3. Fungsi estetis : yaitu fungsi yang memberikan keindahan bagi para pembaca karya sastra cerpen.
  4. Fungsi moralitas : yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para pembaca nya bisa mengetahui moral yang baik dan moral yang tidak baik. Diharapkan pembacanya bisa mengetahui akibat dari moral tidak baik bagi dirinya sehingga Ia tidak melakukan moral yang tidak baik.
  5. Fungsi relegiusitas : mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para pembaca nya.

Kaidah Bahasa yang Digunakan dalam Cerpen

  • Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik juga kepribadian tokoh yang diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya sosoknya tinggi atau perawakannya gagah, rambutnya beruban dan sifat tokoh lainnya.
  • Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana, sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya.
  • Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan dalam percakapan di dalam cerpen.
  • Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti misalnya : pucuk langit, memanggang bus, bajing loncat dan mulut terminal.
  • Bahasa yang digunakan  tidak baku dan tidak formal. Bisa menggunakan gaya bahasa Perbandingan, pertentangan, pertautan maupun perulangan.

Unsur yang Terdapat dalam Cerpen

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik merupakan suatu unsur yang menyusun suatu karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur sebuah karya sastra. sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra. Unsur intrinsik yang menyusun suatu cerpen terdiri dari tema cerita, alur cerita atau plot, latar, penokohan dan sudut pandang, secara lengkap dan dijelaskan sebagai berikut:

• Tema cerita

Tema biasanya dalam karya sastra berisfat mengikat dan merupakan Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan, Tema disaring dari motif- motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu.

• Alur Cerita atau plot

Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian, plot merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga menjadi kerangka utama cerita. Plot biasanya berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

• Penokohan

Dalam sebuah cerita pendek sering melibatkan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Sementara tokoh adalah orang/pelaku yang berperan dalam cerita

Penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

• Latar

Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-peristiwa didalam suatu karya sastra. Atau definisi latar yang lainnya adalah unsur intrinsik pada karya sastra yang meliputi ruang, waktu serta suasana yang terjadi pada suatu peristiwa didalam karya sastra.

• Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita:

  • Sudut Pandang Orang Pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
  • Sudut Pandang Orang Ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.
  • Sudut Pandang Pengamat Serba Tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh.
  • Sudut Pandang Campuran, (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu). Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama.

2. Unsur Ekstrinsik Cerpen

Selain unsur intrinsik di dalam sebuah cerpen juga terdapat unsur ekstrinsik atau unsur -unsur yang berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra, biasanya selalu menyangkut sebuah latar belakang, meliputi latar belakang masyarakat, nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen itu sendiri dan juga latar belakang masyarakat. Untur ektrinsik sebuah cerpen secara lengkap adalah sebagai berikut:

a. Latar Belakang  Masyarakat

Latar belakang masyarakat merupakan unsur yang mempengaruhi cerpen berupa faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat dimana penulis berada sehingga berpengaruh terhadap penulis itu sendiri.

b. Biaografi Pengarang atau Latar Belakang Penulis

Latar belakang penulis adalah faktor-faktor yang terdapat dari dalam diri pengarang itu sendiri yang memotivasi atau mempengaruhi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, antara lain:

Aliran sastra penulis, aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis memiliki aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jug terhadap gaya penulisan dan genre cerita yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya. Riwayat hidup sang penulis,  Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka tentang suatu cerpen yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen. Kondisi psikologis, Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis ketika menulis cerita. Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang ada di dalam cerita mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita sedih atau gembira pula.

c. Nilai-nilai yang Terkandung di dalam Cerpen

Unsur ekstrinsik yang ke 3 yang terdapat di dalam sebuah cerpen adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen itu sendiri yang meliputi:

Nilai moral, Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita dan berkaitan dengan akhlak atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai moral bisa menjadi suatu nilai yang baik maupun nilai yang buruk. Nilai budaya, Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, adat istiadat yang berlaku. Nilai agama, Nilai agama adalah hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam cerpen yang berkaitan dengan ajaran agama. Nilai sosial, Nilai sosial adalah nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di dalam cerpen dengan tokoh lain, lingkungan dan masyarakat sekitar tokoh.

Contoh Cerpen

Cerita kancil dan buaya

Suatu hari, kancil sedang duduk bersantai di bawah pohon. Ia ingin menghabiskan hari itu dengan meninkmati suasan hujan yang sejuk dan tenang. Beberapa waktu berlalu akhirnya perutnya lapar. Ia kemudian berpikir untuk memakan mentimun yang letaknya berada di seberang sungai. Tetapi di sungai tersebut terdengar suara cipratan air yang ternyata adalah buaya.

Si kancil pun mendekati sungai dan berteriak kepada buaya “Hei Buaya keluarlah aku punya daging segar untuk kalian”, si buaya pun terbangun dan berkata “Benarkah kancil ? Wah sangat pas karena hari ini ikan ikan entah pergi kemana sehingga aku dan kawanku kelaparan”. Singkat cerita si buaya tersebut memanggil kawannya untuk berbaris di sungai supaya dihitung dan kebagian daging segar secara adil dan rata.

Kancil pun menghitung sambil melompat lompat diatas buaya dan dengan girangnya si kancil sampai di seberang sungai. Si buaya pun bertanya “dimana daging besar kami” si kancil menjawab dengan terbahak bahak “Hahaha dasar buaya bodoh, bukankah tidak ada secuil daging di tangan itu artinya tidak ada daging untuk kalian”. Akhirnya si kancil meninggalkan para buaya dan salah satu buaya tersebut berkata bahwa mereka akan membalas penipuan si kancil.