Bawang putih atau garlic (Allium sativum L.) sejak lama digunakan sebagai bahan penyedap makanan pada hampir semua jenis masakan. Sejak lama pula, tanaman ini dijadikan bahan untuk pengobatan tradisional. Sebagian besar di antaranya terbukti secara ilmiah. Apa saja manfaat bawang putih bagi kesehatan manusia?
Bawang putih termasuk komoditas hortikultura yang penting bagi masyarakat Indonesia. Selain bisa dimanfaatkan sebagai bahan penyedap makanan, tanaman ini juga bisa digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai jenis penyakit.
Tidak heran jika bawang putih memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Sejauh ini, Indonesia masih harus mengimpor bawang putih. Bahkan 95% kebutuhan dalam negeri harus diimpor dari Tiongkok.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2018), kebutuhan nasional akan bawang putih diperkirakan mencapai 500 ribu ton per tahun. Namun produksi lokal selama lima tahun terakhir hanya sekitar 17 – 22 ribu ton per tahun.
Pemanfaatan bawang putih sebagai obat herbal ini sudah berlangsung selama ribuan tahun. Catatan kuno menunjukkan, bawang putih sudah digunakan saat pembangunan Piramida Giza, sekitar 5.000 tahun lalu.
Dalam pengobatan tradisional, bawang putih digunakan untuk penyembuhan aneka penyakit yang terkait dengan jantung, pengerasan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, kolesterol, serta lemak darah.
Richard S. Rivlin menulis dalam Journal of Nutrition, dokter Yunani Kuno bernama Hippocrates (460-370 SM) mempromosikan bahwa bawang putih dapat mengobati masalah pernafasan, pencernaan, mengatasi kelelahan, dan mengusir parasit.
A. Kandungan Gizi Bawang Putih
Berikut ini kandungan gizi dalam 100 gram bawang putih berdasarkan data yang dihimpun dari USDA Food Composition Database.
Ada beberapa senyawa khas yang terdapat dalam bawang putih. Misalnya allicin, yang menimbulkan bau khas pada bawang putih. Bahkan efeknya sampai ke bau mulut serta keringat (bau badan) orang yang mengkonsumsinya.
Beberapa produk olahan bawang putih dibuat “tidak berbau”. Tetapi proses ini justru bisa membuat khasiat bawang putih menjadi kurang efektif, karena menghilangkan senyawa penting seperti allicin.
Bawang putih juga mengandung beberapa senyawa organo-sulfur, yakni diallyl sulfide (DAS), diallyl disulfide (DADS), dan diallyl trisulfide (DATS).
Ketiga senyawa ini mempunyai efek dahsyat, termasuk memberantas sel-sel kanker otak. Senyawa DAS, DADS, dan DATS terbentuk ketika suing bawang putih dicincang, dihancurkan, atau dikunyah.
Kandungan DAS juga membuat bawang putih berpotensi menjadi antibiotik yang kuat. Berdasarkan hasil riset yang diterbitkan Journal of Antimicrobial Chemotherapy, senyawa DAS memiliki efektivitas 100 kali melebihi dua antibiotik terpopular dalam memerangi Campylobacter; salah satu penyebab infeksi usus.
Senyawa-senyawa yang mengandung belerang itu masuk ke tubuh melalui saluran pencernaan, lalu menyebar ke seluruh tubuh dan memberikan efek biologis yang kuat.
B. Manfaat Bawang Putih untuk Kesehatan
Berbagai penelitian mengenai manfaat bawang putih untuk kesehatan manusia pun terus dilakukan, sekaligus untuk membuktikan praktik pengobatan tradisional yang sudah berlangsung sangat lama.
Hasilnya memang cukup mencengangkan. Umbi bawang putih dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol, menyembuhkan pilek / influenza, dan sakit kepala.
Bawang putih juga dapat mengatasi gangguan pernafasan, cacingan, sembelit, wasir, insomnia, dan sebagainya. Sebagai obat luar, ia bisa digunakan untuk meredakan memar dan menyembuhkan luka sayat.
Berikut ini perkembangan terbaru tentang manfaat bawang putih untuk kesehatan, hasil penelitian sejumlah ilmuwan dari berbagai negara:
1. Mencegah dan Mengatasi Kanker
Sedikitnya ada tiga penelitian mengenai efektivitas bawang merah dalam mencengah dan mengatasi kanker, masing-masing kanker paru-paru, kanker otak, dan kanker prostat.
Hasil studi yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Jiangsu, Tiongkok, menunjukkan asupan bawang putih dua kali seminggu selama tujuh tahun dapat menurunkan risiko terkena kanker paru-paru sebesar 44%.
Dalam riset ini, tim peneliti melakukan wawancara dengan 1.424 pasien kanker paru-paru dan 4.543 orang sehat. Mereka ditanya soal gaya hidup dan pola makan, termasuk kebiasaan mengkonsumsi bawang putih.
Bawang putih mengadung senyawa organo-sulfur yang terbukti efektif menghancurkan sel-sel pada glioblastoma, yakni sejenis tumor otak yang mematikan.
Dalam Jurnal Cancer, para ilmuwan Medical University of South Carolina melaporkan, tiga senyawa itu adalah diallyl sulfide (DAS), diallyl disulfide (DADS), dan diallyl trisulfide (DATS). Ketiganya ampuh dalam memberantas sel-sel kanker otak, tetapi DATS dinilai paling efektif.
Sejumlah ilmuwan dari Departemen Urologi, RS Persahabatan China-Jepang di Beijing, mengadakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara konsumsi sayuran allium dan risiko kanker prostat.
Hasilnya menunjukkan, asupan sayuran allium (terutama bawang putih) mampu menurunkan risiko kanker prostat. Hasil studi sudah dipublikasikan dalam The Asian Pacific Journal of Cancer Prevention (May 2013). Selain bawang putih, umbi dan daun bawang merah juga termasuk sayuran allium.
2. Mengobati Penyakit Jantung
Seperti dijelaskan, bawang putih mengandung DATS yang memberi perlindungan setelah serangan jantung atau selama operasi jantung. Bahkan para peneliti di Emory University School of Medicine meyakini, DATS dapat digunakan sebagai pengobatan untuk gagal jantung.
Dalam percobaan menggunakan tikus, tim peneliti menemukan bahwa usai serangan jantung, tikus yang menerima asupan DATS memiliki risiko lebih kecil mengalami kerusakan jantung (hingga 61%) daripada tikus-tikus yang tidak diobati.
Hasil penelitian lainnya, yang dipublikasikan dalam Journal of Agriculture and Food Chemistry, juga menunjukkan hal serupa. Asupan bawang putih dapat membantu melindungi pasien diabetes dari kardiomiopati.
Kardiomiopati adalah penyebab utama kematian yang dialami para penderita diabetes. Ini adalah penyakit kronis miokardium (otot jantung), yang secara tidak normal menebal, membesar, dan / atau kaku.
Namun, sama seperti penelitian pertama, riset ini juga dilakukan terhadap tikus. Jadi, diperlukan penelitian lebih mendalam, terutama dengan melibatkan manusia sebagai objeknya.
3. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke menjadi pembunuh terbesar di dunia. Tekanan darah tinggi (hipertensi) menjadi salah satu penyebab utamanya.
Hasil penelitian menunjukkan, asupan bawang putih secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Para ilmuwan yang melakukan penelitian ini antara lain Dhawan V dan Jain S (2005), Sobenin IA dkk (2008), serta Ried K dkk (2010). Semuanya menggunakan objek manusia.
Ashraf R dkk juga pernah meneliti efektivitas bawang putih dalam menurunkan tekanan darah tinggi. Disimpulkan, asupan 600-1.500 mg ekstrak bawang putih selama 24 minggu sama efektifnya dengan obat Atenolol dalam mengurangi tekanan darah tinggi.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, tim peneliti menyarankan agar porsi bawang putih sebanyak 4 siung per hari. Hasil penelitian Ashraf R dkk ini diterbitkan dalam Pakistan Journal of Pharmaceutical Science (September 2013).
4. Menurunkan Kolesterol
Asupan bawang putih dapat menurunkan kolesterol tinggi, khususnya LDL (kolesterol jahat), hingga 10-15% (Journal of the Royal College of Physicians of London. Jan-Feb 1994).
Namun sejumlah ilmuwan mengatakan, bawang putih tidak memberi efek signifikan terhadap kadar HDL (kolesterol baik) maupun kadar trigliserida atau lemak darah (Nutrition Reviews. May 2013).
Penelitian terbatas pernah dilakukan para ilmuwan Universitas Ankara, Turki. Riset ini melibatkan 23 sukarelawan yang mengidap kolesterol tinggi, 13 di antaranya juga mengidap tekanan darah tinggi. Tim peneliti membagi sukarelawan dalam dua kelompok, yaitu:
- Kelompok I: Kolesterol tinggi, tekanan darah normal
- Kelompok II: Kolesterol tinggi, hipertensi (tekanan darah tinggi)
Selama empat bulan, para sukarelawan diberi ekstrak bawang putih secara teratur, lantas diperiksa lemak darah, serta fungsi ginjal dan hati.
Pada akhir bulan keempat, para peneliti menyimpulkan, ekstrak bawang putih dapat meningkatkan profil lemak darah, memperkuat potensi antioksidan darah, dan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Dengan kata lain, ekstrak bawang putih dapat mengurangi kadar kolesterol tinggi, serta menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil penelitian sudah dipublikasikan dalam The Journal of Nutritional Biochemistry.
5. Mengatasi Liver Rusak akibat Alkohol
Orang yang terbiasa minum minuman beralkohol, termasuk miras, berpotensi mengalami kerusakan pada liver atau hati. Para ilmuwan di Shandong University, China, kemudian mencoba mencari tahu apakah DADS mampu melindungi liver orang-orang yang terkena akibat dari miras.
Hasil penelitian membuktikan, DADS mampu melindungi kerusakan liver akibat pengaruh alkohol, terutama etanol. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Biochimica et Biophysica Acta.
6. Mencegah Alzheimer dan Demensia
Bawang putih mengandung antioksidan yang mendukung mekanisme perlindungan tubuh terhadap kerusakan oksidatif. Kerusakan oksidatif akibat radikal bebas ini memberikan kontribusi pada proses penuaan (The Journal of Nutrition. March 2001).
Asupan bawang putih dosis tinggi terbukti bisa meningkatkan enzim-enzim yang bersifat antioksidan pada manusia, serta secara signifikan mengurangi stres oksidatif pada mereka yang memiliki tekanan darah tinggi (Gerontology Journal. May 2008).
Efek gabungan antara penurunan kadar kolesterol dan tekanan darah, serta sifat antioksidan ini bisa mengurangi risiko gangguan otak seperti penyakit alzheimer dan demensia (The Journal of Nutrition. March 2006).
7. Mencegah Kelahiran Prematur
Infeksi mikroba selama kehamilan dapat meningkatkan risiko wanita melahirkan secara prematur. Para ilmuwan Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia mempelajari dampak makanan pada infeksi antimikroba dan risiko kelahiran prematur.
Ronny Myhre dan rekan-rekan berkonsentrasi pada sayuran allium dan buah-buahan kering. Sebab kedua jenis makanan ini sering disebut dalam literatur dapat mengurangi risiko kelahiran prematur.
Tim peneliti lalu melakukan penggalian data terhadap 18.888 wanita di Norwegian Mother and Child Cohort. Lima persen (950 wanita) di antaranya melahirkan secara prematur.
Dari hasil investigasi ini, ternyata wanita yang melahirkan secara normal memang rutin menyantap buah kering dan sayuran allium. Hasil penelitian telah dipublikasikan dalam Journal of Nutrition.
8. Menyehatkan Tulang
Para peneliti dari dua kampus di Inggris, yakni King’s College London dan Unversitas of East Anglia, pernah menulis hasil risetnya dalam Jurnal BMC Musculoskeletal Disorders.
Disebutkan bahwa perempuan yang biasa mengkonsumsi sayuran allium (termasuk bawang putih) memiliki tulang lebih kuat. Mereka jarang mengalami osteoarthritis atau radang kronis pada sendi, terutama pada tulang panggul.
Penelitian ini dilakukan terhadap 1.000 orang perempuan, dengan mengamati kebiasaan menyantap sayuran allium serta potensi mengalami osteoarthritis pada panggul.
Studi lain pernah mengungkap hubungan antara asupan bawang putih dan keropos tulang. Objeknya memang bukan manusia, melainkan tikus.
Hasilnya hampir sama, di mana asupan bawang putih bisa meningkatkan kadar estrogen pada wanita sehingga memperkecil risiko tulang keropos (Phytotherapy Research. May 2006).
9. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Bawang putih dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Bahan pangan ini bisa memerangi sejumlah penyakit, termasuk pilek.
Hasil penelitian menunjukkan, asupan bawang putih setiap hari selama 12 minggu dapat mengurangi potensi pilek hingga 63%. Asupan bawang putih juga dapat mempercepat penyembuhan pilek dari 5 hari menjadi 1,5 hari. (Advances in Therapy. Jul-Aug 2001).
Studi lain membuktikan bahwa asupan dosis tinggi ekstrak bawang putih (2,56 gram / hari) dapat mengurangi jumlah hari sakit pilek / flu hingga 61% (Clinical Nutrition Journal. June 2012).
10. Detoksifikasi racun dalam tubuh
Senyawa organo-sulfur pada bawang putih terbukti mampu melindungi organ dari kerusakan akibat racun logam berat. Sebab bawang putih memiliki kemampuan mendetoksifikasi logam berat dalam tubuh.
Kianoush S dkk pernah mengadakan penelitian terhadap para pekerja pabrik aki mobil yang terpapar timbal secara berlebihan. Hasil riset menunjukkan bahwa asupan bawang putih mampu mengurangi kadar timbal dalam darah hingga 19% (Basic and Clinical Pharmacology and Toxicology. May 2012).
11. Sebagai Penambah Energi
Sejak era Yunani Kuno, bawang putih sudah digunakan para atlet Olimpiade. Bawang putih dianggap sebagai penambah energi dan kekuatan para atlet.
Di era modern, penelitian mengenai hal itu baru dilakukan terhadap tikus, dan memang terbukti bisa menambah energi dan kekuatan. Masih sedikit sekali penelitian serupa terhadap manusia.
Tapi studi yang dilakukan Morihara N dkk (2007) menunjukkan bahwa kelelahan setelah berolahraga dapat dikurangi dengan mengkonsumsi bawang putih.
C. Efek Samping Bawang Putih
Apakah bawang putih aman dikonsumsi langsung? Bawang putih sangat aman bagi sebagian besar orang, jika dikonsumsi secara tepat. Sebab sudah ada penelitian tentang asupan bawah putih secara rutin selama tujuh tahun, dan terbukti aman.
Usai makan bawang putih, mulut dan keringat memiliki bau yang hampir sama seperti apa yang baru saja dimakannya.
Dalam beberapa kasus, ada orang yang mengalami alergi allium. Gejalanya: mulut dan perut terasa panas, mulas, mual, muntah, bahkan diare.
Jika digunakan pada kulit, bawang putih mungkin juga aman. Gel, pasta, serta obat kumur berbahan bawang putih sudah lama diproduksi dan aman.
Tetapi ketika bawang putih mentah dioleskan ke kulit, bisa saja menyebabkan kerusakan kulit. Mirip luka bakar, atau setidaknya iritasi. Karena itu, sebaiknya jangan mengoleskan bawang putih mentah langsung ke kulit.
Peringatan Khusus
Dari berbagai literatur, sejumlah ahli memberi peringatan khusus agar tidak mengkonsumsi bawang putih bagi orang-orang dalam kondisi tertentu, antara lain:
1. Wanita hamil dan menyusui
Bawang putih sebenarnya aman dikonsumsi oleh wanita hamil dan menyusui. Tapi hanya dibolehkan dalam makanan (sebagai bahan penyedap) dan dalam jumlah wajar. Tetapi mungkin tidak aman jika digunakan sebagai obat selama masa kehamilan dan menyusui.
2. Anak-anak:
Bawang putih mungkin aman dikonsumsi anak-anak sebagai obat jangka pendek. Namun tidak aman jika diminum dalam dosis besar dan dalam waktu lama. Bahkan beberapa sumber menyebut bawang putih dosis tinggi bisa berakibat fatal bagi anak-anak.
Namun belum ada alasan ilmiah mengenai hal ini. Selain itu, tak ada laporan detail soal efek samping secara signifikan atau kasus kematian pada anak-anak akibat mengkonsumsi bawang putih.
3. Penderita diabetes
Bawang putih bisa menurunkan kadar gula dalam darah. Secara teori, mengonsumsi bawang putih bisa membuat kadar gula darah terlalu rendah bagi penderita diabetes, dan itu sangat berbahaya.
4. Penderita tekanan darah rendah
Bawang putih dapat menurunkan tekanan darah. Secara teori, asupan bawang putih bisa membuat tekanan darah menjadi terlalu rendah. Ini berbahaya bagi penderita tekanan darah rendah.
5. Masalah perut / pencernaan
Bawang putih dapat mengiritasi saluran gastrointestinal. Jika Anda mempunyai masalah / gangguan perut atau pencernaan, sebaiknya konsultasi dengan dokter jika mau mengkonsumsi bawang putih.
6. Kondisi jelang operasi
Bawang putih bisa memperpanjang pendarahan dan mengganggu tekanan darah. Bawang putih juga dapat menurunkan kadar gula darah. Karena itu, jangan mengonsumsi bawang putih setidaknya dua minggu sebelum operasi dilakukan.
D. Tips Konsumsi Bawang Putih
Sebagai penyedap makanan, bawang putih punya sifat yang dominan. Begitu dicampurkan, makanan atau minuman akan terpengaruh rasanya.
Bawang putih bisa membuat citarasa masakan secara keseluruhan menjadi lezat / gurih. Tidak heran jika hampir semua masakan menggunakan bawang putih. Ia sering ditambahkan pada saus, atau masakan jenis sup, tumis, gulai, semur, sambal goreng, dan sebagainya.
Cara termudah untuk memperoleh manfaat bawang putih adalah mencampurnya dalam masakan; apapun jenis masakannya. Mulai dari sup, semur, tumis, gulai, soto, oseng-oseng, salad, saus, dan lain-lain.
Ada beberapa cara mencampurkan bawang putih dalam masakan, antara lain:
- Bawang putih utuh langsung dimasukkan dalam masakan. Jika dimasak cukup lama, bawang putih akan luruh, dan mengeluarkan zat-zat yang penting bagi kesehatan.
- Bawang putih dimemarkan, kemudian siap dimasak dalam menu tumis.
- Bawang putih diiris tipis-tipis, kemudian digoreng, dan ditaburkan dalam masakan berkuah, misalnya sup.
Masih ada berbagai cara penyajian bawang putih, misalnya:
- Bawang putih diparut, cocok sebagai dressing untuk salad.
- Bawang putih diiris, kemudian ditaburkan dalam gorengan.
- Bawang putih dikeringkan dulu, kemudian digiling menjadi bubuk. Taburkan dalam popcorn, bakwan, dan makanan lainnya.
Tidak sedikit pula yang mengkonsumsi bawang putih secara langsung, alias tidak dimasukkan dalam masakan. Hal ini terutama dilakukan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit tertentu.
Jika tahan dengan baunya, Anda bisa mengkonsumsinya secara langsung. Apabila tak tahan dengan baunya, beberapa siung bawang putih segar dimemarkan, lalu dicampur dengan minyak zaitun dan sedikit garam. Bisa juga ditambah madu.
E. Tips Penyimpanan Bawang Putih
Dibandingkan dengan jenis sayuran lainnya, bawang putih memiliki daya simpan relatif lebih lama. Jika disimpan ala kadarnya dalam rak dapur, misalnya, ia bisa bertahan selama satu minggu.
Namun kalau disimpan dengan teknik tertentu, bawang putih bisa bertahan lebih lama. Berikut ini beberapa tips penyimpanan bawang putih agar lebih awet dan tahan lama:
1. Disimpan dalam suhu kamar
Bawang putih dalam kondisi utuh (belum dikupas) disimpan dalam suhu kamar, pada tempat kering dan gelap. Cara ini dapat membuat bawang putih tetap segar dan awet dalam waktu lama. Tempat penyimpanan bisa berupa wadah yang terbuat dari anyaman bambu atau rotan.
2. Disimpan dalam mesh bag
Bawang putih dalam kondisi utuh disimpan dalam mesh bag atau tas jaring. Jika tidak ada mesh bag, Anda bisa menggunakan paperbag yang dilubangi secara merata.
Simpan dalam tempat yang gelap dan kering. Teknik ini dapat membuat bawang putih awet hingga beberapa bulan. Jika bonggol bawang putih dikupas (menjadi beberapa siung), daya tahan hanya 3-10 hari.
3. Disimpan dalam kulkas
Ada dua cara yang bisa dilakukan saat menyimpan bawang putih dalam kulkas, yakni:
- Bawang putih dikupas, kemudian masukkan ke dalam wadah kedap udara, dan simpan dalam kulkas.
- Bawang putih dikupas dan diiris-iris. Masukkan dalam wadah kedap udara, simpan dalam kulkas.
Cara ini bisa membuat bawang putih bertahan selama 2-3 minggu.
4. Diawetkan dengan cuka dan garam
Bawang putih dikupas, tak perlu dipotong atau diiris. Tuangkan ke dalam toples kaca. Tambahkan larutan cuka dan sedikit garam. Tutup toples rapat-rapat, lalu simpan di tempat gelap dan kering.
Setelah 3 minggu, pindahkan isi toples ke dalam botol kaca dengan penutup gabus. Simpan dalam lemari es (bukan di freezer). Bawang putih bisa bertahan hingga 3-5 bulan dalam kondisi bagus.
Itulah beberapa manfaat bawang putih untuk kesehatan, dilengkapi kandungan gizi, efek samping, cara konsumsi, dan tips penyimanannya. Semoga bermanfaat. (*)